commit to user
lxxv Berdasarkan Tabel 23 dapat diketahui bahwa variabel yang mempunyai nilai
standar koefisien regresi terbesar adalah variabel luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa luas areal panen wortel
pada tahun sebelumnya merupakan variabel yang paling dominan terhadap respon penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar.
3. Pengujian Asumsi Klasik
Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan terhadap asumsi klasik maka dilakukan pengujian untuk mendeteksi ada tidaknya Multikolinearitas,
Autokorelasi dan Heteroskedastisitas. a. Multikolinearitas
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas, sehingga untuk mengetahui ada tidaknya
multikolinearitas dalam model digunakan nilai matrix perason corelation. Nilai Matrix Pearson Correlation yang ditunjukkan pada
Lampiran 2 diketahui bahwa korelasi antar variabel bebas tidak ada yang bernilai lebih dari 0,8, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas diantara variabel bebas yang mempengaruhi penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar.
b. Autokorelasi Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Dalam penelitian ini,
untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam model regresi digunakan angka D-W Durbin-Watson. Berdasarkan hasil analisis yang
ditunjukan pada lampiran 2 diperoleh nilai D-W sebesar 2,041. Karena nilai d yang diperoleh terletak diantara 1,65 DW 2,35, berarti dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
c. Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji park. Berdasarkan hasil
uji park lampiran 1 menunjukkan bahwa hasil uji-t tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa kesalahan pengganggu mempunyai varians yang sama
atau terjadi homoskedastisitas. Oleh karena itu dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model yang digunakan. Dari diagram
scatterplot dapat diketahui bahwa titik-titik yang ada dalam diagram menyebar dan tidak membentuk suatu pola tertentu, ini berarti bahwa
tidak terjadi heterokedastisitas.
4. Elastisitas Penawaran
Pada saat harga di pasar tinggi, para penjual akan bersedia menjual lebih banyak daripada jika harga rendah. Tetapi tidak setiap barang dapat segera
ditambah jumlahnya. Untuk mengukur cepat lambatnya jumlah yang ditawarkan disesuaikan dengan perubahan harga, digunakan elastisitas
penawaran.
commit to user
lxxvi Hal-hal yang mempengaruhi penawaran menurut Gilarso 2003 yaitu faktor
waktu dan biaya produksi jika produksi diperbesar atau diperkecil. Faktor waktu dalam kurva penawaran penting sekali karena hasil pertanian bersifat
musiman sehingga suatu kenaikan harga dipasar tidak dapat segera diikuti dengan naiknya penawaran kalau panen belum tiba. Sehingga dalam jangka
pendek elastisitas penawaran bersifat inelastis sedangkan dalam jangka panjang elastisitas penawaran bersifat elastis. Hal ini berhubungan erat
dengan persoalan pengaturan kembali dalam penyaluran sumber-sumber ekonomi yang dikuasai petani. Dalam jangka pendek maka petani secara
perseorangan mengadakan pengaturan kembali reallocation of resource tetapi dalam jangka panjang keseluruhan kegiatan pertanian dapat
mengadakan penyesuaian Mubyarto, 1995. Pada penawaran untuk mengukur cepat lambatnya jumlah yang ditawarkan
disesuaikan dengan perubahan harga, digunakan elastisitas penawaran. Elastisitas penawaran dihitung dalam jangka panjang dan jangka pendek.
Hal ini disebabkan karena faktor waktu dalam penawaran penting sekali karena hasil pertanian bersifat musiman sehingga suatu kenaikan harga
dipasar tidak dapat segera diikuti dengan naiknya penawaran kalau panen belum tiba. Dalam penawaran, perubahan dari elastisitas jangka pendek ke
elastisitas jangka panjang terdapat waktu untuk melakukan penyesuaian atau disebut dengan koefisien penyesuaian
δ. Koefisien penyesuaian δ diperoleh dari 1-koefisien regresi luas areal panen sebelumnya 1-b
4
A
t-1
. Sehingga berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai
δ sebesar 0,341. Berdasarkan hasil analisis maka diperoleh nilai dari elastisitas jangka
pendek dan jangka panjang dari variabel-variabel yang berpengaruh terhadap respon penawaran wortel yang di sajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 24. Elastisitas Penawaran Wortel dalam Jangka Pendek dan Jangka
Panjang di Kabupaten Karanganyar
Variabel Elastisitas
Jangka Pendek Elastisitas
Jangka Panjang
Jumlah Produksi Wortel Pada Tahun Sebelumnya
,
5252 1,5402
Rata-rata Curah Hujan Tahun t
,
5020 1
,
4722 Luas Areal Panen Wortel Pada
Tahun Sebelumnya 1,3636
3
,
9988 Harga Pupuk SP36 Pada Tahun t
,
2272 0,6664
commit to user
lxxvii Harga Kubis Pada Tahun
Sebelumnya
- ,
5433 -1,5933
Sumber : Data Sekunder,1993-2008, diolah Berdasarkan Tabel 24 dapat diketahui bahwa nilai elastisitas
penawaran jangka pendek dan jangka panjang untuk jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya sebesar 0,5252 dan 1,5402. Nilai elastisitas sebesar
0,5252 artinya penawaran wortel akan meningkat 0,5252 persen apabila jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya naik satu persen dalam
jangka pendek. Dalam jangka pendek, elastisitas penawaran bersifat inelastis berarti persentase perubahan variabel produksi wortel pada tahun
sebelumnya lebih kecil dibandingkan dengan persentase perubahan penawaran. Hal ini disebabkan karena dalam jangka pendek petani tidak
dapat langsung meningkatkan produksi mereka karena adanya tanaman wortel memerlukan waktu untuk berproduksi. Sedangkan dalam jangka
panjang nilai elastisitas sebesar 1,5402, artinya penawaran wortel akan meningkat 1,5402 persen apabila jumlah produksi wortel pada tahun
sebelumnya naik satu persen. Dalam jangka panjang, elastisitas penawaran bersifat elastis artinya persentase perubahan variabel produksi wortel pada
tahun sebelumnya lebih besar dibandingkan dengan persentase perubahan penawaran. Nilai elastisitas tersebut bernilai positif artinya dalam jangka
pendek dan jangka panjang kenaikan kenaikan produksi wortel pada tahun sebelumnya akan menaikkan penawaran wortel. Hal ini disebabkan dalam
jangka panjang petani dapat meningkatkan produksinya karena petani telah melakukan penyesuain terhadap luas areal panennya sehingga produksi
dapat ditingkatkan.
Nilai elastisitas penawaran jangka pendek maupun jangka panjang untuk rata-rata curah hujan tahun t sebesar 0,5020 dan 1,4722. Nilai
elastisitas sebesar 0,5020 artinya penawaran wortel akan meningkat 0,5020 persen apabila rata-rata curah hujan pada tahun t naik satu persen dalam
jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang nilai elastisitas sebesar 1,4722, artinya penawaran wortel akan meningkat 1,4722 persen apabila
rata-rata curah hujan pada tahun t naik satu persen. Dalam jangka pandek elastisitas penawaran bersifat inelastis berarti persentase perubahan variabel
rata-rata curah hujan pada tahun t lebih kecil dibandingkan dengan persentase perubahan penawaran. Nilai elastisitas positif artinya dalam
jangka pendek kenaikan rata-rata curah hujan pada tahun t, akan menaikkan penawaran wortel. Hal ini disebabkan karena dalam jangka pendek curah
hujan tidak dapat langsung mempengaruhi proses produksi wortel sehingga petani tidak dapat langsung menambah luas areal panen wortel. Dalam
jangka panjang elastisitas panawaran bersifat elastis artinya persentase perubahan rata-rata curah hujan pada tahun t lebih besar dibandingkan
dengan persentase perubahan penawaran. Nilai elastisitas positif artinya dalam jangka panjang kenaikan rata-rata curah hujan pada tahun t akan
menaikkan penawaran wortel. Hal ini disebabkan karena dalam jangka
commit to user
lxxviii panjang curah hujan akan mempengaruhi proses produksi wortel, hal ini
akan menyebabkan peningkatan terhadap luas areal panen wortel. Nilai elastisitas penawaran jangka pendek maupun jangka panjang
untuk luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya sebesar 1,3636 dan 3,9988. Nilai elastisitas sebesar 1,3636 artinya penawaran wortel akan
meningkat 1,3636 persen apabila luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya naik satu persen dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka
panjang nilai elastisitas sebesar 3,9988, artinya penawaran wortel akan meningkat 3,9988 persen apabila luas areal panen wortel pada tahun
sebelumnya naik satu persen. Dalam jangka pandek maupun dalam jangka panjang elastisitas panawaran bersifat elastis. Nilai elastisitas positif artinya
dalam jangka panjang maupun jangka pendek kenaikan variabel luas areal panen pada tahun sebelumnya akan menaikkan penawaran wortel.
Penawaran bersifat elastis berarti persentase perubahan luas areal panen lebih besar dibandingkan dengan persentase perubahan penawaran. Hal ini
disebabkan karena faktor produksi tetap yang dimiliki oleh petani adalah lahan, sehingga ketika harga wortel naik yang dapat langsung ditambah oleh
petani sebagai respon terhadap harga adalah luas areal panen.
Nilai elastisitas penawaran jangka pendek dan jangka panjang untuk harga pupuk SP36 pada tahun t sebesar 0,2272 dan 0,6664. Nilai elastisitas
sebesar 0,2272 artinya penawaran wortel akan meningkat 0,2272 persen apabila harga pupuk SP36 pada tahun t naik satu persen dalam jangka
pendek. Sedangkan dalam jangka panjang nilai elastisitas sebesar 0,6664, artinya penawaran wortel akan meningkat 0,6664 persen apabila harga
pupuk SP36 pada tahun t naik satu persen. Dalam jangka pandek maupun jangka panjang, elastisitas penawaran bersifat inelastis. Nilai elastisitas
positif artinya dalam jangka pendek dan jangka panjang kenaikan variabel harga pupuk SP36 pada tahun akan menaikkan penawaran wortel.
Penawaran bersifat inelastis berarti persentase perubahan variabel harga pupuk SP36 pada tahun t lebih kecil dibandingkan dengan persentase
perubahan penawaran. Hal ini disebabkan karena petani wortel tidak hanya menggunakan pupuk SP36 dalam proses budidayanya tetapi juga
menggunakan pupuk seperti pupuk kandang, sehingga peningkatan harga pupuk akan berpengaruh kecil terhadap penambahan luas areal panen
wortel.
Nilai elastisitas penawaran jangka pendek dan jangka panjang untuk harga kubis pada tahun sebelumnya sebesar -0,5433 dan -1,5933. Nilai
elastisitas sebesar -0,5433 artinya penawaran wortel akan menurun 0,5433 persen apabila harga kubis pada tahun sebelumnya naik satu persen dalam
jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang nilai elastisitas sebesar -1,5933, artinya penawaran wortel akan menurun 1,5933 persen apabila
harga kubis pada tahun sebelumnya naik satu persen. Dalam jangka pandek elastisitas penawaran bersifat inelastis artinya persentase perubahan harga
kubis pada tahun sebelumnya lebih kecil dibandingkan dengan persentase perubahan penawaran, sedangkan dalam jangka panjang elastisitas
penawaran bersifat elastis artinya persentase perubahan harga kubis pada
commit to user
lxxix tahun sebelumnya lebih besar dibandingkan dengan persentase perubahan
penawaran. Nilai elastisitas negatif artinya jangka pendek dan panjang kenaikan harga kubis pada tahun sebelumnya akan menurunkan penawaran
wortel. Hal ini disebabkan karena kubis merupakan salah satu tanaman yang ditumpang gilirkan dengan wortel, sehingga menyebabkan kubis sebagai
tanaman kompetitor karena adanya penggunaan luas areal tanam secara bersama sehingga jika pada musim ini petani meningkatkan luas areal tanam
wortel maka luas lahan yang digunakan untuk menanam kubis akan menyempit, begitu pula sebaliknya.
C. Pembahasan