81
sehingga terjadi suatu interaksi yang menghasilkan model baru dan rasa yang lebih dinamis. Dalam musik populer Batak Toba, alat musik saksofon fungsi utamanya
adalah membawa melodi antara frase-frase vokal yang kosong.
2.11 Fungsi Sosiobudaya
Di dalam antropologi, teori fungsi didasarkan kepada teori belajar learning theory. Proses belajar adalah ulangan-ulangan dari reaksi-reaksi organisme
terhadap gejala-gejala dari luar dirinya sedemikian rupa, sehingga salah satu kebutuhan nalurinya dapat dipuaskan. Teori ini sering juga disebut teori S-D-R
stimulus-drive-reaction. Teori ini pada prinsipnya menyatakan bahwa segala aktivitas kebudayaan sebenarnya bermaksud memuaskan suatu rangkaian dan
kebutuhan-kebutuhan naluri manusia yang berhubungan dengan kehidupannya, misalnya: kesenian timbul karena pada mulanya manusia hendak memuaskan
kebutuhan nalurinya akan keindahan; ilmu pengetahuan timbul karena kebutuhan naluri manusia untuk selalu ingin tahu. Dalam konteks seni musik popular
Batak Toba, seni ini muncul karena berbagai kebutuhan dalam budaya Batak Toba. Di dalam teori antropologi, ada dua aliran fungsionalisme, yaitu aliran
Malinowski, yang mengemukakan fungsi timbul karena kebutuhan biologis manusia. Yang kedua adalah aliran Radcliffe-Brown yang mengemukakan bahwa
fungsi berkaitan dengan struktur sosial masyarakat. Bahwa struktur sosial itu hidup terus sedangkan individu-individu dapat berganti setiap waktu. Radcliffe-
Brown yang melihat fungsi ini dari sudut sumbangannya dalam suatu masyarakat, mengemukakan bahwa fungsi adalah sumbangan dari suatu bagian
aktivitas terhadap aktivitas secara keseluruhan di dalam sistem sosial
Universitas Sumatera Utara
82
masyarakatnya, untuk mencapai tingkat harmoni atau konsistensi internal Radcliffe-Brown 1951:181.
By the definition here offered function is the contribution which a partial activity makes of the total activity of which it is a part. Tha
function of a particular social usage is the contribution of it makes to the total social life as the functioning of the total social system. Such a view
implies that a social system ... has a certain kind of unity, which we may speak of as a functional unity. We may define it as a condition in
which all parts of the social system work together with a sufficient degree of harmony or internal consistency, i.e., without producing persistent
conflicts which can neither be resolved not regulated.
Fungsi menunjukkan proses kehidupan sosial atau aktivitas komunikasi bagi kelangsungan hidup struktur sosial yang mewadahinya dalam sebuah sistem.
Sebaliknya, suatu proses kehidupan sosial atau aktivitas suatu masyarakat comunity dapat dikatakan tidak fungsional apabila aktivitas tersebut tidak mampu
lagi memberikan sumbangan bagi sistem sosialnya. Dalam keadaan ini, kesenian dalam kehidupan sosial dalam penelitian ini musik popular Batak Toba, dapat
dipandang sebagai bagian dari proses kehidupan sosial yang berperan bagi kelangsungan kehidupan budaya masyarakat Batak Toba di Sumatera Utara.
Untuk mengamati suatu genre seni tentu saja tidak bisa dilepaskan dari keberadaan masyarakat pendukungnya. Dalam hal ini Malinowski, seorang tokoh
antropolgi dalam bidang fungsionalisme, menyatakan bahwa fungsi bukan hanya sekedar hubungan praktis tetapi juga bersifat integratif, dalam arti mempunyai
fungsi hubungan dengan lingkungan alam yang berkaitan dengan kompleksitasnya Malinowski 1987:165-171.
Soedarsono yang melihat fungsi seni terutama dari hubungan praktis dan integratifnya, merreduksinya menjadi tiga fungsi utama, yaitu: 1 untuk
Universitas Sumatera Utara
83
kepentingan sosial atau sarana upacara; 2 sebagai ungkapan perasaan pribadi yang dapat menghibur diri; dan 3 sebagai penyajian estetis.
Menurut Merriam musik dipergunakan dalam situasi tertentu yang menjadi bagian darinya, fungsi ini dapat atau tidak dapat menjadi fungsi yang lebih dalam.
Dia memberikan contoh, jika seseorang menggunakan nyanyian untuk kekasihnya, maka fungsi musik seperti itu dapat dianalisis sebagai kontinuitas dan
kesinambungan kelompok biologis keturunan. Mekanismenya adalah seperti penari, pembaca doa, ritual yang diorganisasikan, dan kegiatan-kegiatan
seremonial. Penggunaan menunjukkan situasi musik dipakai dalam kegiatan manusia; sedangkan fungsi memperhatiakn pada sebab yang ditimbulkan oleh
pemakaiannya, dan terutama tujuan-tujuan yang lebih jauh dari apa yang dilayaninya.
Berkaitan dengan musik popular Batak Toba, penggunaannya adalah untuk memeriahkan suasana pesta perkawinan; memeriahkan suasana pesta rakyat
misalnya Pesta Rakyat Danau Toba, untuk mengiringi upacara kematian baik saur matua atau tidak, untuk mencari pencaharian, untuk memeriahkan suatu
kegiatan seperti: seminar, lokakarya, peresmian gedung, kepentingan pariwisata, pendidikan, pengiring wisuda, dan lainnya, terutama yang berkaitan dengan
identitas budaya Batak Toba. Contoh kasus, adalah pesta perkawinan Bupati Tapanuli Utara Periode 1990-an
yaitu Pak Sinaga, yang mengundang pemusik Booster Latin yang menyanyikan lagu-lagu Batak Toba. Pesta perkawinan ini dilangsungkan di Hotel Danau Toba
Internasional. Di luar masyarakat Batak Toba, musik populer Batak ini juga disenangi oleh masyarakat etnik lainnya di Sumatera Utara. Misalnya saja ketika
puteri Bapak Drs. Akmal Hasibuan, Direktur Utama Perusahaan Terbatas
Universitas Sumatera Utara
84
Perkebunan Nusantara PTPN III, tahun 2004 ini, melangsungkan acara perkawinan, ia mengundang dua penyanyi populer Batak Toba dari ibukota Jakarta,
yaitu Jack Marpaung dan Ucok Amigos, mereka menyanyikan lagu-lagu Batak Toba seperti Tao Toba, Sitogol, Surat Narara, dan lain-lainnya. Namun dalam
konteks ini Drs. Akmal Hasibuan juga mengundang beberapa pemusik Melayu atau dangdut Sumatera Utara. Dengan demikian musik populer Batak Toba difungsikan
dalam pesta perkawinan. Di Sumatera Utara musik populer Batak Toba ini tetap eksis karena
terutama kegunaannya untuk memeriahkan suasana pesta orang-orang di kedai- kedai minuman baik yang tidak mengandung alkohol ataupun yang
mengandung alkohol dan makanan. Fungsinya dalam konteks ini adalah menghibur pengunjung lewat satu genre seni hiburan--dalam bentuknya menyanyi
sambil menari secara berpasangan atau berkaraoke. Kegiatan seperti ini misalnya saja seperti yang dilakukan di hotel-hotel di Kota Parapat, yang mengadakan
hiburan-hiburan setiap malam. Untuk kegiatan-kegiatan seperti seminar, lokakarya, peresmian gedung,
pariwisata biasanya hanya disajikan beberapa lagu populer Batak Toba saja, terutama yang telah dikenal luas, baik masyarakat Batak maupun di luarnya.
Fungsi lainnya musik populer Batak Toba adalah untuk kepentingan bisnis, baik dalam tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Fungsi ini berkaitan erat
dengan konsep perdagangan bebas dunia, yang menganut sistem pasar terbuka atau lazimnya disebut liberalisasi. Keadaan ini sangat menguntungkan fihak-fihak yang
memiliki modal besar. Mereka inilah yang siap mengatur dan mendistribusikan polarisasi musik populer seluruh Dunia, tak terkecuali musik populer Batak Toba.
Sistem semikian ini dikelola dalam konteks kapitalisame dunia. Tujuan utamanya
Universitas Sumatera Utara
85
untuk mencari untung yang sebesar-besarnya, dengan modal sekecil-kecilnya. Dalam konteks ini, musik populer Batak Toba umumnya diterbitkan dan diedarkan
dari Jakarta, sedangkan prosesnya bias di Jakarta atau bias pula di Kota Medan atau kota-kota lainnya di Sumatera Utara.
Fungsi lainnya musik populer Batak Toba adalah sebagai ekspresi identitas kultural masyarakat Batak Toba atau masyarakat Batak lainnya. Hal ini terasa jelas
bahwa setiap kegiatan yang berkaitan dengan unsure budaya Batak Toba, selalu menyertakan genre musik populer ini, terutama mereka yang berada di perkotaan.
Bahwa musik populer dianggap sebagai simbol dari status modern dan sekali gus tradisi budaya yang menjadi identitas masyarakat Batak Toba itu sendiri. Modern
dalam pengertian terbuka, toleran, mengambil unsur asing yang dianggp menjadi kebanggaan, tanpa harus hilang jati dirinya.
Fungsi lain musik populer Batak Toba adalah untuk membina kerukunan antara sub masyarakat Batak. Dalam masyarakat Batak, yang terdiri dari beberapa
sub, seperti: Mandailing-Angkola, Batak Toba, Simalungun, Karo, dan Pakpak- Dairi. Selain mereka memiliki berbagai perbedaan, mereka juga memiliki berbagai
kesamaan, yang diantaranya diekspresikan dalam budaya musik populer Batak atau Tapanuli. Dalam lagu-lagu ini sering juga selain lagu populer Batak dicipta lagu-
lagu populer sub Batak lainnya. Hal ini menunjunkkan solidaritas di antara mereka. Fungsi lainnya musik populer Batak Toba menurut peneliti adalah untuk
kesinambungan kebudayaan. Masyarakat Batak Toba menyadari akan masa depan budaya mereka. Di saat yang sama globalisasi ataupun internasionalisasi begitu
gencarnya masuk ke dalam kebudayan mereka. Selain itu, untuk menghindar atau melakukan puritanisasi juga tidak mungkin. Salah satu upayanya adalah
menciptakan musik populer dan juga melakukan kontinuitas budaya tradisinya,
Universitas Sumatera Utara
86
yang terbentuk dalam musik populer Batak Toba. Dengan demikian fungsi musik populer Batak Toba sangat berkaitan erat dengan eksistensi kebudayaan Batak
Toba. Selanjutnya kita kaji struktur musik populer Batak Toba.
2.12 Apresiasi