turun sedangkan impor semakin meningkat. Besaran permintaan daging sapi domestik adalah sebesar produksi daging sapi lokal ditambah impor. Hal ini
menunjukan besaran seluruh permintaan domestik sama dengan penawaran daging sapi, dimana daging sapi yang ditawarkan adalah daging sapi lokal
ditambah daging sapi impor.
2.6 Model Teoritis
2.6.1 Permintaan Impor Daging Sapi
Besarnya produksi daging sapi di Sumatera Utara belum sepenuhnya mampu memenuhi tingkat permintaan komoditas ini. Pada umumnya suatu daerah
melakukan impor karena produksi di daerah tersebut relatif kecil dibadingkan dengan konsumsinya. Permintaan impor dapat dirumuskan sebagai berikut:
Mt = Qd – Qs
dimana:
Mt = volume impor Q
d
= jumlah konsumsi domestik QS = jumlah produksi domestik
Dari fungsi diatas terlihat besaran impor merupakan selisih antara jumlah permintaan domestik dengan jumlah ketersediaan daging lokal. Jika volume impor
Mt sama dengan jumlah permintaan impor daging sapi, jumlah konsumsi Qd adalah jumlah permintaan daging sapi domestik, dan jumlah produksi Qs adalah
jumlah daging sapi lokal yang ditawarkan maka fungsi permintaan impor daging sapi dapat diturunkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
DIDS = f DDSD, SDSL dimana:
DIDS = jumlah permintaan impor daging sapi
DDSD = jumlah permintaan daging sapi Domestik SDSL = jumlah penawaran daging sapi lokal
Mankiw 2003:231 menyatakan perubahan harga akan mempengaruhi permintaan dan penawaran domestik terhadap barang impor, maka Fungsi
permintaan terhadap barang impor menjadi sebagai berikut: DDSI = f DDSD
,SDSL, PDSI dimana:
PDSI = harga daging sapi impor
Menurut Sukirno, 2012:402 kebijakaan negara pengimpor dan kurs juga mempengaruhi jumlah permintaan impor, dengan demikian fungsi
permintaan impor daging sapi adalah sebagai berikut: DDSI = f DDSD
,
SDSL, PDSI, Gm, Kurs dimana:
Gm = kebijakan pemerintah berupa tarif impor daging sapi
Kurs = nilai tukar Rupiah terhadap dollar US
2.6.2 Penawaran Daging Sapi Lokal
Besarnya produksi daging sapi di Sumatera Utara belum sepenuhnya mampu memenuhi volume permintaan komoditas ini. Besarnya jumlah daging
sapi lokal yang ditawarkan akan memiliki hubungan yang mempengaruhi besarnya impor karena jika jumlah yang daging yang ditawarkan tidak sebanding
dengan permintaan, maka yang terjadi adalah impor.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi penawaran menurut Rasul et al 2012:60 adalah hubungan antara harga barang itu sendiri dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Qs = f P dimana:
Qs = jumlah barang yang ditawarkan
P =
harga
Jika jumlah barang yang ditawarkan Qs adalah penawaran daging sapi lokal dan harga P adalah harga daging sapi lokal, maka fungsinya menjadi
seperti berikut: SDSL = f PDSL
dimana:
SDSL = jumlah penawaran daging sapi lokal. PDSL = harga daging sapi lokal.
Menurut Rasul et al 2012:60 dan Sukirno 2012:87 terdapat faktor- faktor lain yang dapat mempengaruhi penawaran, diantaranya adalah permintaan
akan barang impor dan teknologi. Priyanto 2005:279 menyatakan teknologi inseminasi buatan merupakan salah satu program tekonogi memperbaiki kualitas
performa sapi yang ada melalui program persilangan dengan bibit semen sapi impor, sehingga fungsi penawaran daging sapi domestik menjadi seperti berikut:
SDSL = f PDSL, DIDS, TIB dimana:
TIB = teknologi insemenasi buatan
Universitas Sumatera Utara
2.7 Penelitian Terdahulu