jasa. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pertanian dan peternakan, dengan peningkatan mencapai 6,55 persen secara kuartal, dan 5,93 persen secara tahunan
pada tahun 2012 ke tahun 2013. Seiring perkembangan globalisasi, Sumatera Utara juga tidak terlepas dari
kegiatan perdagangan internasional seperti kegiatan impor, namun menyikapi rencana pemerintah untuk melakukan swasembada 5 bahan pangan yaitu daging
sapi, kedelai, beras, bawang merah dan cabe, maka sudah seharusnya Sumatera Utara untuk menghentikan kegiatan impor lima bahan pokok ini terutama daging
sapi karena Sumatera Utara merupakan daerah yang potensial untuk pengembangan sapi.
4.2 Deskripsi Variabel Penelitian
4.2.1 Permintaan Impor Daging Sapi
Impor daging sapi secara umum seperti proses jual beli biasa antara penjual yang berada di luar negeri eksportir dan pembeli yang berada di
Indonesia importir. Proses impor daging diawali dengan penerbitan LIC Letter of Credit
yang dibuka oleh pembeli di Indonesia melalui Bank issuing bank yang ada di Indonesia. Selanjutnya melalui correspondent bank yang ada di
negara tempat eksportir berada, eksportir mengirimkan dokumen-dokumen pelengkap yang terdiri dari: Bill of Landing BL yang berkaitan dengan
pengiriman barang, Invoice yang berkaitan dengan spesifikasi barang, serta Certificatekate of Origin
COO yang menyatakan asal barang yang dipejual- belikan. Dokumen pelengkap tersebut kemudian dikirim ke issuing bank yang ada
di Indonesia untuk ditebus oleh importir. Dokumen yang ada pada importir
Universitas Sumatera Utara
tersebut digunakan untuk mengambil barang yang dikirim oleh penjual. Daging sapi impor kemudian diangkut oleh kapal pengangkut barang cargo
internasional. Kapal cargo merapat di pelabuhan dan membongkar muatan impor berupa daging sapi beku, setelah sampai di pelabuhan dilakukan pembongkaran
dan pengeluaran kontainer dari cargo. Selanjutnya, prosedur administrasi dilakukan di bawah administratur pelabuhan adpel di bawah Departemen
Perhubungan serta Direktorat Jenderal Bea Cukai DJBC. Daging sapi impor ditempatkan di tempat penampungan sementara container yard. Untuk
mengambil barang tersebut, importir daging sapi diwajibkan membuat dokumen pabean yang berupa Pemberitahuan Impor Barang PIB yang dilengkapi dengan
dokumen pelengkap pabean seperti BIL, Invoice, dan COO digunakan untuk mengambil daging sapi impor.
Perkembangan impor daging sapi yang tidak wajar secara langsung akan dapat mengganggu perkembangan perekonomian karena impor yang semakin
tinggi akan menyebabkan meningkatnya penggunaan devisa negara. Impor yang semakin meninggi akan menyulitkan para produsen lokal dalam bersaing
disebabkan harga daging impor yang lebih murah dari harga domestik, namun disatu sisi impor yang tinggi dapat memberikan keutungan bagi konsumen karena
tersedianya berbagai pilihan daging sapi dengan berbagai pilihan harga.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Perkembangan Permintaan Impor Daging Sapi
di Sumatera Utara Dari Tahun 1997-2013
Periode Impor
Perubahan 1997
105,43 1998
132,09 0,25
1999 158,9
0,20 2000
187,65 0,18
2001 202,55
0,07 2002
408,15 1,01
2003 669,5
0,64 2004
809,31 0,2
2005 1334,3
0,64 2006
1737,5 0,3
2007 3818,8
1,19 2008
6151,2 0,61
2009 3267,2
-0,46 2010
7151,2 1,18
2011 7531,68
0,05 2012
6208,93 -0,17
2013 4577,09
0,26 Rata-rata
2612,42 0,34
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa permintaan impor daging sapi di Sumatera Utara cenderung berfluktuasi dari tahun 1997 hingga 2013. Secara rata-rata
mengalami peningkatan sebesar 34 persen atau sebesar 2.612,42 ton, sedangkan persentase peningkatan dari tahun 1997 ke 2013 telah meningkat sebesar 40 kali
lipat lebih besar. Hal ini menunjukan bahwa perkembangan globalisasi yang semakin maju yang memudahkan barang impor masuk ke Indonesia telah
mempengaruhi impor bahan pangan daging sapi ke Sumatera Utara. Kebutuhan pangan untuk pemenuhan konsumsi masyarakat di Sumatera Utara masih perlu
diimpor dari luar negri yaitu Australia sebagai mitra terbesar untuk pemasok daging sapi dan sapi bakalan. Pada tahun 2010 ketika pemerintah menargetkan
realisasi swasembadaa daging sapi justru pada tahun itu terjadi peningkatan impor terbesar dalam 17 tahun terakhir. Kemudian pada tahun 2014 Pemerintah kembali
Universitas Sumatera Utara
menargetkan untuk merealisasikan swasembada daging sapi sedangkan tahun 2013 impor daging sapi masih cukup besar yaitu 4.599 ton, namun dua tahun
teakhir yaitu pada 2012 dan 2013 impor daging sapi di Sumatera Utara sudah mulai menurun.
4.2.2 Penawaran Daging Sapi Lokal