Saluran Tepi Permukaan Drainase permukaan adalah sistem drainase yang berhubungan

70 b. Menjaga permukaan jalan selalu kering, sehingga lapisan perkerasan jalan selalu kedap air. c. Menjaga kekuatan tanah dasar agar nilai daya dukung tanah dasarnya stabil.

2.6.1 Saluran Tepi Permukaan Drainase permukaan adalah sistem drainase yang berhubungan

dengan pengendalian air akibat hujan. Permukaan perkerasan jalan dibuat dengan kemiringan tertentu dengan tujuan agar air hujan dapat mengalir dari permukaan perkerasan ke drainase secara cepat. Kemiringan bahu jalan diambil 2 lebih besar dari pada kemiringan permukaan jalan. Besarnya kemiringan melintang normal untuk perkerasan dan bahu jalan dapat dilihat pada Tabel 2.26 berikut : Tabel 2.26 Kemiringan Melintang Normal Perkerasan dan Bahu Jalan Jenis Lapis Pemukaan Jalan Kemiringan Melintang Normal i Beraspal, Beton Kerikil Japat dan Tanah 2 - 3 3 - 6 4 - 6 Sumber : Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan SNI 03-3424-1994, hal 5 Kemiringan melintang normal pada daerah datar dan lurus, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.18. Bahu Jalan Perkerasan Jalan Bahu Jalan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 71 Gambar 2.18 Kemiringan Melintang Normal Pada Daerah Datar dan Lurus Kecepatan aliran dan kemiringan pada selokan samping jalan dipengaruhi oleh jenis material yang digunakan, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2.27 dan Tabel 2.28 : Tabel 2.27 Kecepatan Aliran yang Diijinkan Berdasarkan pada Jenis Material Jenis Bahan Kecepatan Aliran Air yang Diijinkan mdt Pasir Halus 0,45 Lempung kepasiran 0,50 Lanau arivial 0,60 Kerikil halus 0,75 Lempung kokoh 0,75 Lempung padat 1,10 Kerikil kasar 1,20 Batu-batu besar 1,50 Pasangan batu 1,80 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 72 Beton 3,00 Beton bertulang 3,00 Sumber : Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan SNI 03-3424-1994 Tabel 2.28 Hubungan Kemiringan Selokan Samping Jalan i dan Jenis Material Jenis Material Kemiringan Selokan Samping i Tanah asli 0 – 5 Kerikil 5 – 7,5 Pasangan 7,5 Sumber : Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan SNI 03-3424-1994

2.6.2 Analisa Hidrologi

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH DENGAN MENGGUNAKAN STABILISASI KAPUR UNTUK PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DI RUAS JALAN GRESIK-LAMONGAN (Sta. 27+ 250 – Sta. 32 + 550).

0 0 116

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN BLITAR - SRENGAT (STA 3+450 - STA 10+520) DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN.

0 1 146

PERBANDINGAN TEBAL PERKERASAN KAKU PADA RUAS JALAN BANGKALAN-KETAPANG (Sta .60+15 - Sta. 60+550) DITINJAU DARI VARIASI STABILISASI TANAH.

0 1 96

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE KONSTRUKSI BERTAHAP PADA RUAS JALAN DURENAN-BANDUNG-BESUKI PADA STA 171+550 – 182+350 DI KABUPATEN TULUNGAGUNG.

17 57 134

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN BLITAR – SRENGAT STA 3+450 SAMPAI STA 10+350 DENGAN METODE AASHTO.

1 13 125

PENURUNAN STRUKTUR REL KERETA API DI ATAS TANAH LUNAK DENGAN PERKUATAN GEOSINTETIK

0 6 120

GEOSINTETIK UNTUK PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DI ATAS TANAH LUNAK DI GRESIK-LAMONGAN Sta 27+ 250 –32 + 550

0 0 22

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE KONSTRUKSI BERTAHAP PADA RUAS JALAN DURENAN-BANDUNG-BESUKI PADA STA 171+550 – 182+350 DI KABUPATEN TULUNGAGUNG TUGAS AKHIR - PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE KONSTRUKSI BERTAHAP PADA RUAS JALAN DURENA

0 0 19

PERBANDINGAN TEBAL PERKERASAN KAKU PADA RUAS JALAN BANGKALAN-KETAPANG (Sta .60+15 - Sta. 60+550) DITINJAU DARI VARIASI STABILISASI TANAH TUGAS AKHIR - PERBANDINGAN TEBAL PERKERASAN KAKU PADA RUAS JALAN BANGKALAN-KETAPANG (Sta .60+15 - Sta. 60+550) DITINJA

0 0 18

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN TUGU NANAS – SIMPANG MEO PRABUMULIH PROVINSI SUMATERA SELATAN STA 0+000 – STA 5+250

0 0 21