Pengumpulan Data Perancangan Program Aplikasi Penjadwalan Produksi Shopping Bag Validasi Program Aplikasi Penjadwalan Produksi Shopping Bag Analisa dan Interpretasi Hasil

commit to user III – 5 4. Finishing 3 Handwork = departemen khusus Merupakan proses manual yang digunakan untuk proses finishing shopping bag. Pada penelitian ini, yang diteliti hanya pada bagian cetakprinting dan finishing saja. Karena pada bagian pracetak merupakan pekerjaan seni, sehingga waktu prosesnya tidak bisa diperkirakan secara pasti. Berdasarkan observasi awal di PT. Wangsa Jatra Lestari, diperoleh informasi karakteristik sistem produksi yang ada di perusahaan, yaitu : 1. Setiap produk shopping bag yang datang ke perusahaan membutuhkan proses yang sama, yaitu printing, laminating, punch dan handwork. 2. Kegiatan produksi dilakukan selama 6 hari dalam 1 minggu. 3. Pada hari minggu dan hari libur nasional, perusahaan libur atau tidak dilakukan kegiatan produksi. 4. Kegiatan produksi dimulai dari jam 07.00 sampai dengan jam 16.00 dengan waktu istirahat dari jam 12.00 sampai dengan jam 13.00. 5. Kapasitas lembur maksimal adalah 4 jam per hari, yaitu dari jam 16.00 sampai dengan 20.00. 6. Kebijakan yang dilakukan perusahaan untuk mengatasi keterlambatan adalah dengan melakukan penambahan kapasitas dengan kerja lembur.

3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah tahapan untuk mengambil informasi yang diperlukan sebagai input proses penelitian selanjutnya. Data diambil melalui proses wawancara atau dengan mengambil data yang sudah ada dalam perusahaan. Data yang dibutuhkan meliputi: 1. Tinjauan umum perusahaan, yang terdiri dari sejarah umum perusahaan, susunan organisasi perusahaan, proses produksi serta sistem penerimaan order perusahaan. 2. Data permintaan konsumen, merupakan data permintaan yang datang ke perusahaan pada bulan November 2008. commit to user III – 6 3. Data kapasitas mesin yang digunakan untuk memproduksi shopping bag, meliputi data mesin, data setup mesin, data laju produksi setiap mesin dan data waktu perpindahan antar mesin. 4. Data downtime kerusakan mesin yang digunakan adalah data kerusakan mesin pada bulan Februari 2008 sampai dengan bulan September 2008.

3.4 Perancangan Prosedur Penjadwalan

3.4.1 Identifikasi Job

Identifikasi pekerjaan dilakukan untuk mengetahui ada berapa pekerjaan yang harus dikerjakan dan bagaimana spesifikasi pekerjaan tersebut.

3.4.2 Penentuan Jumlah Material yang Diproses

Besarnya jumlah material yang akan diproduksi adalah besarnya order konsumen ditambah dengan allowance. Allowance tersebut digunakan untuk mengantisipasi kecacatan pada saat produksi. Besarnya allowance tergantung dari besarnya inskit serta kuantitas order. Inskit merupakan standar besarnya prosentase allowance yang harus ditambahkan dalam proses produksi untuk mengantisipasi adanya kecacatan. Sedangkan faktor pengurang sebagai faktor asumsi pengurangan jumlah produk cacat pada saat melalui tiap-tiap mesin. Besarnya inskit dan faktor pengurang berbeda-beda pada setiap order tergantung dari kuantitas order tersebut.

3.4.3 Penentuan Kapasitas Mesin Optimal

Setelah menentukan jumlah material yang diproses, selanjutnya ditentukan kapasitas mesin optimal.

3.4.4 Penentuan Waktu Proses

Selanjutnya, dengan data jumlah material yang diproses dan kapasitas mesin optimal, maka dapat ditentukan waktu untuk masing-masing proses.

3.4.5 Penentuan Buffer time

Buffer time merupakan waktu yang digunakan untuk mengantisipasi ketidakpastian dalam estimasi flowtime dan juga untuk mengantisipasi kejadian commit to user III – 7 yang akan datang yang tidak dapat diprediksi. Hal yang dapat mengganggu jalannya kegiatan produksi di PT. Wangsa Jatra Lestari dan menyebabkan kegiatan produksi berlangsung lebih lama adalah adanya kerusakan mesin. Oleh karena itu besarnya buffer time ditentukan dari besarnya downtime karena kerusakan mesin. Besarnya buffer time untuk masing-masing job berbeda tergantung dari jenis proses apa yang akan dilakukan. Besarnya buffer time pada setiap mesin adalah besarnya rata-rata downtime kerusakan mesin per hari pada mesin yang bersangkutan.

3.4.6 Penentuan Kapasitas Produktif

Due date merupakan tanggal akhir penyerahan order. Besarnya kapasitas produktif adalah lamanya suatu pekerjaan di dalam pabrik dari saat mulai proses sampai due date.

3.4.7 Penentuan Estimasi Completion Time

Completion time waktu penyelesaian adalah waktu dimana pemrosesan job i diselesaikan. Disimbolkan dengan i C .

3.4.8 Penerapan Algoritma NEH

Perancangan penjadwalan produksi shopping bag di PT. Wangsa Jatra Lestari dilakukan dengan algoritma NEH Nawaz, Enscore and Ham dengan kriteria minimasi total tardiness. Pada perancangan penjadwalan produksi shopping bag sebagai pemecahan masalah diharapkan mampu meningkatkan performansi sistem produksi shopping bag di PT. Wangsa Jatra Lestari. Pada algoritma NEH dilakukan pengurutan job untuk menghasilkan urutan dengan kriteria sasaran terbaik. Apabila sasaran terbaik tersebut telah tercapai namun didapatkan hasil terbaik yang sama, maka dari hasil terbaik yang sama tersebut diambil keputusan secara acak. Pada penelitian ini, penerapan algoritma NEH dengan kriteria sasaran terbaik yaitu minimasi total tardiness. commit to user III – 8 Algoritma NEH Aturan penjadwalan order dengan kriteria total tardiness yang paling minimum sebagai berikut : 1. Hitung total waktu proses untuk job i. 2. n pekerjan disortir lalu pilih yang memiliki total waktu proses yang besar dan evaluasi berdasarkan minimasi total tardiness. 3. Ambil tiap-tiap pekerjaan sisa daftar yang disortir temukan jadwal yang terbaik contoh, jika j1, j2, j3 adalah urutan arus pekerjaan dan pekerjaan dijadwalkan r adalah pekerjaan yang sisa dengan total waktu proses paling besar didaftar yang disortir, kemudian pekerjaan r bisa ditempatkan pada empat posisi: r, j1, j2, j3, j1, r, j2, j3, j1, j2, r, j3 atau j1, j2, j3, r. Urutan dengan total tardiness terkecil diantara yang empat dipertimbangkan terpilih untuk perluasan lebih lanjut.

3.4.9 Menyusun Jadwal Produksi

Setelah ditentukan urutan pengerjaan order maka langkah selanjutnya adalah menyusun jadwal produksi. Susunan jadwal produksi ini terdiri dari urutan pengerjaan job pada setiap stasiun produksi. Dengan meyusunan jadwal produksi, perusahaan dapat mengetahui kapan suatu job dapat mulai dikerjakan dan kapan akan terselesaikan. Ketika order baru masuk, dengan informasi tersebut perusahaan dapat memutuskan untuk langsung memproses order atau harus menunggu.

3.4.10 Penambahan Kapasitas Produksi

Perusahaan melakukan penambahan kapasitas produksi dengan overtime untuk memenuhi order sesuai dengan due date permintaan customer.

3.5 Perancangan Program Aplikasi Penjadwalan Produksi Shopping Bag

Tahap ini dilakukan perancangan program aplikasi penjadwalan produksi shopping bag dengan algoritma NEH. Pada perancangan tersebut dilakukan dengan membuat konstruksi program. Konstruksi program tersebut meliputi syntax program dan interface program yang akan dirancang. Perancangan program aplikasi ini menggunakan software Borland Delphi 7. commit to user III – 9

3.6 Validasi Program Aplikasi Penjadwalan Produksi Shopping Bag

Algoritma NEH tersebut kemudian dibuktikan logika dan alur pengerjaannya dengan perhitungan melalui suatu contoh kasus sederhana yang diambil dari data produksi. Validasi digunakan untuk mengetahui hasil penjadwalan produksi shopping bag menggunakan algoritma NEH yang disimulasikan dengan program aplikasi yang telah disusun.

3.7 Analisa dan Interpretasi Hasil

Menguraikan analisis dan pembahasan masalah berdasarkan metodologi penelitian yang telah dirumuskan serta menginterpretasikan hasil penelitian. Kemudian intepretasi hasil penelitian tersebut dipakai untuk membantu penarikan kesimpulan pada tahap berikutnya.

3.8 Kesimpulan dan Saran