sekolah lanjutan atas, aku harus mengikuti aptitude test-tes bakat berdasarkan kecerdasan-dan ternyata
aku gagal total. Aku meyakinkan diriku sendiri bahwa aku pasti berhasil melakukannya tanpa harus
mengikuti pendidikan formal di sekolah
Berikut ini adalah data terhadap leksia-leksia yang telah dipaparkan diatas, yaitu :
A. Kode Hermeneutik
Leksia 3 Halaman 91 “
Saat mendengar suara anak-anak berlarian dari tempat ayunan, aku memejamkan mata, berharap menemukan jawaban pertanyaan mengapa
hubunganku dengan ibu jadi sedemikian buruk. Dua pertanyaan selalu mengganggu pikiranku: apakah ibu pernah mencintai aku dan mengapa ia
memperlakukan aku sedemikian rupa”
Leksia diatas digolongkan kedalam kode pembacaan hermeneutik kode teka- teki yaitu kode dengan berbagai cara berfungsi mengartikulasikan suatu
persoalan tersebut, atau justru menunda-nunda penyelesaiannya atau menyusun tekateki enigma dan sekedar memberi isyarat bagi penyelesaian berikutnya.
Dari leksia diatas dapat menimbulkan pertanyaan yang sama bagi pembaca, yaitu apakah sang ibu memang pernah mencintai David, mengingat begitu
kejamnya perlakuan ibu terhadapnya terhadapa anak kandungnya itu selama 8 tahun. Dan juga tak ada bisa mengetahui apa alasan sang ibu sampai tega
memperlakukan anak kandungnya seperti itu, terutama hanya kepada David. Apa yang sebenarnya terjadi antara ibu dan David, apa sebenarnya yang bisa membuat
David berbeda dengan saudara-saudaranya dimata sang ibu sehingga hanya David lah yang diperlakukan seperti itu. Siapakah David itu sebenarnya.
Leksia ini menunjukan bahwa banyak pertanyaan-pertanyaan mengenai perlakuan ibunya terhadap dia yang tidak dia pahami. Dia selalu berusaha untuk
mengetahui hal-hal yang terjadi didalam hidupnya yang tak pernah dia mengerti mengapa, dan ini mengenai semua yang dilakukan sang ibu terhadapnya. Dia
selalu bertanya-tanya kenapa dan siapakah dia, namun tak juga mendapatkan jawabannya.
Leksia 4 Halaman 98
“Dia tidak menyayangi aku, bukan? Aku..aku tidak mengerti. Mengapa? Mengapa dia bahkan tidak mau berbicara kepadaku? Apakah aku ini memang
nakal sekali? Aku sudah mencoba menjadi anak baik. Aku sudah mencoba menjadi anak penurut” suaraku semakin keras dan tinggi, penuh rasa marah”
Leksia diatas digolongkan kedalam kode pembacaan hermeneutik kode teka- teki yaitu kode dengan berbagai cara berfungsi mengartikulasikan suatu
persoalan tersebut, atau justru menunda-nunda penyelesaiannya atau menyusun tekateki enigma dan sekedar memberi isyarat bagi penyelesaian berikutnya.
Dari leksia ini menunjukan pertanyaan-pertanyaan yang juga selalu membuat David gusar, tidak tenang. Setiap apapun yang berhubungan dengan ibunya, dia
mengharapkan sesuatu yang berbeda, dia mengharapkan perlakuan ibu akan berubah kepadanya. Saat dia sudah tidak tinggal bersama ibunya, dia
mengharapkan sang ibu mulai luluh dan bisa menerima juga menyayangi dia. Dan sayangnya sang ibu tidak pernah sekalipun menunjukan sifat yang berbeda
dari sebelumnya, itu membuat David bertambah emosi. Dia mulai merasa lelah selalu mengharapkan perubahan dari ibunya. Dia semakin tidak mengerti
mengapa ibunya bisa menjadi begitu keras hati, padahal apapun sudah dilakukan untuk menjadi anak baik. Sebisa mungkin David menjadi anak yang penurut,
berharap ada sedikit perubahan dari sang ibu terhadapnya. Dan David tidak bisa menemukan hal itu. Dia mulai kesal dan namun tetap bertanya-tanya siapakah dia
sebenarnya dimata sang ibu.
Leksia 5 Halaman 118
“Rasanya aku sudah berusaha sekeras mungkin untuk memahami anak-anak asuh yang lain sehingga aku bisa belajar-sehingga aku bisa diterima di dalam
lingkungan anak-anak lain yang lebih tua. Aku ingin sekali disukai anak-anak lain, tetapi tetap saja aku tak mampu“
Leksia diatas digolongkan kedalam kode pembacaan hermeneutik kode teka- teki yaitu kode dengan berbagai cara berfungsi mengartikulasikan suatu
persoalan tersebut, atau justru menunda-nunda penyelesaiannya atau menyusun tekateki enigma dan sekedar memberi isyarat bagi penyelesaian berikutnya.
Dari leksia ini menunjukan adanya pertanyaan bagi David dalam hidupnya. Dia bingung dan tidak mengerti. Sebenarnya dia sudah berusaha keras untuk bisa
menjadi anak normal, untuk bisa diterima oleh lingkungan sekitarnya, anak-anak asuh yang lebih tua, yang lebih lama tinggal di rumah asuhnya. Dia sudah sering
belajar dari apapun didalam rumah itu, untuk bisa saling memahami bagaimana anak-anak asuh dirumah itu. Namun entah mengapa, semua usahanya itu tidak
pernah berhasil. Entah mengapa dia selalu gagal untuk bisa disukai oleh anak- anak lainnya. Dia tetap saja tidak mampu untuk berbaur, untuk memahami sifat
semua anak-anak disitu, dan uuntuk bisa disukai. Entah apa yang kurang dari usahanya, tidak pernah dia ketahui. Dia tidak tahu harus berbuat apa lagi untuk
bisa diterima di lingkungan anak-anak asuh yang baginya masih baru itu. Dia tidak bisa menemukan jawaban apa yang sebenarnya salah dari dirinya dan apa
yang kurang dari usahanya, apa lagi yang harus dia rubah dari dirinya dan apa yang harus dilakukannya di lingkungan tersebut.
Leksia 6 Halaman 129
“Aku sama sekali tidak mengerti. Bagaimanapun aku ingin tahu: apakah aku ini ikut-ikutan jadi sakit juga seperti ibu? Apakah aku kelak seperti dia? Aku
sungguh ingin tahu. Aku sungguh ingin tahu mengapa seperti ini jadinya. Kami keluarga yang tidak kurang suatu apa, mengapa bisa sampai jadi
begitu”
Leksia diatas digolongkan kedalam kode pembacaan hermeneutik kode teka- teki yaitu kode dengan berbagai cara berfungsi mengartikulasikan suatu
persoalan tersebut, atau justru menunda-nunda penyelesaiannya atau menyusun teka-teki enigma dan sekedar memberi isyarat bagi penyelesaian berikutnya.
Dari leksia ini jelas menunjukan pertanyaan yang selalu mengganggu pikiran David, pertanyaan mengenai masa depannya. Banyak kekhawatiran David
bahwa dia akan menjadi sama seperti ibunya kelak. Apakah nanti dia akan menjadi ayah yang kejam bagi anak-anaknya. Ini juga menimbulkan pertanyaan
bagi pembaca, bagaimanakah masa depan David nanti, apakah dia pada akhirnya akan menuruni sifat ibunya juga. David bingung dan sangat tidak paham, apa
yang sebenarnya terjadi pada dia dan keluarganya. David sempat mempunyai masa kecil yang begitu indah, keluarga yang sempurna, ayah ibu dan saudara-
saudara yang menyayangi dia. Dia merasa keluarganya tidak mempunyai suatu kekurangan apa, sehingga harus menjadi berantakan seperti ini. Dia benar-benar
ingin tahu mengapa. Apa yang kurang dari keluarganya. Apa yang tiba-tiba bisa menjadi penyebab kehancuran keluarganya, selain ibunya yang memang biasa
menenggak minuman keras. Namun mengapa ayah dan ibunya menjadi seperti itu, mengapa ibu bisa “sakit”. David sangat ingin tahu apakah dia akan menjadi
sakit juga seperti ibunya, dan hal mengenai keluarganya tidak pernah habis dipikirkannya. Sebenarnya apa yang terjadi didalam hidup dan keluarganya,
tidak pernah dia pahami.
Leksia 13 Halaman 254
“Dalam semua pertemuan berkalaku seminggu sekali dengan Dr. Robertson, aku tidak pernah dipaksa untuk menceritakan apapun, tetapi aku segera
menyadari justru akulah yang selalu memulai pembicaraan mengenai pengalaman masa laluku. Akulah yang mengajukan pertanyaan kepada Dr.
Robertson mengenai segala hal, termasuk pertanyaan: apakah aku ditakdirkan untuk jadi orang seperti ibuku. Aku selalu berusaha untuk tetap
membicarakan berbagai masalah yang kurasakan selama ini dalam upayaku mendapat jawaban-jawabannya”
Leksia diatas digolongkan kedalam kode pembacaan hermeneutik kode teka- teki yaitu kode dengan berbagai cara berfungsi mengartikulasikan suatu
persoalan tersebut, atau justru menunda-nunda penyelesaiannya atau menyusun tekateki enigma dan sekedar memberi isyarat bagi penyelesaian berikutnya.
Leksia ini menunjukan pertanyaan yang sama bagi masa depan David. Mungkin dia merasa tidak akan pernah menemukan mengenai jati dirinya,
mengenai masa depannya hanya dengan berpikir sendiri. Dan dia berusaha bertanya kepada seseorang yang mungkin bisa memahaminya. Pertanyaan yang
tak pernah kunjung didapatkan jawabannya, pertanyaan yang sama mengenai masa depanny, apakah dia ditakdirkan untuk menjadi seperti ibunya, ikut
menjadi sakit dan menjadi kejam bagi anak-anaknya kelak.. Kepada orang yang bisa dipercaya, bukan membuat dia semakin lemah, namun diharapkan bisa
membantu dia menemukan teka-teki dalam hidupnya selama ini. Orang-orang yang sebelumnya diharapkan bisa membantu dia untuk bisa memecahkan
persoalan dalam hidupnya hanya menambah beban dipikirannya. Namun saat dia bertemu dengan seseorang yang dianggapnya bisa membantunya keluar dari hal-
hal yang mengganggu pikirannya, semakin keras usahanya untuk bisa menemukan jawaban dari setiap masalah yang dirasakan selama ini. Beberapa
hal yang dimulai dengan membicarakan masa lalunya, namun diikuti berbagai macam pertanyaan tentang masa depannya, dan jati dirinya untuk melengkapi
semua usahanya selama ini.
B. Kode Semik