dekat para kendaraan yang dijaga, sambil duduk dan mereka rata- rata merokok dalam istirahatnya. Para pekerja ini dalam istirahatnya tidak pernah melakukan
waktu yang lama dan panjang karena lama istirahat maka rejeki akang hilang. Karena pendatang akan pergi tanpa memperdulikan penjaga parkir, namun hal ini
tidak semuanya para pengunjung yang mempunyai kendaraan bermaksud berbuat begitu. Pada saat- saat tertentu yaitu pada saat jumlah pengunjung dalam
memarkiran kendaran mereka, maka dari situlah banyaknya pendapatan mereka atau gaji mereka melalui harus membayar setoran pada pemilik wilayah yang
bertanggung jawab atas keamanan mereka dari ganguan baik dari dalam maupun dari luar.
Dalam hal penghasilan, jumlah pendapatan para penjaga parkir perempuan lebih banyak pada hari tertentu misalnya hari- hari libur daripada hari biasa.pada
hari - hari tertentu tersebut, mereka bisa mendapatkan uang parkiranyang lumayan banyak sehingga mereka bisa mendapatkan bonus dari pemilik lahan. Pada
umumnya para pekerja akan menerima hal ini, karena mereka bisa memperoleh tambahan dari gaji yang telah ditentukan. Seperti yang dikatakan oleh Ibu R. br.
Sinaga : “ kapan lagi begini biar hidup kami selalu senang dan mendapat untung
yang banyak yang biasa membuat keluarga kami senang”.
3.3.3 Alokasi Pembagian Waktu
Seluruh perempuan yang bekerja sebagai penjaga parkir yang berada di lingkungan IV Kelurahan Babura Kecamatan Medan Baru adalah ibu rumah
tangga. Sebagai ibu rumah tangga tentunya mempunyai tanggung jawab tersendiri
Universitas Sumatera Utara
dalam kelurganya. Baik tanggung jawab terhadap suami, rumah tangga maupun mengurus anak- anknya. Sehinggga apabila para ibu atau perempuan ini yang
sebagai ibu rumah tangga sebagai perempuan penjaga parkir, mereka harus bisa mengalokasikan waktunya secara cepat dan tepat. Karena dengan pembagian
waktu yang tepat ini, dapat menjalankan kewajiban sebagai ibu rumah tangga. Tentang cara pembagian waktu antara bekerja sebagai penjaga parkir dan
sebagai ibu rumah tangga, para perempuan penjga parkir ini terbagi atas dua kategori. Adapun kedua kategori tersebut adalah para ibu rumah tangga yang
mempunnyai anak gadis yang sudah bisa bekerja di dalam rumah maka pekerja rumah yang harus dikerjakan oleh merekasekarang anak gadisnya yang menjadi
berperan untuk bekerja dalam kegiatan sehari-harinya yang dikerjakan oleh ibu atau orang tua yang bekerja sekaligus sebagai mencari nafkah. Sehingga ibu
rumah tangga bisa membagi waktu dengan menyuruh anak gadisnya menyelesaikan atau mengurus pekerjaan rumah. Demikianlah cara mereka
membagi waktu di antara kedua kategori ini berbeda antara satu sama lain. Untuk ibu rumah tangga yang mempunyai anak gadis, mereka tidak terlalu
memikiran pekerjaan rumah tangga. Karena anak gadis mereka telah mengambil alih keseluruhan tugas- tugas rumah. Pada waktu pagi hari, mereka hanya
menyiapkan sarapan untuk keluarga. Setelah sarapan untuk keluarga selesai mereka bisa langsung berangkat bekerja. Pekerjaan rumah tangga lainya seperti
menyapu rumah, menyuci piring, atau mengasuh anak-anaknya yang masih kecil merupakan tanggung jawab anak gadisnya.
Universitas Sumatera Utara
Pada waktu sore hari, para ibu rumah tangga ini juga tida merasa perlu untuk pulang cepat- cepat. Kerena mereka merasa tidak ada pekerjaan yang
mendesak untuk dikerjakan dirumah. Anak gadisnya telah mengambil alih seluruh pekerjaan- pekerjaan rumah. Sehingga mereka dapat beristirahat dengan
cukup. Untuk lebih jelas tentang hal tersebut berikut wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan Ibu B. br. Sianipar :
“sekarang saya sudah jarang melakukan pekerajaan rumah, karena saya sudah punya anak gadis. Jadi dialah yang membantu saya megerjakan
rumah, seperti meyapu, mencuci, memasak dan menjaga adik- adiknya.”
Dari wawancara di atas nampak bahwa untuk urusan pegasuhan anak serta pekerjaan rumah tangga lainya, perempuan yang sama dengan ibu rumah tangga
dalam kategori ini diserahkan kepada anak gadisnya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan beberapa informan, pada umumnya suami ibu rumah
tangga tersebut dapat menerima keadaan ini. Pada umumnya mereka mengatakan bahwa suami mendukung mereka agar dapat tetap bekerja. Dan tidak jarang suami
ikut membantu melaksanakan pekerjakan tersebut. Tentu keadaan yang seperti di atas tidak terjadi pada ibu rumah tangga
yang tidak mempunyai anak gadis atau anak- anaknya masih kecil dan belum bisa dibedakan tanggung jawab dalam pengurusan rumah tangga. Merasa harus pandai
dalam mengatur pembagian waktu antara megurus rumah tangga dengan bekerja sebagia perempuan penjaga parkir. Karena urusan rumah tangga juga tanggung
jawab mereka. Ibu rumah tangga yang masuk dalam kategori ini setiap harinya harus bangun waktu hari masih pagi betul. Sebab sebelum berangkat untuk
bekerja, mereka harus meyiapkan sarapan untuk keluarganya, memasak untuk
Universitas Sumatera Utara
makan siang serta mengurus anak- anaknya sebelum mereka berangkat kerja. Setelah urusan ini selesai mereka berangkat bekerja.
Supaya pengasuhan anak- anaknya yang masih kecil tidak terganggu, mereka akan membawanya ke tempat bekerja. Sewaktu mereka bekerja, anak-
anaknya tersebut akan bermain dengan anak- anak lain yang masih kecil. Dan apabila tiba saatnya makan siang , para ibu rumah tangga ini akan beristirahat
sejenak, untuk mengurus makan siang anak- anaknya atau menyusui anak- anaknya yang masih bayi. Pada sore harinnya para ibu rumah tangga yang tidak
mempunyai anak gadis ini akan pulang lebih cepat sekitar jam 5 sore. Karena ia harus memasak untuk makan malam keluarganya atau mengerjakan pekerjaan
tangga lainya yang belum sempat dikerjakan sebelum berangkat bekerja pada pagi hari. Para perempuan penjaga parkir ini lebih mengutamakan anak- anaknya
dibandingkan dengan pekerjanya. Tentang bagaimana seorang ibu rumah tangga yang tidak mempunyai anak
gadis dalam membagi waktunya untuk bekerja sebagai penjaga parkir setiap harinya dan sekalian ibu rumah tangga, berikut wawancara yang dilakukan oleh
penulis dengan Ibu Biak Waruwu : “ setiap pagi- pagi sekali saya sudah bangun. Kemudian saya memesak
sarapan dan makanan siang. Baru megerjakan pekerjaan rumah lainya. Setelah itu barulah saya berangkat kerja dengan membawa anak saya.
Sewaktu saya bekerja, anak- anak bermain dengan kawan- kawannya sebayanya di sekitar gudang. Bila tiba waktu makan siang, mereka akan
saya berikan makan.”
Dari pemaparan di atas terlihat bahwa hampir kebanyakan para penjaga pakir perempuan tersebut mempunyai peranan ganda di dalam rumah
tangganya.yaitu dengan bekerja di sektor publik sebagai penjaga parkir untuk
Universitas Sumatera Utara
menambah pendapatan keluarganya dan bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan rumah tangga. Walaupun begitu hal ini bagi mereka bukanlah suatu
beban, karena para ibu rumah tangga ini dapat membagi waktunya.
3.3.4. Peranan Istri Dalam Keluarga