Analisa Kebutuhan Pelebaran Jalan Kapasitas Dasar

34 3250 ≥ 3950 1,6 1,3 1,7 1,5 2,5 2,0 0,8 0,5 Bukit 1350 2500 ≥3150 1,8 2,0 2,2 1,8 1,6 2,0 2,3 1,9 4,8 4,6 4,3 3,5 0,4 0,5 0,7 0,4 Gunung 1000 2000 ≥2700 2,3 2,9 2,6 2,0 2,2 2,6 2,9 2,4 5,5 5,1 4,8 3,8 0,3 0,4 0,6 0,3 Sumber : MKJI untuk Jalan Luar Kota 1997. Hal. 6-44 c. Faktor K adalah faktor pengubah dari LHRT menjadi arus lalu lintas jam puncak atau arus rencana Q DH . Nilai normal k = 0,11 MKJI hal 6-43. d. Faktor F adalah faktor untuk mengubah arus dalam berbagai jenis kendaraan menjadi arus ekivalen dalam satuan smp. 3. Pengendalian Lalu Lintas Pengendalian kecepatan, pergerakan kendaraan berat, parkir, yang akan mempengaruhi besarnya kapasitas jalan

2.3.1 Analisa Kebutuhan Pelebaran Jalan

Prosedur perhitungan kapasitas jalan dan ukuran kinerja yang digunakan adalah untuk jalan luar kota. Pengertian segmen jalan luar kota adalah suatu panjang jalan tanpa perkembangan yang menerus padaposisi manapun. Analisa kapasitas jalan adalah analisa arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan sepanjang potongan jalan dalam kondisi tertentu dalam Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 35 satuan mobil penumpang smp per jam. Analisa kapasitas jalan berfungsi untuk mengontrol kondisi kapasitas eksisting jalan apakah diperlukan pelebaran jalan atau tidak. Pelebaran jalan dibuat apabila suatu jalan sudah tidak bias menampung atau memenuhi kapasitas jalan yang ada, sehingga dapat menimbulkan kemacetan lalu lintas dan mungkin terjadi kecelakaan.

2.3.2 Kapasitas Dasar

smpjam Volume lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan pada bagian jalan dalam kondisi tertentu. Titik dimana karakteristik jalan berubah, secara otomatis menjadi batas segmen sekalipun tidak ada simpang di dekatnya. Harga kapasitas dasar Co dapat ditentukan berdasarkan tabel 2.6 berikut : Tabel 2.6 Kapasitas Dasar Jalan Luar Kota Tipe Alinyemen Kapasitas Dasar Total Kedua arah smpjamlajur Datar 3100 Bukit 3000 Jalan 22 UD Gunung 2900 Datar 1700 Bukit 1650 Jalan 42 UD Gunung 1600 Sumber : MKJI untuk Jalan Luar Kota 1997. Hal. 6-65 1. Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Lebar Jalur Lalu Lintas Faktor penyesuaian kapasitas akibat lebar jalur lalu lintas adalah faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar. Untuk menentukan faktor Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 36 penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas tergantung dari lebar efektif lalu lintas dan tipe jalan. Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 2.7 : Tabel 2.7 Faktor Penyesuaian Kapasitas akibat Lebar Jalur Lalu Lintas FCw. Tipe Jalan Lebar Efektif Jalur Lalu Lintas Wc-m total kedua arah FCw 2 Lajur Tak Terbagi 5 6 7 8 9 10 11 0,69 0,91 1,00 1,08 1,15 1,21 1,27 4 Lajur Tak Terbagi 3 3 3,5 0,91 0,96 1,00 Sumber : MKJI untuk Jalan Luar Kota 1997. Hal. 6-66 2. Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Pemisah Arah FCsp. Pemisah arah adalah pembagian arah arus pada jalan dua arah dinyatakan sebagai persentase dan arus total pada masing-masing arah. Faktor penyesuaian kapasitas akibat pemisahan arah dapat dilihat pada tabel 2.8 berikut : Tabel 2.8 Faktor Penyesuaian Kapasitas akibat Pemisah Arah FCsp. Pemisah Arah SP - 50-50 55-45 60-40 65-35 70-30 22 UD 1,0 0,97 0,94 0,91 0,88 FCsp 42 UD 1,0 0,975 0,945 0,925 0,90 Sumber : MKJI untuk Jalan Luar Kota 1997. Hal. 6-67 3. Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Hambatan Samping FCsf. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 37 Faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan samping tergantung pada llebar efektif bahu jalan dan kegiatan samping ruas jalan. Nilai dari faktor hambatan samping dapat sebagai fungsi dari lebar bahu dapat dilihat pada tabel 2.9 dan kelas hambatan samping pada tabel 2.10. Tabel 2.9 Faktor Penyesuaian Kapasitas akibat Hambatan Samping FCsf. Faktor Penyesuaian Akibat Hambatan Samping FCsf Lebar Bahu Efektif Tipe Jalan Kelas Hambatan Samping ≤0,5 1,0 1,5 ≥2,0 22 UD 42 UD VL L M H VH 0,97 0,93 0,88 0,84 0,80 0,99 0,95 0,91 0,87 0,83 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88 1,02 1,00 0,98 0,95 0,93 Sumber : MKJI untuk Jalan Luar Kota 1997. Hal. 6-68 Tabel 2.10 Kelas Hambatan Samping Kelas Hambatan Samping Kode Frekuensi Berbobot Dari Kejadian Kedua Sisi Kondisi Khas Sangat Rendah VL 50 Pedesaan: Pertanian atau belum berkembang Rendah L 50 – 150 Pedesaan: bangunan dan kegiatan samping jalan Sedang M 150 – 250 Kampung: kegiatan pemukiman Tinggi H 250 – 350 Kampung: Kegiatan Pasar Sangat Tinggi VH 350 Hampir Perkotaan: banyak Pasar atau kegiatan niaga Sumber : MKJI untuk Jalan Luar Kota 1997. Hal. 6-10 4. Kapasitas Pada Kondisi Lapangan Kapasitas adalah arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan sepanjang potongan jalan dam kondisi tertentu. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 38 Rumus : C = Co x FCw x FCsp x FCsf ........................................................pers. 2.26 Dimana : C = Kapasitas smpjam Co = Kapasitas dasar smpjam FCw = Faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas. FCsp = Faktor Penyesuaian akibat pemisah arah. FCsf = Faktor penyesuaian akibat hambatan samping.

2.3.3 Derajat Kejenuhan DS

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH DENGAN MENGGUNAKAN STABILISASI KAPUR UNTUK PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DI RUAS JALAN GRESIK-LAMONGAN (Sta. 27+ 250 – Sta. 32 + 550).

0 0 116

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN BLITAR - SRENGAT (STA 3+450 - STA 10+520) DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN.

0 1 146

PERBANDINGAN TEBAL PERKERASAN KAKU PADA RUAS JALAN BANGKALAN-KETAPANG (Sta .60+15 - Sta. 60+550) DITINJAU DARI VARIASI STABILISASI TANAH.

0 1 96

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE KONSTRUKSI BERTAHAP PADA RUAS JALAN DURENAN-BANDUNG-BESUKI PADA STA 171+550 – 182+350 DI KABUPATEN TULUNGAGUNG.

17 57 134

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN BLITAR – SRENGAT STA 3+450 SAMPAI STA 10+350 DENGAN METODE AASHTO.

1 13 125

PENURUNAN STRUKTUR REL KERETA API DI ATAS TANAH LUNAK DENGAN PERKUATAN GEOSINTETIK

0 6 120

GEOSINTETIK UNTUK PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DI ATAS TANAH LUNAK DI GRESIK-LAMONGAN Sta 27+ 250 –32 + 550

0 0 22

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE KONSTRUKSI BERTAHAP PADA RUAS JALAN DURENAN-BANDUNG-BESUKI PADA STA 171+550 – 182+350 DI KABUPATEN TULUNGAGUNG TUGAS AKHIR - PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE KONSTRUKSI BERTAHAP PADA RUAS JALAN DURENA

0 0 19

PERBANDINGAN TEBAL PERKERASAN KAKU PADA RUAS JALAN BANGKALAN-KETAPANG (Sta .60+15 - Sta. 60+550) DITINJAU DARI VARIASI STABILISASI TANAH TUGAS AKHIR - PERBANDINGAN TEBAL PERKERASAN KAKU PADA RUAS JALAN BANGKALAN-KETAPANG (Sta .60+15 - Sta. 60+550) DITINJA

0 0 18

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN TUGU NANAS – SIMPANG MEO PRABUMULIH PROVINSI SUMATERA SELATAN STA 0+000 – STA 5+250

0 0 21