kususnya di kelurahan Babura selama 30 tahun, namun ada pula yang masih baru sekitar 10 tahun atau kurang lebih dari itu. Umumnya kehadiran mereka di
kelurahan Babura, pertama kali adalah mengikuti suami atau saudara dan teman sekampung yang telah lebih dahulu bermingrasi ke Kota seperti yang sudah
dijelaskan di atas. Para perempuan penjaga parkir ini menyadari bahwa mereka berada pada
kesatuan hidup setempat komuniti dan menpunyai berbagai bentuk hubungan- hubungan sosial. Bentuk kesadaran tersebut tercermin dalam berbagai bentuk
hubungan sosial yang terjadi di antara penjaga parkir perempuan yang berada di Kota Medan kususnya kelurahan Babura. Hubungan mereka didasarkan sebagai
warga suku batak, namun perempuan penjaga parkir yang berada di Kota Medan bukan hanya suku Batak Toba, juga suku lain yang menjadih penjaga parkir
misalnya suku Nias, Jawa, Karo. namun yang menjadi pekerja parkir perempuan paling banyak adalah suku Batak Toba
Hal seperti ini bahwa hubungan sosial itu yang sagat kuat antara penjaga parkir yang berada di kelurahan Babura. Yang menjadi kehidupan mereka demi
kelangsungan hidup keluarga. Di dalam hubungan penjaga parkir sagat kuat hubungan sosial di antaranya hubungan bertetangga tempat tinggal,
persahabatan, kepercaya yang berbeda namun tercipta kerukunan beragama, kekerabatan dan sebagainya. Untuk lebih jelas bagaimana hubungan yang terjalin
di antara mereka, dan masyarkat disekitar mereka menjaga parkir dapat dilihat dalam berbagai jaringan yang di bawah ini.
4.1.1. Jaringan Sosial Dalam Sistem Kererabatan
Universitas Sumatera Utara
Para penjaga parkir perempuan yang berada di Kota Medan kususnya di Kelurahan Babura, sangat terjaga kerukunan di antara mereka yang beker juga
sebagai penjaga parkir baik antara penjaga parkir perempuan maupun penjaga parkir laki-laki lainya. Dalam pekerjaan ini suku tidak menjadi menghambat
persahabatan atau hubungan kekerabatan yang bisa membuat kekompakan antara penjaga parkir perempuan dan laki-laki. Hal ini tidak pernah masalah dalam
kesenjangan sosial antara penjaga parkir karena mereka suku yang berbeda- beda bukan jadih membuat orang itu jadih kurang kompak, karena dalam pikiran
mereka bahwa semuanya sama mencari hidup dan satu yang menciptakan manusia.
Hubungan kererabatan tidak hanya didasarkan pada hubungan suatu keturunan. Tetapi ada juga hubungan kekerabatan yang terjadi karena adanya
ikatan perkawinan. Setiap perkawinan didasarin oleh ikatan yang kuat di antara pihak laki- laki dan pihak perempuan sama halnya dengan perkawinan suku
Batak Toba meletakkan dasar bagi hubungan yang parmanen antara kelompok keturunan mempelai perempuan dengan kelompok yang memberikan istri di sebut
hula- hula, dan penerima istri disebut boru. Secara sistimatis pada berbagai upacara pada kelompok tersebut terjadih pada peristiwa-peristiwa penting seperti
kehadiran, permandian untuk orang Kristen, perkawinan, kematian dan peristiwa- peristiwa lain sekitar kehidupan.
Sama halnya dengan suku- suku lainya dimana kekerabatan sangat penting, sama halnya dengan pekerjaan harus terjaga hubungan yang baik antara
yang satu dengan yang lainaya. Dimana di antara penjaga parkir yang satu dengan yang lainya harus saling megenalin baik dalam hubungganya dalam tempat
Universitas Sumatera Utara
pekerjaan maupun dalam acara-acara lainya seperti: pesta, acara- acara apapun yang bisa mempererat hubungan di antara mereka ditempat pekerjaanya maupun
di dalam lingkungan maupun di dalam acara apapun. Semuanya perempuan penjaga parkir sagat mengenal antara saya dengan yang lainya baik secara garis
keturunan maupun karena hubungan perkawinan dan hubungan pekerjaan. Sama halnya dengan yang dituturkan oleh ibu T. br. Sianipar.
“ dalam pekerjaan seperti ini kami sagat mempererat hubungan antara satu dengan yang lainya baik penjaga parkir laki- laki, maupun penjaga
parkir perempuan. Karena dalam tempat pekerjaan dilapangan sebutan dalam sesama kami sagat kompak, karena dalam lapangan kami sagat
saling menhormati. Kalau kami panggil penjaga parkir perempuan kami panggil dendan sebuta eda, kalau untuk laki- laki kami memanggil
dengan kata ito yang artinya saudara laki- laki. Dalam pekerjaan seperti ini kami sagat memperkuat hubungan antara sesama kami”.
Jadi dari keadaan tersebut dapat terlihat bahwa seluruh perempuan penjaga parkir yang berbeda suku, Agama, dan jenis kelamin sagat menjaga hubungan
yang baik demi kelangsungan kerja sama yang baik dan sistim sosial di antara penjaga parkir yang berada dikelurahan Babura.
Struktur Kerja Parkir
Bagan atau strukrur kerja parkir ini sagat menunjukan suatu kerja yang baik dimana disinih sagat terlihat kerja sama yang baik antara PEMKO Medan
dengan pegelolah parkir atau penanggung jawab atas lokasi parkir yang menjadi
P EMKO
MEDAN PENGELOLA
PARKIR TUKANG
PARKIR
Universitas Sumatera Utara
tempat kerja para penjaga parkir perempuan yang mencari nafkah di Kelurahan Babura ini.
Dimana Pemko Medan yang menjadi penerima pajak dari daerah daerah Medan sekitarnya. Dan disinih sagat Nampak kerja sama antara masyarakat yang
berada di kota Medan ini. Yang bekerja sama antara pemerintah dengan masyarakat pegelolah wilayah dengan masyarakat biasa yang menjadi pekerja
sebagai penjaga parkir.
4.1.2. Jaringan Sosial Dalam Ketetanggaan