Teknologi Insemenasi Buatan Harga Daging Sapi lokal

menteri keuangan nomor 132.PMK.0.102005 tentang program harmonisasi tarif 2005-2010 menetapkan tarif daging sapi adalah sebesar 5 persen. Tabel 4.5 Perkembangan Tarif Impor Daging Sapi Tahun 1997-2013 Periode Tarif Perubahan 1997 731,52 1,31 1998 2.890,77 1,5 1999 1.780,14 1,52 2000 1.909,05 1,52 2001 2.198,97 1,4 2002 1.505,15 1,62 2003 1.491,35 1,73 2004 2.056,09 2,3 2005 1.036,3 2,1 2006 1.373,76 3 2007 1.370,75 3 2008 1.926,18 4 2009 2.581,13 5 2010 2.271,75 5 2011 2.194,75 5 2012 2.815,2 6 2013 2.915,1 6 Rata-rata 1.944 3,06 Sumber: Dinas Bea dan Cukai Sumatera Utara Tabel 4.5 menunjukkan bahwa tarif impor yang telah diubah kedalam rupiah menunjukan harga yang berfluktuasi. Pengenaan tarif sebesar 20 persen pada 1997 sampai 1999 merubah harga daging sapi cukup tinggi, sedangkan perubahan yang terjadi pada besaran tarif rupiah lebih disebabkan perubahan harga daging sapi impor itu sendiri, hal ini dikarenkan tarif impor daging sapi dari tahun 2000 hingga 2013 tetap stabil berada pada 5 persen.

4.2.5 Teknologi Insemenasi Buatan

Insemenasi buatan pada sapi adalah peletakan spema ke follicle ovarian sapi betina dengan cara buatan, khususnya agar banyak sapi betina yang dapat dihamili oleh satu pejantan. Teknik modern ini banyak dikembangkan dan Universitas Sumatera Utara digunakan untuk industri ternak, salah satunya untuk pengembangbiakan sapi. Program ini sangat baik bagi para peternakan sapi karena biayanya murah, mempercepat masa hamil dan sapi yang dihasilkan adalah sapi yang berkualitas karena dihasilkan dari bibit unggul. Tabel 4.6 Perkembangan Jumlah Sapi Yang Diinseminasi di Sumatera Utara Tahun 1997 - 2013 Periode Jumlah sapi Perubahan 1997 20.163 1998 17.598 -0,12 1999 18.097 0,02 2000 18.763 0,03 2001 19.201 0,02 2002 25.166 0,3 2003 25.440 0,01 2004 22.640 -0,01 2005 30.820 0,3 2006 40.104 0,3 2007 43.521 0,08 2008 47.894 0,1 2009 50.133 0,04 2010 52.080 0,3 2011 54.019 0,3 2012 56.758 0,05 2013 57.717 0,01 Rata-rata 35.300,82 0,07 Sumber: Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Sumatera Utara Tabel 4.6 menunjukan bahwa terjadi peningkatan dari penggunaan teknologi insemenasi buatan selama 17 tahun terakhir, rata-rata peningkatan sebesar 0,07 atau sebesar 35.300 sapi. Kegiatan inseminasi buatan di Provinsi Sumatera Utara dilaksanakan di 19 Kabupaten dan Kota. Hasilnya sejalan dengan peningkatan kelahiran ternak sapi. Untuk tahun 2013 dari 68.632 dosis yang ditargetkan untuk distribusi semen beku telah terealisasi sebesar 68.451 dosis. Jumlah akseptor IB akseptor sebanyak 57.717 ekor, meningkat dari tahun 2012 yaitu 56.758 ekor dan kelahiran ternak hasil IB meningkat pada tahun 2013 yaitu Universitas Sumatera Utara sebesar 39.729 ekor, merupakan sebagian dari hasil pelaksaan kegiatan inseminasi buatan pada tahun 2012 dan sebagian dari tahun 2013 sendiri. Untuk 2014 ini pemerintah telah mempersiapkan sekitar 75.000 dosis insemanasi butan.

4.2.6 Harga Daging Sapi lokal

Tabel 4.7 Perkembangan Harga Daging Sapi Lokal di Sumatera Utara Tahun 1997 – 2013 Periode Harga perubahan 1997 15.000 1998 18.000 0,2 1999 26.000 0,44 2000 28.000 0,077 2001 38.000 0,357 2002 38.000 2003 38.600 0,015 2004 38.600 2005 38.800 0,005 2006 47.000 0,2 2007 49.600 0,055 2008 56800 0,145 2009 56.800 2010 62.000 0,091 2011 65.400 0,054 2012 70.000 0,070 2013 90.000 0,285 Rata-rata 45.682 0,118 Sumber: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumatera Utara Harga daging sapi lokal dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, persentasenya menunjukan kenaikan rata rata pertahun adalah 11 persen, namun kenaikan harga daging sapi ini dianggap tidak wajar karena peningkatan harga daging sapi melebihi dari peningkatan pendapatan perkapita masyarakat. Hal ini menunjukan secara rata-rata per tahun daya beli masyarakat akan daging sapi semakin menurun. Kenaikan harga tertinggi ada pada tahun 1998 ke 1999 yaitu Universitas Sumatera Utara sebesar 44 persen atau meningkat dari 18.000 rupiah menjadi 26000 rupiah disebabkan pada saat itu terjadi krisis moneter dimana inflasi yang terjadi adalah sebesar 58 persen. Tabel 4.8 Perkembangan Harga Daging Sapi Bulanan di Sumatera Utara Tahun 2011-2013 Periode 2011 2012 2013 Januari 60.000 69.500 85.000 Februari 60.000 69.000 90.000 Maret 60.000 69.000 90.000 April 61.500 69.000 90.000 Mei 63.500 69.000 90.000 Juni 68.000 69.000 85.000 Juli 67.000 75.000 92.500 Agustus 71.000 74.000 92.500 September 68.500 69.000 90.000 Oktober 68.000 69.000 92.500 November 68.000 69.000 95.000 Desember 70.000 69.000 95.000 Rata-rata 65.400 70.000 90.000 Sumber: Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Sumatera Utara Tabel 4.8 menunjukkan bahwa fluktuasi harga daging secara bulanan lebih fluktuatif dibadingkan harga tahunan. Jika harga tahunan cenderung meningkat, maka harga bulanan daging sapi mengalami naik dan turun setiap bulannya, dimana harga daging sapi cenderung naik pada saat hari besar seperti hari raya dan hari natal. Harga daging sapi mahal karena distributor atau perusahaan penyedia sapi bakalan sengaja menahan harga. Akhirnya harga yang ditetapkan pemerintah tidak tercapai. Untuk tahun 2013 target harga daging sapi sebesar 85.000 Rpkg tidak tercapai. Harga yang terealisasi di pasar berkisar 90.000 Rpkg sampai 100.000 Rpkg. Universitas Sumatera Utara

4.2.7 Kurs