Standar Koefisien Regresi Pengujian Asumsi Klasik

commit to user lxxiv Model Koefisien Regresi t Hitung Sig Harga Wortel Pada Tahun Sebelumnya 0,026 0,359 0,729 ns Jumlah Produksi Wortel Pada Tahun Sebelumnya 0,003 4,784 0,001 Rata-rata Curah Hujan Tahun t 0,190 4,309 0,003 Luas Areal Panen Wortel Pada Tahun Sebelumnya 1,341 8,706 0,000 Harga Pupuk SP36 Pada Tahun t 0,132 2,612 0,031 Harga Kubis Pada Tahun Sebelumnya -0,312 -4,923 0,001 Sumber : Data Sekunder,1993-2008, diolah Keterangan: : signifikansi pada tingkat kepercayaan 90 : signifikansi pada tingkat kepercayaan 95 : signifikansi pada tingkat kepercayaan 99 ns : tidak signifikan Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui hasil uji t. Uji t yang dihasilkan menunjukan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan tahun t, luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya, harga pupuk SP36 pada tahun t, dan harga kubis pada tahun sebelumnya berpengaruh nyata terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Sedangkan harga wortel pada tahun sebelumnya tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar.

2. Standar Koefisien Regresi

Nilai standar koefisien regresi digunakan untuk menentukan variabel independen yang paling mempengaruhi nilai variabel dependen dalam suatu model regresi liniear. Nilai standar koefisien regresi yang paling tinggi menunjukan variabel independen yang paling dominan dalam penentuan nilai variabel dependen Arif, 1993. Tabel 23. Nilai Standar Koefisien Regresi Variabel yang Berpengaruh Terhadap Penawaran Wortel di Kabupaten Karanganyar Variabel Standar Koefisien Regresi Peringkat Luas Areal Panen Wortel Tahun Sebelumnya 1,393211 1 Harga Kubis pada Tahun Sebelumnya -0,23491 2 Rata-rata Curah Hujan pada Tahun t 0,095856 3 Harga Pupuk SP36 Tahun t 0,062325 4 Jumlah Produksi Wortel Tahun Sebelumnya 0,000014 5 Sumber : Data Sekunder,1993-2008, diolah commit to user lxxv Berdasarkan Tabel 23 dapat diketahui bahwa variabel yang mempunyai nilai standar koefisien regresi terbesar adalah variabel luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya merupakan variabel yang paling dominan terhadap respon penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar.

3. Pengujian Asumsi Klasik

Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan terhadap asumsi klasik maka dilakukan pengujian untuk mendeteksi ada tidaknya Multikolinearitas, Autokorelasi dan Heteroskedastisitas. a. Multikolinearitas Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas, sehingga untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dalam model digunakan nilai matrix perason corelation. Nilai Matrix Pearson Correlation yang ditunjukkan pada Lampiran 2 diketahui bahwa korelasi antar variabel bebas tidak ada yang bernilai lebih dari 0,8, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel bebas yang mempengaruhi penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. b. Autokorelasi Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam model regresi digunakan angka D-W Durbin-Watson. Berdasarkan hasil analisis yang ditunjukan pada lampiran 2 diperoleh nilai D-W sebesar 2,041. Karena nilai d yang diperoleh terletak diantara 1,65 DW 2,35, berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. c. Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji park. Berdasarkan hasil uji park lampiran 1 menunjukkan bahwa hasil uji-t tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa kesalahan pengganggu mempunyai varians yang sama atau terjadi homoskedastisitas. Oleh karena itu dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model yang digunakan. Dari diagram scatterplot dapat diketahui bahwa titik-titik yang ada dalam diagram menyebar dan tidak membentuk suatu pola tertentu, ini berarti bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

4. Elastisitas Penawaran