tetapi juga dilihat dari sarana prasarananya menunjang atau tidak. Maka setiap satuan pendidikan harus mengiuti standar yang ada.
Sarana prasarana harus tersedia semaksimal mungkin untuk menjadi daya tarik calon peserta didik. Apabila sarana prasarana kurang memadai,
maka akan menghambat pada keberlangsungan proses belajar mengajar yang merupakan hal terpenting untuk memberikan penjelasan secara lebih baik
kepada peserta didik. Namun, bila pengelolaan sarana dan prasarananya tidak baik, akan terjadi ketidaktepatan dalam proses pengelolaannya, mulai dari
cara pengadaan,
penyimpanannya, pemeliharaan
perlengkapan, penginventarisasian, maupun penghapusan. Karena asbab tersebut banyak
pengelola yang kurang memahami standarisasi dari sarana dan prasarana yang sebenarnya.
Fenomena yang terjadi di sekolah adalah kurang nyamannya tempat belajar mengajar tersebut dikarenakan setiap hujan mengalami banjir, karena
didalam sekolah ada sebuah sungai yang menghubungkan ruang kepala sekolah dengan ruang guru dan ruang kelas. Ketika banjir datang, air masuk
sampai ke dalam semua ruangan. Yang pada akhirnya kepala sekolah meliburkan kegiatan belajar mengajar tersebut. Sehingga hal tersebut sangat
mengganggu kegiatan yang sedang berlangsung. Karena ketidaknyamanan tersebut, kepala sekolah mengambil sebuah
kebijakan dengan mengajukan relokasi lahan agar tidak terjadi dengan hal-hal yang diinginkan kembali, tetapi belum ada respon yang diharapkan dari pihak
Pemda. Pengelolaan sarana prasarana disekolah ini belum maksimal karena berbagai masalah yaitu keterbatasan dana yang menghambat proses
pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan sapras. Sumber dana yang diterima oleh sekolah ini ada 3 yaitu dana BOS, BOSDA dan lain-lain. Dana yang
diterima tidak bisa langsung diterima secara tepat waktu, sehingga dalam proses pengadaan, perbaikan harus menunggu dana cair. Missal, pada
perbaikan, mengajukannya pada 2013 mungkin saja bisa terealisasinya pada tahun depan.
Sekolah mempunyai kebutuhan yang sangat banyak mulai dari sarana dan prasarananya, tetapi jumlah dana yang diterima tidak sesuai dengan
kebutuhan yang direncanakan. Birokrasi yang tidak udah sehingga masalah yang terjadi pada sarana dan prasarana disekolagh tidak dapat diselesaikan
secara tepat waktu. Maka dengan ini penulis mengambil judul “Implementasi
Strategi Pengelolaan Sarana dan Prasarana di SMPN 5 kota Tangerang Selatan”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat dilakukan identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Lokasi gedung sekolah yang tidak strategis.
2. Keterbatasan dana yang menghambat keberlangsungan pencapaian
fasilitas secara optimal. 3.
Dana yang turun dari pusat tidak tepat waktu. 4.
Ketidaksesuaian antara jumlah dana dan kebutuhan. 5.
Belum optimalnya strategi pengelolaan yang digunakan 6.
Keterbatasan pemahaman tim khusus mengenai pengelolaan sarana dan prasarana.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka dapat dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Belum maksimalnya pencapaian strategi perencanaan dalam mengelola
sarana prasarana. 2.
Ketidaksesuaian antara jumlah dana dan kebutuhan sarana dan prasarana.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut maka dapat dilakukan perumusan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana implementasi strategi pengelolaansarana dan prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan
”
E. Tujuan Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui strategipengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di
SMPN 5 Tangerang Selatan. 2.
Mengetahui strategi umum dan strategi operasional di SMPN 5 Tangerang Selatan dalam implementasi strategi sarana dan prasarana.
3. Mengetahui proses perencanaan, pengadaan serta pemeliharaan di SMPN
5 Tangerang Selatan
F. Manfaat Penulisan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan dan informasi baru
yang berguna, khususnya dibidang manajemen pendidikan dalam mengelola sistem pendidikan, terkait dengan program sarana prasarana
demi menunjang kegiatan belajar mengajar. 2.
Bagi lembaga pendidikan, penelitian ini dapat memberi masukan, ide, gagasan, dan mampu memberikan sumbangan pemikiran pada pihak yang
terkait dalam dunia pendidikan, bahwa mutu pendidikan tidak hanya terukur oleh kualitas tenaga pendidik, tetapi juga dari sarana prasarana
pendidikan. 3.
Bagi pembaca, penelitian ini dijadikan sebagai bahan referensi bagi sekolah untuk termotivasi dalam mencapai strategi sarana prasarana
pendidikan agar menjadi lebih berkualitas.
7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Strategi
Menurut Crown Dirgantoro kata strategi berasal dari bahasa Yunani yang berarti kepemimpinan dalam ketentaraan. Konotasi ini berlaku selama
perang yang kemudian berkembang menjadi manajemen ketentaraan dalam rangka mengelola para tentara bagaimana melakukan mobilisasi pasukan
dalam jumlah yang besar, bagaimana mengkoordinasikan komando yang jelas, dan lain sebagainya.
1
Bambang Tri Cahyono menjelaskan strategi diartikan sebagai suatu rencana untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu
memenangkan perang. selain itu beliau juga menjelaskan strategi dalam konteks bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti
lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi.
2
Setiap organisasi membutuhkan strategi manakala menghadapi situasi yang dijelaskan oleh Jain sebagai berikut:
a. Sumber daya yang dimiliki terbatas.
b. Ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing organisasi.
1
Crown Dirgantoro, Manajemen Stratejik, Jakarta: PT.Grasindo, 2004 cet.II, h.5
2
Bambang Tri Cahyono, Manajemen Strategi, Jakarta: Badan Penerbit IPWI, 1996, h.3
c. Komitmen terhadap sumber daya tidak dapat diubah lagi.
d. Keputusan-keputusan harus dikoordinasikan antar bagian sepanjang
waktu. e.
Ada ketidakpastian mengenai pengendalian inisiatif.
3
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu rencana untuk menghadapi peperangan, dimana seorang pemimpin yang
memimpin suatu perang agar dapat selalu memenangkan perang. Strategi juga sebuah arahan, tujuan, seni untuk mengimplementasikan dalam sebuah
kegiatan yang untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Strategi dibutuhkan ketika harus mengelola sumber daya, bagaimana sumberdaya yang terbatas
bisa dimanfaatkan secara maksimal. Strategi dibutuhkan ketika ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing, selain itu komitmen sumberdaya
tidak dapat diubah lagi maka strategi harus bekerja untuk menjalankan komitmen sehingga komitmen tersebut dapat berjalan sesuai yang
direncanakan. Strategi juga dibutuhkan ketika keputusan-keputusan harus dikoordinasikan sepanjang waktu, karena sebuah keputusan harus
dikoordinasikan kepada karyawan atau bawahan yang bekerja sama dalam menjalankan strategi agar strategi dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Biasanya pengendalian inisiatif dapat dilakukan secara berlebih, karena inisiatif datang dari diri manusia dari akal manusia, kesalahan-
kesalahan yang dilakukan manusia bisa diberantas dengan strategi yang baik dan benar. Strategi bisa digunakan untuk mensukseskan rencana-rencana yang
telah direncanakan agar tercapainya sebuah rencana yang telah ditentukan.
1. Perumusan Strategi
Perumusan strategi yang sukses tidak menjamin implementasi strategi yang sukses. Pada kenyataannya lebih sulit dalam melaksanakan
implementasi daripada
mengatakan bahwa
sedang berusaha
melakukannya perumusan strategi. Meskipun berhubungan, tetapi implementasi dengan perumusan berbeda konsep. Formulasi strategi dan
impementasi dapat dibedakan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
3
Bambang tri cahyono, Manajemen Strategi, Jakarta: Badan Penerbit IPWI, 1996, h.3