Kriteria Pengukuran Kinerja Jadwal Klasifikasi Penjadwalan

commit to user II – 11 4. Tardiness T j atau positive lateness. Keterlambatan job j jika job j tidak sesuai dengan due date atau keterlambatan nol. T j = max {0, L j }. Tardiness T j atau positive lateness biasanya digunakan untuk mengukur suatu keterlambatan.

2.2.4 Kriteria Pengukuran Kinerja Jadwal

Penjadwalan umumnya dievaluasi dengan menghitung secara keseluruhan agregat yang mengumpulkan informasi tentang semua job, menghasilkan ukuran performansi dalam bentuk satu dimensi. Ukuran performansi penjadwalan biasanya merupakan fungsi dari sejumlah completion time dalam sebuah jadwal produksi. Ukuran performansi agregat yang bisa digunakan Baker, 1974 adalah: 1. Mean Flow Time : å = = n j j F n F 1 1 2.1 2. Mean Lateness : å = = n j j L n L 1 1 2.2 3. Mean Tardiness : å = = n j j T n T 1 1 2.3 4. Maximum Flow Time : } { max 1 max j n j F F £ £ = 2.4 5. Maximum Tardiness : } { max 1 max j n j T T £ £ = 2.5 6. Number of Tardy Job : å = = n j j T T N 1 d , 2.6 dimana 1 = x d , jika x 0 = x d , lainnya

2.2.5 Klasifikasi Penjadwalan

Model penjadwalan diklasifikasikan menurut jenis permasalahan yang dihadapi pada sistem produksi. Permasalahan penjadwalan berdasarkan ketersediaan sumber, ada dua kelompok yaitu Baker, 1974: 1. Masalah Penjadwalan Mesin Tunggal Masalah penjadwalan mesin tunggal yang paling sederhana memiliki ciri karakteristik sebagai berikut: § Deskripsi pekerjaan sudah diketahui. commit to user II – 12 § Terdapat n pekerjaan operasi mesin tunggal independent yang akan diproses pada t = 0. § Waktu set-up untuk pekerjaan tersebut independent terhadap urutan pekerjaan dan dapat dimasukkan ke dalam waktu proses. § Satu buah mesin tersedia dan tidak dibiarkan menganggur jika ada pekerjaan yang menunggu. § Begitu mulai, pekerjaan akan diproses sampai selesai tanpa dipotong. 2. Masalah Penjadwalan Mesin Jamak Suatu masalah penjadwalan dikategorikan sebagai permasalahan penjadwalan mesin jamak apabila paling sedikit terdapat dua mesin yang tersedia untuk memproses pekerjaan yang ada. Pada masalah penjadwalan mesin tunggal ditentukan hanya dengan pengurutan sequencing pekerjaan yang akan diproses akan tetapi pada penjadwalan mesin jamak, masalah yang harus dipecahkan terdiri dari dua bagian yaitu mesin mana yang akan dialokasikan untuk mengerjakan tiap pekerjaan dan kapan mulai pengerjaan dari setiap pekerjaannya 3. Pola aliran produksi Ø Flow shop Ø Job shop 4. Pola kedatangan pekerjaan Ø Statis, dimana pekerjaan dianggap telah datang secara bersamaan dan siap dikerjakan pada mesin. Ø Dinamis, dimana kedatangan pekerjaan tidak menentu dan dijumpai adanya variabel waktu sebagai pengaruh. 5. Sifat informasi yang diterima Ø Deterministik Memiliki kepastian informasi dari beberapa aspek. Ø Stokastik Memiliki ketidak pastian dari beberapa aspek yaitu : § Karakteristik pekerjaan dari segi kedatangan, jumlah pekerjaan, batas saat penyelesaian due date dan perbedaan kepentingan antar pekerjaan. commit to user II – 13 § Karakteristik pekerjaan dari banyaknya segi operasi, susunan mesin, dan waktu proses. § Karakteristik mesin dari segi jumlah dan kepastian mesin, kemampuan dan kecocokan tiap mesin dengan pekerjaan yang diberikan.

2.2.6 Jenis Persoalan Penjadwalan