4.2.3 Permintaan Daging Sapi Domestik
Kebutuhan daging sapi untuk konsumsi warga Sumatera Utara masih bergantung pada daging sapi impor yang saat ini masih diimpor dari Australia.
Sumatera Utara belum mampu merealisasikan swasembada pangan khususnya daging sapi. Jika impor daging sapi saat ini ditutup, maka akan terjadi kekurangan
pasokan daging sapi sebanyak 150 ton per tahun.
Tabel 4.4 Perkembangan Permintaan Daging Sapi Domestik
di Sumatera Utara Dari Tahun 1997-2013
Periode Permintaan
Jumlah penduduk
Konsumsi perkapita
Perubahan Permintaan
1997 8.024,38
11.463.400 0,7
1998 6.229,67
11.754.100 0,53
-0,22 1999
6.934,13 11.955.400
0,58 0,11
2000 6.793,24
11.513.973 0,59
-0,02 2001
6.916,21 11.722.397
0,59 0,01
2002 6.871,3
11.847.075 0,58
-0,01 2003
6.896,43 11.890.399
0,58 0,01
2004 7.031,54
12.123.360 0,58
0,01 2005
9.984,6 12.326.678
0,81 0,4
2006 10.367,66
12.643.494 0,82
0,03 2007
9.625,77 12.834.371
0,75 -0,07
2008 12.911,89
13.042.317 0,99
0,34 2009
13.860,07 13.456.386
1,03 0,07
2010 15.708,46
12.982.204 1,21
0,13 2011
18.213,99 13.103.596
1,39 0,15
2012 21.607,18
13.215.401 1,63
0,18 2013
23.321,03 13.326.307
1,75 0,07
Rata-rata 11.264,78
12.423.579,9 0,89
0,07 Sumber: BPS dan Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Sumatera Utara
Periode tahun 1997 hingga 2013, rata-rata permintaan per kapita daging di Sumatera Utara adalah sebesar 0,89 tonkapita per tahun. Data menunjukan
bahwa perubahan permintaan daging sapi selama 17 tahun terakhir cenderung meningkat dengan rata-rata perubahan peningkatan sebesar 0,07, dimana pada
tahun 2010 jumlah daging sapi adalah sebesar 1,03 kgkapita, angka ini masih
Universitas Sumatera Utara
dibawah konsumsi nasional yang sebesar 1,68 kgkapita. Pada tahun 2010, pemerintah juga merencanakan swasembada daging sapi sebesar 2 kgkapita.
Angka konsumsi daging sapi Sumatera Utara masih jauh dari target pemerintah, dimana pada tahun 2010 konsumsi daging sapi Sumatera Utara adalaha sebesar
1,03 kgkapita, namun dengan angka yang masih belum mencapai target itu tetap saja kebutuhan daging sapi masih belum dapat dipenuhi oleh domestik.
Grafik 4.2 Selisih Produksi dan Konsumsi Daging Sapi
di Sumatera Utara Tahun 1997 - 2013
Grafik 4.2 menunjukkan bahwa setiap tahunnya terdapat kesenjangan antara permintaan dan penawaran daging sapi, beberapa kali mengalami surplus
namun lebih banyak mengalami defisit. Dari tahun 1997 dan 1998 dapat dilihat bahwa terdapat surplus daging sapi yang cukup tinggi di Sumatera Utara yaitu
sebesar 51 ton dan 557 ton, namun pada tah un 1999 ketika pergantian orde baru
-300 -200
-100 100
200 300
400 500
600
1998 2000
2002 2004
2006 2008
2010 2012
Universitas Sumatera Utara
berganti ke era reformasi, saat dimana Indonesia mengalami krisis, produksi daging sapi mulai terjadi defisit . Artinya pada tahun itu Sumatera Utara belum
bisa memenuhi kebutuhan domestiknya. Setelah tahun 1999 kekurangan daging sapi terus berlangsung dan kekurangan pasokan daging sapi tertinggi terjadi pada
tahun 2009, yaitu sebesar 995 ton kekurangan daging sapi.
4.2.4 Tarif