Perhitungan Gorong-Gorong pada Sta 28+600

162 4.8 Perhitungan Gorong-Gorong pada Sta 28+600 1. Menentukan debit air pada gorong-gorong a. Perhitungan waktu konsentrasi  Perkerasan dan bahu jalan Tabel 2.32  Perkerasan s = 2, nd = 0,013  Bahu jalan s = 4, nd = 0,20  Inlet time t 1 167 , 1 28 , 3 3 2      s nd x L x x t 167 , ker 02 , 013 , 7 28 , 3 3 2        x x x t asan per = 1,46 menit 167 , 04 , 20 , 2 28 , 3 3 2        x x x t jalan bahu = 1,67 menit t 1 = 1,46 + 1,67 = 3,13 menit  Pemukiman s = 2 , nd = 0,20  Inlet time t 1 167 , 1 28 , 3 3 2      s nd x L x x t 167 , 02 , 20 , 30 28 , 3 3 2        x x x t persawahan = 2,95 menit Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 163  Flow time t 2 V L t 60 2  8 , 1 . 60 100  = 0,926 menit Jadi, waktu konsentrasi Tc, dengan menggunakan Persamaan 2.74 : Tc = t 1 + t 2 = 3,13 + 2,95 + 0,926 = 7,006 menit b. Perhitungan intensitas curah hujan Dari perhitungan di atas Tc sebesar 7,006 menit, didapatkan I rencana = 162 mmjam dari Gambar 2.19 pada kurva basis dengan cara diplotkan harga Tc kemudian ditarik garis lurus ke atas sampai memotong intensitas hujan kurva basis rencana I rencana . c. Menentukan koefisien pengaliran  Perkerasan dan bahu jalan - Luas daerah A 1 perkerasan = 14 x 100 = 1400 m 2 A 2 bahu jalan = 2 x 100 = 200 m 2 A gabungan = 1600 m 2 - Koefisien pengaliran C didapatkan pada Tabel 2.34 : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 164 C perkerasan = 0,70 C bahu jalan = 0,20 - Koefisien pengaliran gabungan C gab. menggunakan Persamaan 2.77 : 2 1 2 2 1 1 . . A A A C A C C total    1600 200 . 20 , 1400 . 70 ,   = 0,63  Pemukiman - Luas daerah A pemukiman = 30 x 100 = 3000 m 2 - Koefisien pengaliran C didapatkan pada Tabel 2.34 : C pemukiman = 0,45 - Koefisien pengaliran gabungan C gab. menggunakan Persamaan 2.77 : 1 1 1 . A A C C total  45 , 3000 3000 . 45 ,   d. Perhitungan debit air Q menggunakan Persamaan 2.79 :  Perkerasan dan bahu jalan A I C Q 6 , 3 1  6 10 . 1600 . 162 . 63 , . 6 , 3 1   Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 165 = 0,045 m 3 det  Pemukiman A I C Q 6 , 3 1  6 10 . 3000 . 162 . 45 , . 6 , 3 1   = 0,06 m 3 det Q total = 0,045 m 3 det + 0,06 m 3 det = 0,105 m 3 det V pada gorong-gorong direncanakan = 0,4 mdt Gambar.4.29 dimensi Gorong-Gorong  Luas penampang gorong-gorong menggunakan Persamaan 2.88 : gorong Gorong pada V saluran Q A   4 , 105 ,  = 0,262 m 2 t h T S D  Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 166  Luas penampang gorong-gorong menggunakan Persamaan 2.89 : 2 4 D A   14 , 3 262 , . 4  D = 0,57 m  Tinggi gorong-gorong tergenang air menggunakan Persamaan 2.97 : D h 8 ,  = 0,8 . 0,57 = 0,45 m  Ketebalan gorong-gorong menggunakan Persamaan 2.90 : 10 1  t D + 0,01 sd 0,03 m 10 1  . 0,57 + 0,02 = 0,07 m  Ketebalan pondasi gorong-gorong menggunakan Persamaan 2.91 : T = 0,2 sd 0,3 m = diambil 0,25 m  Lebar pondasi gorong-gorong menggunakan Persamaan 2.92 : S = 0,2 sd 0,3 m + D + 0,3 sd 0,45 m = 0,23 + 0,57 + 0,40 = 1,20 m Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 167 Syarat :        D D h 5 , 5 , cos 1  .....................................................................pers 2.93        57 , . 5 , 57 , . 5 , 45 , cos 1 = 54,62 ˚      tan 5 , 180 1 . 4 2 2 D h D F           ..........................................pers 2.94               62 , 54 tan 57 , . 5 , 45 , 180 62 , 54 1 . 4 57 , . 2 2  = 0,187 m 2 180 1     D O ...........................................................................pers 2.95 180 62 , 54 1 57 , . 14 , 3    = 1,25 m O F R  .............................................................................................pers 2.96 25 , 1 187 ,  = 0,149 m Menghitung kemiringan saluran yang direncanakan, koefisien kekasaran manning n = 0,014 Tabel 2.33 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 168 2 1 3 2 1 I R n V  ..............................................................................pers 2.73 2 3 2 .      R n V I 2 3 2 149 , 014 , . 4 ,      I = 0,000397  Perhitungan elevasi dasar gorong-gorong Sta 28+600 - Pada Sta 28+600 Elv. Sta 28+600 = +2,010 Tebal perkerasan aspal = 0,10 m Elv. Bibir saluran = +2,010 – 0,10 = +1,910 Elv. Muka air saluran = +1,910 – 0,75 = +1,160 Elv. Dasar saluran = +1,910 – 1,50 = +0,410 Maka, Elv. dasar gorong-gorong Sta 28+600 = +0,410 + 0,07 = +0,417 Dari perhitungan di atas maka dimensi gorong-gorong pada Sta 28+600 dapat dilihat pada Gambar 4.30 berikut ini : t = 0,07 m h = 0,45 m T = 0,25 m S = 1,20 m D= 0,57 m   62 , 54  +0,407 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 169 Gambar.4.30 Elevasi dan Dimensi Gorong-Gorong Pada Sta 28+600 Tabel. 4.38 Hasil Perhitungan Dimensi Gorong-Gorong No Sta Q m 3 dt T m D m t m h m i rencana 1 28+600 0,105 0,25 0,57 0,07 0,45 0,000397 Sumber : Hasil Analisa Perhitungan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 170

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Perencanaan perkerasan jalan di atas tanah lunak yang menggunakan perkerasan lentur flexible pavement dan geotekstil sebagai perkuatan untuk ruas jalan Gresik – Lamongan Sta 27+250 – 32+550 pada tugas akhir ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kebutuhan kuat tarik geotekstil pada perencaanaan jalan di Gresik- Lamongan adalah 3 lapis geotekstil polypropylene woven UW-200 anyaman dengan kuat tarik ijin 42 kNm. Total kebutuhan kuat tarik geotekstil dari hasil perhitungan 3 stabilitas timbunan sebesar 81,48 kNm, maka geotekstil jenis polypropylene woven UW-200 sudah memenuhi kebutuhan yang diperlukan. Pelaksanaan pemasangan di lapangan adalah sebagai berikut : - Pemasangan geotekstil ini dihamparkan di atas tanah dasar yang sudah diratakan di sepanjang pelebaran jalan yang sudah direncanakan, karena digunakan 3 lapis geotekstil UW-200, dalam pelaksanaannya geotekstil dijahit dengan bentuk pelipit jahitan tipe “J” dengan nilai efisiensi 0,50 – 0,75 dan keketatan tanah terjamin. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH DENGAN MENGGUNAKAN STABILISASI KAPUR UNTUK PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DI RUAS JALAN GRESIK-LAMONGAN (Sta. 27+ 250 – Sta. 32 + 550).

0 0 116

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN BLITAR - SRENGAT (STA 3+450 - STA 10+520) DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN.

0 1 146

PERBANDINGAN TEBAL PERKERASAN KAKU PADA RUAS JALAN BANGKALAN-KETAPANG (Sta .60+15 - Sta. 60+550) DITINJAU DARI VARIASI STABILISASI TANAH.

0 1 96

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE KONSTRUKSI BERTAHAP PADA RUAS JALAN DURENAN-BANDUNG-BESUKI PADA STA 171+550 – 182+350 DI KABUPATEN TULUNGAGUNG.

17 57 134

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN BLITAR – SRENGAT STA 3+450 SAMPAI STA 10+350 DENGAN METODE AASHTO.

1 13 125

PENURUNAN STRUKTUR REL KERETA API DI ATAS TANAH LUNAK DENGAN PERKUATAN GEOSINTETIK

0 6 120

GEOSINTETIK UNTUK PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DI ATAS TANAH LUNAK DI GRESIK-LAMONGAN Sta 27+ 250 –32 + 550

0 0 22

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE KONSTRUKSI BERTAHAP PADA RUAS JALAN DURENAN-BANDUNG-BESUKI PADA STA 171+550 – 182+350 DI KABUPATEN TULUNGAGUNG TUGAS AKHIR - PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE KONSTRUKSI BERTAHAP PADA RUAS JALAN DURENA

0 0 19

PERBANDINGAN TEBAL PERKERASAN KAKU PADA RUAS JALAN BANGKALAN-KETAPANG (Sta .60+15 - Sta. 60+550) DITINJAU DARI VARIASI STABILISASI TANAH TUGAS AKHIR - PERBANDINGAN TEBAL PERKERASAN KAKU PADA RUAS JALAN BANGKALAN-KETAPANG (Sta .60+15 - Sta. 60+550) DITINJA

0 0 18

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN TUGU NANAS – SIMPANG MEO PRABUMULIH PROVINSI SUMATERA SELATAN STA 0+000 – STA 5+250

0 0 21