yang bersifat memaksa. Sedangkan Kasiram 1994 mengatakan anak adalah
makhluk yang sedang dalam tarif perkembangan yang mempunyai perasaan, pikiran, kehendak sendiri, yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis.
Berdasarkan uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa anak merupakan mahkluk sosial, yang melalui pergaulan atau hubungan sosial baik dengan orang tua,
orang dewasa lainnya, maupun teman bermainnya mulai mengembangkan bentuk tingkah laku sosial, membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang dan tempat bagi
perkembangannya. Anak juga mempunyai pikiran, perasaan, dan kehendak sendiri.
2.6 Anak dalam novel “THE LOST BOY”
Anak dalam novel “THE LOST BOY” digambarkan sebagai seorang anak laki-laki yang tidak pernah disayangi oleh orang tuanya. 8 tahun dia bersama
keluarganya, namun tidak pernah sekalipun dia mendapat kasih sayang. Setiap hari dia hanya mendapat siksaan dari ibunya. Ayah dan kakak-kakaknya pun tidak bisa
melakukan apa-apa untuk menolongnya, bahkan ayahnya meninggalkan dia karena tak sanggup tinggal dirumah yang sudah seperti neraka. Dia dibawa kabur oleh pihak
sekolah untuk diselamatkan dari kekejaman ibunya. Kemudian dia diurus oleh Dinas Perlindungan Anak dan menjadi tanggungan pengadilan. Hidupnya berpindah-
pindah, dari satu keluarga ke keluarga yang lain. Dia cenderung nakal dan suka mencuri serta membangkang dengan orang tua asuhnya, ini karena kebiasaannya saat
tinggal dengan ibunya, inilah cara bertahan hidup. Melakukan apa saja untuk bisa mendapat makanan, bahkan rela melakukan kejahatan hanya untuk bisa disayang oleh
orang sekitarnya. Dia benar-benar ingin merasakan bagaimana disayang oleh orang lain. Namun dia seorang anak yang mempunyai tekad yang bulat yang tidak mau
kalah oleh kerasnya cobaan hidup, dia tetap memegang teguh bahwa suatu saat dia pasti berhasil mendapatkan dan menjadi apa yang dia inginkan. Dia tetap mencintai
keluarganya, tetap menjadikan sang ayah sebagai sosok pahlawan di hidupnya. Dia berusaha dengan sekuat tenaga untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Akhirnya
dia mendapatkan keluarga yang selama ini diimpikan dan dicarinya, keluarga normal yang sangat mencintai dia dengan sepenuh hati juga mendukungnya untuk meraih
apa yang dia cita-citakan dari kecil. Yang mampu melihatnya dari sisi lain, bukan hanya seorang anak yang nakal dan kurang kasih sayang, namun mempunyai bakat
yang besar. Hingga sekarang jalannya untuk menemukan jati dirinya semakin terbuka lebar. Dia mempunyai keluarga, dan dia sukses menjadi apa yang dia inginkan.
Meninggalkan segala masa lalu nya yang penuh pertanyaan dan memulai hidup baru.
2.7 Semiotika Komunikasi