Analisa Perhitungan Debit dan Dimensi Saluran Sta 27+250 – 32+550

153 4.7.2 Analisa Perhitungan Debit dan Dimensi Saluran Sta 27+250 – 32+550 Gambar 4.24 Kemiringan Normal Jalan 1. Menentukan Debit Air Saluran Tepi a. Perhitungan waktu konsentrasi  Perkerasan dan bahu jalan Tabel 2.32  Perkerasan s = 2, nd = 0,013  Bahu jalan s = 4, nd = 0,20  Inlet time t 1 167 , 1 28 , 3 3 2      s nd x L x x t 167 , ker 02 , 013 , 7 28 , 3 3 2        x x x t asan per = 1,46 menit 167 , 04 , 20 , 2 28 , 3 3 2        x x x t jalan bahu = 1,67 menit t 1 = 1,46 + 1,67 = 3,13 menit 2 2 2 2 4 4 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 154  Persawahan s = 2 , nd = 0,20  Inlet time t 1 167 , 1 28 , 3 3 2      s nd x L x x t 167 , 02 , 20 , 30 28 , 3 3 2        x x x t persawahan = 2,95 menit  Flow time t 2 V L t 60 2  5 , 1 . 60 5300  = 58,8 menit Jadi, waktu konsentrasi Tc, dengan menggunakan Persamaan 2.74 : Tc = t 1 + t 2 = 3,13 + 2,95 + 58,8 = 64,88 menit b. Perhitungan intensitas curah hujan Dari perhitungan di atas Tc sebesar 64,88 menit, didapatkan I rencana = 73,50 mmjam dari Gambar 2.19 pada kurva basis dengan cara diplotkan harga Tc kemudian ditarik garis lurus ke atas sampai memotong intensitas hujan kurva basis rencana I rencana . Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 155 c. Menentukan koefisien pengaliran  Perkerasan dan bahu jalan - Luas daerah A 1 perkerasan = 14 x 5300 = 74200 m 2 A 2 bahu jalan = 2 x 5300 = 10600 m 2 A gabungan = 84800 m 2 - Koefisien pengaliran C didapatkan pada Tabel 2.34 : C perkerasan = 0,70 C bahu jalan = 0,20 - Koefisien pengaliran gabungan C gab. menggunakan Persamaan 2.77 : 2 1 2 2 1 1 . . A A A C A C C total    84800 10600 . 20 , 74200 . 70 ,   = 0,63  Persawahan - Luas daerah A persawahan = 30 x 5300 = 159000 m 2 - Koefisien pengaliran C didapatkan pada Tabel 2.34 : C pemukiman = 0,45 - Koefisien pengaliran gabungan C gab. menggunakan Persamaan 2.77 : 1 1 1 . A A C C total  Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 156 159000 159000 . 45 ,  = 0,45 d. Perhitungan debit air Q menggunakan Persamaan 2.79 :  Perkerasan dan bahu jalan A I C Q 6 , 3 1  6 10 . 84800 . 50 , 73 . 63 , . 6 , 3 1   = 1,09 m 3 det  Persawahan A I C Q 6 , 3 1  6 10 . 159000 . 50 , 73 . 45 , . 6 , 3 1   = 1,46 m 3 det Q total = 1,09 m 3 det + 1,46 m 3 det = 2,55 m 3 det 2. Menentukan dimensi saluran a. Perhitungan kemiringan saluran i menggunakan Persamaan 2.85 : Sta 27+250 Sta 32+550 t = + 1,75 t 1 = + 3,00 i Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 157 Gambar 4.25 Kemiringan Saluran Sta 27+250 – 32+550 i = 100 1 x L t t  = 100 . 5300 75 , 1 00 , 3  = 0,023 b. Perhitungan dimensi saluran Saluran yang direncanakan dari jenis material pasangan batu, lurus, dan teratur dengan kondisi sangat baik dapat dilihat pada Tabel 2.33 no.3 dengan harga n = 0,020, dan kecepatan aliran air yang diijinkan V = 1,8 mdet Tabel 2.27. Kemiringan talud dapat dilihat pada Tabel 2.35 dengan Q =2,55 m 3 det, maka dipakai kemiringan talud 1 : 1,5. Saluran tepi direncanakan berbentuk trapesium : Gambar 4.26 Bentuk Saluran Trapesium Untuk menghitung dimensi saluran pada gambar di atas digunakan Persamaan-persamaan sebagai berikut : w b d h= w+d 1,5 1 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 158 Fd = V Q = 8 , 1 55 , 2 = 1,41 m 2 1 2 2 2    n d d b 1 5 , 1 2 2 2    d d b b = 1,6d Fc = d b + nd = d 1,6d + d Fc = 2,6 d 2 Fd = 1,41 m 2 Fc = Fc 2,6d 2 = 1,41 m 2 d = 6 , 2 41 , 1 = 0,73 m ≈ 0,75 m b = 1,6 d = 1,6 . 0,75 = 1,20 m w = d 5 , = 20 , 1 . 5 , = 0,75 m Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 159 Dengan demikian dimensi saluran adalah : b = 1,20 m d = 0,75 m w = 0,75 m Kontrol V V gerus, dimana Vgerus = 1,8 mdt kecepatan aliran yang diijinkan bedasarkan jenis material. Untuk mencari V rata-rata dipakai Persamaan 2.86 2 1 3 2 1 I x R x n V  Untuk mencari O dan R dipakai Persamaan 2.83, dan 2.84 : R = O Fd , Fd = 1,41 m 2 O = 1 2 2   n d b = 1,20 + 2 . 0,75 1 5 , 1 2  = 3,90 m R = 90 , 3 41 , 1 = 0,36 m 2 1 3 2 00023 , 36 , 02 , 1 x x V  = 0,38 mdt Maka kontrol V Vgerus = 0,38 mdt 1,8 mdt ...... memenuhi syarat c. Perhitungan elevasi dasar saluran tepi trapesium Sta 27+250 – 32+550 dengan perhitungan kedalaman h = 1,50 m. Maka perhitungan untuk elevasi dasar saluran pada setiap segmen : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 160 STA JARAK m ELV. DASAR SALURAN m ELV. BIBIR SALURAN m ELV. JALAN DESAIN m ELV. EKSISTING m DATUM 550 3 2 + 550 32 + 00 31 + 00 30 + 2 25 30 + 1 25 30 + 25 2 9 + 000 2 8 + 000 2 7 + 250 3. 000 3. 100 2. 650 2. 000 2. 063 2. 035 2. 035 2. 000 1. 1 75 2. 1 00 2. 1 50 2. 1 90 2. 5 00 2. 9 00 3. 000 2. 35 2. 00 1. 850 2. 000 2. 050 2. 090 2. 400 2. 800 2. 900 1.9 3 5 1.9 1.7 5 0. 500 0. 550 0. 590 0. 900 1. 300 1. 400 0. 435 0. 400 0. 250 ELV. MUKA AIR m 1. 2 50 1. 3 00 1. 3 40 1. 6 50 2. 050 2. 150 1. 1 85 1. 1 50 1. 00 2 8 + 600 2. 010 2. 10 1.9 1 0. 410 1 .16 ELV. DASAR GORONG2 m 0. 480 -0.00 +1.00 +2.00 +3.00 +4.00 1000 775 1025 400 600 750 100 100 STA JARAK m ELV. DASAR SALURAN m ELV. BIBIR SALURAN m ELV. JALAN DESAIN m ELV. EKSISTING m ELV. MUKA AIR m ELV. DASAR GORONG2 m -0.00 +1.00 +2.00 +3.00 +4.00 + 5,9 - 5,9 2 2 R=525 TS SC CS ST Superelevasi Superelevasi Gambar.4.27 Elevasi Jalan dan Dasar Saluran Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 161 - Pada Sta 27+250 Elv. Jalan = +1,850 Tebal perkerasan aspal = 0,10 m Elv. Bibir saluran = + 1,850 – 0,10 = + 1,750 Elv. Muka air saluran = + 1,750 – 0,75 = + 1,000 Elv. Dasar saluran = + 1,750 – 1,50 = + 0,250 Gambar.4.28 Elevasi dan Dimensi Saluran pada Sta 27+250 Tabel 4.37 Perhitungan Elevasi Saluran Drainase No Sta Elv. Bibir Saluran m Elv. Muka air m Elv. Dasar Saluran m 1 27+250 +1,750 +1,000 +0,250 2 28+000 +1,900 +1,150 +0,400 3 28+600 +1,910 +1,160 +0,410 4 29+000 +1,935 +1,185 +0,435 5 30+025 +2,000 +1,250 +0,500 6 30+125 +2,050 +1,300 +0,550 7 30+225 +2,090 +1,340 +0,590 8 31+000 +2,400 +1,650 +0,900 9 32+000 +2,800 +2,050 +1,300 10 32+550 +2,900 +2,150 +1,400 Sumber : Hasil Analisa Perhitungan. b= 1,20 1,5 1 w= 0,75 h= 1,50 d= 0,75 + 1,750 + 1,750 + 0,250 + 1,000 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 162 4.8 Perhitungan Gorong-Gorong pada Sta 28+600

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH DENGAN MENGGUNAKAN STABILISASI KAPUR UNTUK PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DI RUAS JALAN GRESIK-LAMONGAN (Sta. 27+ 250 – Sta. 32 + 550).

0 0 116

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN BLITAR - SRENGAT (STA 3+450 - STA 10+520) DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN.

0 1 146

PERBANDINGAN TEBAL PERKERASAN KAKU PADA RUAS JALAN BANGKALAN-KETAPANG (Sta .60+15 - Sta. 60+550) DITINJAU DARI VARIASI STABILISASI TANAH.

0 1 96

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE KONSTRUKSI BERTAHAP PADA RUAS JALAN DURENAN-BANDUNG-BESUKI PADA STA 171+550 – 182+350 DI KABUPATEN TULUNGAGUNG.

17 57 134

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN BLITAR – SRENGAT STA 3+450 SAMPAI STA 10+350 DENGAN METODE AASHTO.

1 13 125

PENURUNAN STRUKTUR REL KERETA API DI ATAS TANAH LUNAK DENGAN PERKUATAN GEOSINTETIK

0 6 120

GEOSINTETIK UNTUK PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DI ATAS TANAH LUNAK DI GRESIK-LAMONGAN Sta 27+ 250 –32 + 550

0 0 22

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE KONSTRUKSI BERTAHAP PADA RUAS JALAN DURENAN-BANDUNG-BESUKI PADA STA 171+550 – 182+350 DI KABUPATEN TULUNGAGUNG TUGAS AKHIR - PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE KONSTRUKSI BERTAHAP PADA RUAS JALAN DURENA

0 0 19

PERBANDINGAN TEBAL PERKERASAN KAKU PADA RUAS JALAN BANGKALAN-KETAPANG (Sta .60+15 - Sta. 60+550) DITINJAU DARI VARIASI STABILISASI TANAH TUGAS AKHIR - PERBANDINGAN TEBAL PERKERASAN KAKU PADA RUAS JALAN BANGKALAN-KETAPANG (Sta .60+15 - Sta. 60+550) DITINJA

0 0 18

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN TUGU NANAS – SIMPANG MEO PRABUMULIH PROVINSI SUMATERA SELATAN STA 0+000 – STA 5+250

0 0 21