Jenis Persoalan Penjadwalan Metode Penjadwalan

commit to user II – 13 § Karakteristik pekerjaan dari banyaknya segi operasi, susunan mesin, dan waktu proses. § Karakteristik mesin dari segi jumlah dan kepastian mesin, kemampuan dan kecocokan tiap mesin dengan pekerjaan yang diberikan.

2.2.6 Jenis Persoalan Penjadwalan

Persoalan penjadwalan menurut aliran proses, dapat diterapkan pada Baker, 1974: 1. Penjadwalan flowshop Dalam proses produksi flowshop akan dijumpai pola aliran yang identik dari satu mesin ke mesin yang lainnya. Penjadwalan flowshop ada dua macam yaitu pure flowshop dan general flowshop. Pada pure flowshop semua pekerjaan akan mengalir pada jalur produksi yang sama, sedangkan pada general flowshop setiap pekerjaan dapat memiliki pola aliran yang berbeda. Pola aliran yang berbeda disebabkan karena pekerjaan yang datang dalam proses produksi tidak harus dikerjakan pada semua mesin yang ada. Perbedaan antara pure flowshop dan general flowshop dapat dilihat pada Gambar 2.3. 2. Penjadwalan Jobshop Penjadwalan jobshop adalah proses pengurutan sequencing pekerjaan untuk lintas produk yang tidak beraturan tata letak berdasarkan proses. Pada pola ini setiap pekerjaan mempunyai pola aliran proses pada tiap mesin yang spesifik, dan sangat mungkin berbeda untuk setiap pekerjaan. Akibat aliran yang tidak searah ini, maka setiap pekerjaan yang akan diproses pada satu mesin dapat menjadi pekerjaan baru atau pekerjaan dalam proses. Secara umum pekerjaan ini dikenal dengan penjadwalan n pekerjaan m mesin. Karena pada penjadwalan jobshop mempunyai urutan proses yang berbeda tiap pekerjaannya sehingga untuk menggambarkan sebuah operasi akan lebih tepat dengan menggunakan notasi tripel i, j, k, notasi ini menjelaskan operasi i dari pekerjaan j pada mesin k. Jenis penjadwalan seperti ini dapat dilihat pada Gambar 2.4. commit to user II – 14 Gambar 2.3 Jenis Penjadwalan Flowshop Sumber: Baker, 1974 Gambar 2.4 Jenis Penjadwalan Jobshop Sumber: Baker, 1974

2.2.7 Metode Penjadwalan

Dalam melakukan kegiatan produksi, terdapat beberapa metode yang biasanya digunakan untuk melakukan penjadwalan produksi, yaitu Fogarty,1991: 1. Metode penjadwalan maju forward scheduling, yaitu menjadwalkan kegiatan operasi mulai saat kedatangan pekerjaan atau pada t = 0 hingga seluruh pekerjaan selesai completion time. Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3 Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3 Pure Flowshop Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3 Mesin 4 Jobshop General Flowshop commit to user II – 15 2. Metode penjadwalan mundur backward scheduling, yaitu menjadwalkan kegiatan operasi secara mundur yang dimulai dari saat jatuh tempo due date pekerjaan hingga seluruh pekerjaan terjadwalkan. 3. Metode penjadwalan kompromi compromised scheduling, yaitu penjadwalan yang menggabungkan metode penjadwalan maju dan mundur. Tahap pertama, dilakukan penjadwalan secara maju sehingga diperoleh saat selesai pekerjaan, kemudian pekerjaan dijadwalkan kembali secara mundur yang dimulai saat selesai pekerjaan hingga seluruh pekerjaan terjadwalkan dan diperoleh saat mulai pekerjaan. 4. Metode penjadwalan dipaksakan forced scheduling, yaitu menjadwalkan kegiatan produksi pada kapasitas yang mempunyai jeda kapasitas atau penggunaan kapasitas untuk pekerjaan tertentu pada range waktu tertentu. Penyelesaian penjadwalan dengan kondisi ini adalah dengan menjadwalkan secara mundur pekerjaan sebelum jeda kapasitas dan menjadwalkan secara maju pekerjaan setelah jeda pekerjaan. Selain itu, ada beberapa aturan dasar yang sering dipakai dalam menentukan urutan pengerjaan, yaitu Bedworth, 1987: 1. First Come First Served FCFS, dimana pekerjaan pertama yang datang ke stasiun kerja, akan diproses terlebih dahulu. 2. Last Come First Served LCFS, dimana pekerjaan terakhir yang datang ke stasiun kerja, akan diproses terlebih dahulu. 3. Shortest Processing Time SPT, dimana pekerjaan dengan waktu proses yang dibutuhkan pada stasiun kerja yang terkecil adalah yang diprioritaskan untuk dikerjakan terlebih dahulu. 4. Shortest Total Processing Time STPT, dimana pekerjaan dengan total waktu proses yang dibutuhkan pada stasiun kerja terkecil adalah yang diprioritaskan untuk dikerjakan terlebih dahulu. 5. Longest Processing Time LPT, dimana pekerjaan dengan waktu proses yang dibutuhkan pada stasiun kerja terlama adalah yang diprioritaskan untuk dikerjakan terlebih dahulu. commit to user II – 16 6. Earliest Due Date EDD, dimana pekerjaan yang mempunyai jatuh tempo paling awal akan dikerjakan terlebih dahulu. 7. Fewest Operation FO, dimana pekerjaan dengan jumlah operasi paling sedikit akan dikerjakan terlebih dahulu. 8. Critical Ratio CR, dimana pekerjaan yang memiliki critical ratio paling rendah 1,0 dikerjakan dibelakang jadwal, sedang pekerjaan dengan critical ratio =0 maka itu tepat dengan jadwal. Jika critical ratio tinggi 1,0, maka job tersebut berada didepan jadwal. 9. Slack Time ST, dimana pekerjaan yang dikerjakan lebih awal dari jadwal yang telah ditetapkan.

2.2.8 Istilah-Istilah Dalam Penjadwalan