Kehidupan Perempuan Penjaga Parkir

BAB III AKTIFITAS KEHIDUPAN PEREMPUAN PENJAGA PARKIR

DI KELURAHAN BABURA KECAMATAN MEDAN BARU

3. Kehidupan Perempuan Penjaga Parkir

Kehidupan perempuan penjaga parkir mulai dari bermigran sampai hidup dan menetap tinggal di Kota Medan. Para perempuan yang bekerja sebagai penjaga parkir yang datang dari berbagai tempat ini bukan satu Suku melainkan berbagai suku misalnya Batak Toba, Nias, Karo, Jawa. Mereka sagat berbagia bentuk kedatangan mereka ke Kota Medan. Para dasarnya para perempuan ini ikut sama keluarga, datang sendiri dengan tujuan mencari pekerjaan yang lebih baik dari pada kehidupan yang berada dikampung. Perempuan bukan hanya mencari pekerjaan di Kota Medan melaikan menambah jaringan dan kerja sama di berbagai kehidupan yang muncul dikalangan kehidupan sekarang ini.seperti kata Ibu H.Sianipar. “ kehidupan ini susah yang penting senang dan kita tidak ada membebanin orang lain dalam bentuk apapun. Kami bekerja memang sangat banyak kendala dari luar maupun dalam, namun yang peting kami bisa kehidupin diri dan keluarga.” Para perempuan yang datang ke Medan yang berbagai suku,bergai tingkat pendidikan dan keterampilan yang di miliki mereka. Dalam hal ini mereka tidak pernah membedakan itu dalam dunia kerja.perempuan ini tidak pernah berkecil hati dalam mendapat pekerjaan yang dimiliki mereka nantinya. Yang peting dalam diri mereka tidak mencuri atau membebani orang lain. .kehidupan para perempuan Universitas Sumatera Utara yang menjadi penjaga parkir yang berada di Kota Medan khususnya di kelurahan Babura. Hal ini Nampak dari berbaagai kehidupan mareka yang tidak bisa di tutupin dari bergai kehidupan keluarga mereka. Tiap keluarga mempunyai bergai bentuk kehidupan mulai dari segi umur, pendidikan, status, suku, dan jumlah anak- anak mereka. Perempuan dalam hal ini tidak bisa di pungkirin dari bentuk hal yang dialami berbeda –beda dalam pembagian kerja mulai dari pekerja rumah sampai pekerjaan di luar rumah yang menjadih pekerjaan perempuan sehari- harinya menjadi penjaga parkir. Dari semua perempuan yang menjadi penelitian ini sagat berbagai macam pendapat yang megenai pembagian kerja di rumah seperti yang di ungkapkan Ibu Waruwu. “ dalam pekerjaan ini sunggu tidak ada kesempatan untuk istirahat. Karena dalam kehidupan keluarga masih minim atau belum bisa dikatakan keluarga yang sudah mampu dalam menhidupin keluarganya. Apalagi anak-anak masih belum bisa membantu dalam megerjakan pekerjaan rumah, karena masih berumur balita.” Dalam hal ini perempuann yang menjadi bagian dari kepala rumah tangga yang ikut serta dalam bertangung jawab dalam menhidupin keluarga. perempuan ini bekerja penjaga parkir karena kurangnya pendapatan suami dalam menhidupin keluarga yang tugasnya kepala rumah tangga. Hal ini pekerjaan para pekerja perempuan ini tidak ada yang bisa mencukupin biaya rumah tangganya. Hal ini para perempuan menjadi penjaga parkir demi menhidupin keluarga dan menjadi perempuan yang mempuanyi jaringan di luar yang bisa membuat mereka menamba jaringa di luar rumah yang dapat membuat mereka lebih mendapat wawasan dari luar secara tidak langsung belajar resmi. Para perempuan ini sunggu berpikir maju dalam mencari jaringan sesama penjaga parkir yang bisa Universitas Sumatera Utara membentuk berbagai jarigan yang saling membatu antara penjaga parkir yang satu dengan yang lain. Jaringa yang di bentuk mereka antara lain perkumpulan arisa jula-jula, perkumpulan dalam keagamaan dan jaringan yang bisa menamba ketenangan dan penghasilan suami dalam menhidupin keluarga, namun pada dasar tidak semuanya perempuan penjaga parkir ini bekerja karena kurang pendapatan suami, namun sebagian para perempuan penjaga parkir ini tidak mempunyai suami lagi untuk menhidupin keluarganya. Hal ini perempuan harus bekerja keras untuk keluarga. Perempuan dalam hal ini sagat berbeda dengan perempuan yang mempunyai suami dengan perempuan yang tidak ada suaminya yang menjadi tulang punggu keluarga. Hal ini sagat nampak dari cara kerja yang dimiliki para perempuan yang tidak ada suami dengan perempuan yang mempunyai suami. Biasanya cara mereka bekerja berbeda dimana yang mempunyai suami biasanya lebih cepat dengan perempuan yang tidak ada suaminya. Biasanya yang mempunya suami bekerja jam 07 pagi- 17 sore. Mereka pulang lebih cepat dari suaminya karena anak- anak yang masih kecil yang belum bisa bekerja membatu pekerjaan rumah yang harus di kerjakan ibu rumah tangga. Berbeda dengan perempuan yang tidak ada suami yang bekerja mulai jam 8.30 wib- jam 16 wib. Hal ini disebkan suami yang tidak ada. Namun berbeda dengan perempuan yang mempunyai anak- anak yang sudah bisa membantu pekerjaan rumah yang sagat megurangi beban istri yang biasanya bekerja megerjakan semua pekerja rumah mulai memasak, mencuci, memberangkatkan anak- anak sekolah. Hal ini yang bisa membuat para perempuan yang bekerja sebagai penjaga parkir ini sagat terbantu dalam semua pekerjaanya. Universitas Sumatera Utara 3.1.Indentitas Informan Menurut Usman Pelly 1984 bahwa setelah beberapa tahun Indonesia merdeka pertumbuhan Kota Medan terus meningkat. Proses pertubuhan penduduk secara ilmiah dan arus migrasi yang terus menerus mengalir baik dari daerah sekitar maupun dari pulau lain. Para mingra datang atau berasal dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda. Budaya masing- masing melekat dalam diri dan pribadinya. Dari kemajemukan penduduk Kota Medan terdapat suatu kecenderungan bahwa masing-masing suku bermukim secara mengelompok di sekitar tempat bekerja. Demikian juga dengan pekerjaan, juga terdapat suatu kecenderungan bahwa sesuatu jenis pekerjaan didominasi oleh sukubangsa tertentu,misalnya suku cina mereka cenderung berada di pusat kota di sekitar pusat- pusat perekonomian dan perdagangan. Suku bangsa Batak Toba pada umumnya bermukim di pusat- pusat perekonomian atau perdagangan yang berada di pusat kota yang berada di Kelurahan Babura Kecamatan Medan Baru dan pusat Kota Medan lainya. Pemukiman tersebut tersebut sesuai dengan okupasi suku Batak Toba yang cenderung bekerja di bidang birokrasi,perkantoran, buruh kasar, petani dan penjaga parkir. Yang cenderung di dalamnya suku Minangkabau, mereka cenderung bekerja di bidang perdagangan kelas menengah ke bawah, serta bidang professional lain dan pada umumnya mereka bermungkim di Kelurahan Babura Kecamatan Medan Baru, kemudian suku Jawa, Melayu, banyak bermungkim di daerah pinggiran Kota Medan misalnya Juanda, Sukarame, Helvetia, lapangan merdeka, yang pada umumnya mereka di bagian jenis pekerjaan okupasi buruh di berbagai perusahan, disamping sebagai petani. Universitas Sumatera Utara Demikian juga dengan kelurahan Babura, sebagai salah satu daerah di Kota Medan yang mempuanyai masyarakat yang majemuk. Kecenderungan- kecenderungan segregasi dan okupasi terlihat dari adanaya pengelompokan – pengelompokan tempat tinggal di beberapa lingkungga yang terdapat di kelurahan Babura telah diuraikan pada bab II. Demikian juga dengan orang Batak Toba yang cenderung tinggal lingkunagan III tersebut , maka tidak heran lagi perempuan Batak Toba yang mendominasi atau populasi perempuan penjaga parker yang berada di kecamatan Medan Baru dan ada juga di daerah- daerah lainya yang pekerjaan penjaga parkir perempuan. Dan ini tujuan peneliti menjadikan perempuan menjadih penjaga parkIr yang di dominasi oleh Suku Batak Toba, namun ada juga juga suku lainya seperti Nias dan Jawa yang menjadih objek penelitian saya. 3.2.Umur Informan Perempuan penjaga parkir yang menjadih informan dalam penelitian ini masih tergolongdalam usia produktif yaitu 20-50 tahun. Untuk lebih jelas tentang usia para informan akan dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 1 Umur Informan NO Umurtahun jumlah 1 20-25 1 5 2 26-30 2 10 3 31-35 2 20 4 36-40 3 30 Universitas Sumatera Utara 5 41-45 2 30 6 46-50 1 5 jumlah 11 100 Sumber. Hasil penelitian 2010 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah informan yang pada tingkat umur 36-40 tahun dan 41-45tahun adalah merupakan jumlah yang terbanyak dengan masing- masing jumlah yang terbanyak dengan masing- masing sejumlah 1 orang atau 60 dari jumlah keseluruhan informan sedangkang informan lainynya sebanyak 2 orang atau 20 berumur antara 31-35 tahun, 2 orang atau10 berumur antara 26-30 tahun dan berumur 20-25 tahun serta 46-50 tahun dan yang berumur20-25 tahun serta 46-50 tahun masing- masing 5.

3.3. Tingkat Pendidikan