Penelitian Sebelumnya TINJAUAN PUSTAKA

commit to user II – 24 megabyte 6 megabyte lebih disarankan dan ruangan kosong hard disk yang dibutuhkan 8 megabyte 14 megabyte lebih disarankan. Versi 2.0 dari Microsoft Access ini datang dengan tujuh buah disket floppy 3½ inci berukuran 1.44 megabyte. Perangkat lunak tersebut bekerja dengan sangat baik pada sebuah basis data dengan banyak record tapi terdapat beberapa kasus di mana data mengalami kerusakan. Sebagai contoh, pada ukuran basis data melebihi 700 megabyte sering mengalami masalah seperti ini pada saat itu, memang hard disk yang beredar masih berada di bawah 700 megabyte. Buku manual yang dibawanya memperingatkan bahwa beberapa kasus tersebut disebabkan oleh driver perangkat yang kuno atau konfigurasi yang tidak benar. Nama kode codename yang digunakan oleh Access pertama kali adalah Cirrus yang dikembangkan sebelum Microsoft mengembangkan Microsoft Visual Basic, sementara mesin pembuat form antarmuka yang digunakannya dinamakan dengan Ruby. Bill Gates melihat purwarupa prototype tersebut dan memutuskan bahwa komponen bahasa pemrograman BASIC harus dikembangkan secara bersama-sama sebagai sebuah aplikasi terpisah tapi dapat diperluas. Proyek ini dinamakan dengan Thunder. Kedua proyek tersebut dikembangkan secara terpisah, dan mesin pembuat form yang digunakan oleh keduanya tidak saling cocok satu sama lainnya. Hal tersebut berakhir saat Microsoft merilis Visual Basic for Applications VBA.

2.7 Penelitian Sebelumnya

1. Penjadwalan Produksi Flowshop Menggunakan Algoritma Genetika dan NEH Penelitian ini dilakukan oleh Satriawan, dkk 2010. Metode penjadwalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah algoritma genetika dan algoritma Nawaz, Enscore, Ham NEH. Algoritma genetika berpeluang untuk menemukan daerah solusi yang merupakan solusi global optimum. NEH merupakan salah satu algoritma yang bersifat constructive heuristik. Algoritma NEH mengasumsikan bahwa job yang memiliki total waktu proses untuk semua mesin yang lebih besar harus didahulukan commit to user II – 25 dibandingkan job dengan total waktu proses yang lebih kecil. Sehingga NEH menginisialisasikan urutan job secara descending berdasarkan total waktu proses tiap jobnya. Setelah itu akan dilakukan proses partial sequence, yaitu menentukan urutan terbaik dari setiap posisi job yang mungkin. Algoritma genetika NEH telah berhasil diterapkan pada kasus penjadwalan produksi flowshop dengan tujuan minimasi makespan. 2. Penjadwalan Pekerjaan Pada Flexible Flowshop Dengan Kriteria Minimasi Mean Tardiness Di CV. Dimas Rotan Sukoharjo Penelitian ini dilakukan oleh Supriyanto 2008. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan algoritma penjadwalan Nawas, Enscore and Ham 1983 pada flexible flow shop dengan kriteria minimasi mean tardiness dan menyusun jadwal produksi pada flexible flow shop dengan kriteria minimasi mean tardiness. CV. Dimas Rotan merupakan perusahan meubel berorentasi ekspor yang berlokasi di Trangsan, Gatak, Sukoharjo. Dalam memenuhi permintaan konsumen, perusahaan menggunakan strategi make to order, sehingga produk yang diproduksi merupakan pesanan dari pembeli buyer. Dalam penelitian ini prioritas yang dikembangkan menggunakan dispantching rules yaitu EDD Earliest Due Date, FCFC First Come First Served, NEH Nawas, Enscore and Ham. Penggunaan ketiga proritas ini didasarkan aturan prioritas priority rule memberikan panduan mengurutkan pekerjaan yang harus dilakukan. 3. Perancangan Program Aplikasi Penjadwalan Proses Produksi Buku Tulis Pada Jalur Mesin 321 di PT. Solo Murni Dengan menggunakan Pendekatan Drum-Buffer-Rope DBR Penelitian ini dilakukan oleh Sithoresmi 2010. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang algoritma penjadwalan produksi buku tulis yang melewati jalur mesin 321 dengan menggunakan pendekatan DBR untuk meminimasi bottleneck yang terjadi jalur tersebut dan membuat program aplikasi penjadwalan produksi yang dapat membantu proses commit to user II – 26 penjadwalan produksi buku tulis jalur mesin 321 PT. Solo Murni dengan menggunakan pendekatan DBR. Sistem produksi buku tulis pada jalur mesin 321 di PT. Solo Murni adalah mixed model repetitive flowshop, artinya bahwa lini produksi tersebut mengerjakan berbagai jenis model dalam satu lini produksi. Sedangkan sistem produksi flowshop ditunjukkan dengan pengerjaan order dari stasiun pertama hingga stasiun terakhir dalam proses produksinya dengan tidak mengalami proses balik ke bagian hulu atau bagian produksi sebelumnya dan setiap stasiun kerja memiliki jumlah server mesin yang berbeda-beda. Selama ini metode penjadwalan yang digunakan adalah forward scheduling PT. Solo Murni, 2009. Metode forward scheduling yaitu penjadwalan produksi dilakukan mulai dari stasiun kerja awal berurut-urut hingga stasiun kerja akhir. Order-order yang datang diproduksi dengan urutan atau aturan FCFS First Come First Serve, yaitu order yang pertama datang maka order juga pertama diproduksi dahulu. Program aplikasi dibuat sesuai algoritma penjadwalan produksi buku tulis pada jalur mesin 321 dengan menggunakan pendekatan DBR. Rancangan program aplikasi penjadwalan produksi buku tulis pada jalur mesin 321 terdiri atas diagram alir program, syntax program dan interface program. commit to user III – 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian menggambarkan tahapan-tahapan penelitian yang akan dilakukan dalam pemecahan masalah yang membentuk sebuah alur yang sistematis. Tahapan-tahapan penelitian tersebut ditampilkan pada gambar 3.1 di bawah ini.