Pengertian Penjadwalan Tujuan Penjadwalan Kriteria dalam Penjadwalan Produksi

commit to user II – 9 Penjadwalan pengerjaan order di PT. Wangsa Jatra Lestari didasarkan oleh analisa divisi PPIC yaitu berdasarkan metode First Come First Serve FCFS. Pada penjadwalan FCFS, order yang datang lebih dahulu akan dilayani lebih dahulu. Namun ketika jadwal tersebut sedang dilaksanakan akan tetapi ada order yang mendesak untuk dikirim, maka order tersebut akan dijadwalkan sebagai prioritas untuk segera diproduksi.

2.2 Penjadwalan Produksi

2.2.1 Pengertian Penjadwalan

Penjadwalan produksi didefinisikan sebagai proses pengalokasian sumber daya untuk menyelesaikan sekumpulan tugas Baker, 1974. Penjadwalan merupakan proses pengorganisasian, pemilihan, penggunaan waktu untuk menangani aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk memproduksi produk tertentu pada waktu tertentu sesuai dengan jumlah waktu yang tersedia dan keterbatasan antara aktivitas dan sumber daya yang tersedia Sipper dan Bulfin, 1997. Menurut Gasperzs 2001, pada perusahaan manufaktur, operasi manufakturing harus dijadwalkan agar item-item produksi tepat waktu. Kapan suatu pesanan harus diselesaikan when it is due? Pekerjaan apa yang seharusnya diselesaikan atau dijalankan berikut pada work center tertentu? Itu semua merupakan pertanyaan inti yang berkaitan dengan pengendalian prioritas priority control.

2.2.2 Tujuan Penjadwalan

Tujuan umum dari penjadwalan adalah sebagai berikut Baker, 1974: 1. Meningkatkan produktifitas mesin dengan jalan meminimasi waktu menganggur mesin. 2. Mengurangi persediaan barang setengah jadi work-in-process inventory dengan jalan mengurangi rata-rata jumlah pekerjaan yang menunggu dalam antrian karena mesin sedang sibuk melakukan suatu aktivitas commit to user II – 10 3. Mengurangi keterlambatan karena waktu proses suatu pekerjaan telah melampaui jatuh temponya due date dengan cara mengurangi maksimum keterlambatan maupun dengan mengurangi jumlah pekerjaan yang terlambat. 4. Meminimasi biaya produksi.

2.2.3 Kriteria dalam Penjadwalan Produksi

Proses penjadwalan produksi memerlukan tiga informasi dasar untuk setiap order Baker, 1974, yaitu: 1. Processing time atau waktu proses t j . Jumlah waktu yang diperlukan oleh job j. 2. Ready time atau saat siap r j . Kondisi dimana job j telah tersedia untuk diproses. 3. Due date atau saat kirim d j . Kondisi dimana pemrosesan job j harus selesai. Perangkat dasar yang digunakan untuk mengevaluasi penjadwalan produksi ada empat Baker, 1974, yaitu: 1. Completion time C j . Waktu dimana pemrosesan job j diselesaikan. Ukuran kuantitatif untuk mengevaluasi penjadwalan biasanya adalah fungsi completion time. 2. Flow time F j . Jumlah waktu yang dihabiskan job j di dalam sistem. F j = C j – r j . Flow time mengukur respon sistem pada permintaan-permintaan secara individual untuk pemrosesan dan merepresentasikan interval menunggu sebuah job antara kedatangan job dan penyelesaian job. Interval ini sering disebut turnaround time. 3. Lateness L j . Selisih waktu antara completion time job j dengan due date job j. L j = C j – d j . Lateness mengukur kesesuaian penjadwalan dengan due date. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa bisa jadi suatu job diselesaikan lebih awal dari due date, yang disebut negative lateness. Negative lateness menunjukkan bahwa pemrosesan lebih baik dari due date yang diharapkan, sedangkan positive lateness menunjukkan pemrosesan yang lebih buruk dari due date. commit to user II – 11 4. Tardiness T j atau positive lateness. Keterlambatan job j jika job j tidak sesuai dengan due date atau keterlambatan nol. T j = max {0, L j }. Tardiness T j atau positive lateness biasanya digunakan untuk mengukur suatu keterlambatan.

2.2.4 Kriteria Pengukuran Kinerja Jadwal