5 41-45
2 30
6 46-50
1 5
jumlah
11 100
Sumber. Hasil penelitian 2010 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah informan yang pada tingkat
umur 36-40 tahun dan 41-45tahun adalah merupakan jumlah yang terbanyak dengan masing- masing jumlah yang terbanyak dengan masing- masing sejumlah
1 orang atau 60 dari jumlah keseluruhan informan sedangkang informan lainynya sebanyak 2 orang atau 20 berumur antara 31-35 tahun, 2 orang
atau10 berumur antara 26-30 tahun dan berumur 20-25 tahun serta 46-50 tahun dan yang berumur20-25 tahun serta 46-50 tahun masing- masing 5.
3.3. Tingkat Pendidikan
Karena pekerjan ini merupakan pekerjaan di sektor informan yang hanya sedikit memerlukan kealihan, dan tidak mementingkan pendidikan, maka pada
umumnya perempuan penjaga parkir di kelurahan Babura kecamatan medan baru ini. Masih tergolongberpendidikan rendah. Sebagaian besar dari mereka hanya
berpendidikan SD, bahkan ada juga di antarnya ada juga yang buta huruf atau tidak tamat dari SD, namun ada juga yang tamat dari SLTP hanya kira kira 3
orang saja. Karena rendanya tingkat pendidikan inilah para perempuan penjaga parkir bekerja di pasaran atau di kalangaan para dunia keras dan kejam. Demi
kehidupan dirinya dan kelu arganya. Untuk lebih jelas megenai tingkat pendidikan informan dapat dilihat dalam daftar table berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2 Tingkat Pendidikan Informan NO
Tingkat pendidikan jumlah
1 Buta huruf
1 10
2 Tidak tamat SD
3 30
3 Tamat SD
4 50
4 Tamat SLTP
3 10
jumlah 11
100 Sumber. Hasil Penelitian 2010
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebanyak 2 orang dari informan tidak pernah menduduki bangku sekolah dan buta huruf. Sedangkan yang
berpendidiakan tingkat SLTP ke atas tidak ada. Sebahagian besar dari informan hanya berpendidiakan tidak tamat SD dan hanya tamat SD.
3.4. Status Perkawinan Informan
Para perempuan penjaga parkir yang berada di Kota Medan kususnya di Kecamatan Medan Baru Kelurahan Babura ini adalah para ibu rumah tangga yang
mempunyai keluarga dan anak- anak. Sebagian besar mereka masih terikat hubunggan perkawinan. Informan yang menjawab seperti ini sebanyak 17 orang
atau 85 dari keseluruhan informan yang berada di kota medan kususnya di kecamatan medan baru. Sedangkan 3 orang lagi atau 15 adalah para ibu rumah
tangga yang sudah menjanda denggan tanggung jawab menjagah anak- anaknya. Untuk lebih jelas tentang hal tersebut dapat dilihat dalam table di bawah ini.
Tabel 3 Status Perkawinan Informan
Universitas Sumatera Utara
NO Status perkawinan
jumlah
1 2
Bersuami janda
8 3
85 15
jumlah
11 100
Sumber; Hasil Penelitian 2010 Para informan yang masih terikat hubungan perkawinan merupakan jutru
keluarga batih yang terdiri dari seorang suami, istri, dan beberapa orang anak- anak. Dari hasil penelitian informan, tidak ada di antara mereka mengakui bahwa
suami mereka telah kawin lagi, atau poligami. Mereka mengakui bawah mereka adalah istri pertama dan satu- satunya istri suaminya.
Sedangkan para informan yang sudah tidah bersuami menjanda yaitu sebanyak 3 orang. Mereka menjadikan janda karena suami mereka telah
meninggal dunia. Ketika peneliti menanyakan apakah mereka tidak mempunyai keinginan untuk menikah lagi, mereka mengatkan bahwa mereka sudah
mempunyai mempunyai anakdan yang paling peting bagi mereka dalah untuk memenuhi kebutuhan anak-anak dan biaya sekolah biar tidak serupah lagi nasib
mereka nantinya. Seperti ungkapan ibu T. Sianipar ;
“ Anakon hi do hamorahon di au”
Yang artinya bahwa anak adalah harta yang paling penting dan paling berharga. Sehingga mereka akan memperjuangkan segalanya demi keberhasilan
anaknya. Hingga para wanita bersedia menjadi penjaga parkir, demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan menyekolahkan anaknya hingga kejenjang yang
paling tinggi. Karena mereka pada umumnya beranggapan bahwa sekolah adalah
Universitas Sumatera Utara
sarana yang paling memungkinkan untuk meningkatkan taraf hidup dan martabat keluarga dimasa mendatang.
3.5. Alasan Perempuan Bermigrasi dan Lama Menetap di Kecamatan Medan Baru