Strategi Operasional Formulasi Strategi Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di

disampaikan kepada murid, jadi guru dapat menyesuaikan kapan harus menggunakan sapras dan ruangan lab atau hanya memberikan teori saja di ruang kelas. Untuk menunjangpembelajaran tentu perlu adanya sarana dan prasarana yang berkualitas dan berkuantitas, maka perlu adanya rapat koordinasi mengenai sarana dan prasarana apa saja yang menjadi prioritas dan sangat penting untuk berjalannya proses belajar mengajar, dengan adanya rapat koordinasi yang rutin maka pihak pemerintah akan mendukung penuh untuk proses pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Dalam proses pengadaan sarana dan prasarana tentu mengalami hambatan, karena tidak hanya 1 sekolah saja yang menjadi perhatian pemerintah, maka pemerintah juga penting memilah milih sekolah yang prioritasnya lebih penting dalam menunjang proses belajar mengajar sehingga terjadinya keterlambatan dalam proses pengadaan sarana dan prasarana sekolah, karena proses pengadaan sarana dan prasarana yang datang tidak tepatwaktu maka SMPN 5 mengambil alternative dalam proses belajar mengajar menuntut guru untuk lebih berinovasi dan kreatif untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Tak jarang guru membawa sarana dari rumahnya sendiri atau menggunakan alternative lain jika terjadi hambatan pada saat penggunaan sarana. Alternative yang digunakan oleh sekolah untuk tercapainya proses pembelajaran berdampak pada semangat guru dan siswa dalam belajar untuk menghadapi tantangan global dalam bidang tekhnologi yang sangat berkembang pesat, dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada serta inovasi-inovasi para guru dapat membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar untuk siap menghadapi tantangan dalam dunia pendidikan.

d. Implementasi Strategi Pengelolaan Sarana dan Prasarana

1 Perencanaan Langkah awal dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan ialah perencanaan. Dalam perencanaan pada setiap sekolah tentu ada hal-hal yang penting dibahas dan dibutuhkan dalam menunjang proses belajar mengajar. Langkah awal dalam mengetahui kebutuhan sarana dan prasarana seperti apa yang dikatakan oleh Fatur Rachman adalah sekolah mengadakan rapat koordinasi dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, TU serta mengumpulkan guru bidang studi. Hal ini dilakukan karena guru bidang studi yang paham benar keadaan didalam kelas, apa saja yang menjadi kebutuhan dalam kegiatan belajar mengajar.Sekolah juga membentuk Tim khusus untuk mengelola sarana dan prasarana. 7 Di dalam rapat koordinasi tersebut, kepala sekolah membahas anggaran dan kebutuhan guru serta siswa. Sekolah mendapatkan sumber dana dari BOS dan BOSDA. Mengalokasikan dana BOS dan BOSDA yang didalamnya sudah diatur alokasi dana untuk sarana dan prasarana. Anggaran pembiayaan antara BOS dan BOSDA tidak boleh tupang tindih. Kebutuhan untuk siswa lebih kepada anggaran BOSDA dan operasional sekolah lebih kepada anggaran BOS. Sarana dan prasarana juga membutuhkan analisis untuk mengetahui sarana apa saja yang dibutuhkan karena harus ada yang diprioritaskan mengingat dana yang turun secara bertahap dan tidak langsung turun 100. Mengapa demikian, sekolah mengajukan RKT atau Rencana Kerja Tahunan selama 1 tahun Januari-Desember didalam RKT sekolah membuat catatan kebutuhan sarana dan prasarana ke Dinas Pendidikan. Apabila pengajuan RKT sudah disetujui, maka dana akan turun secara bertahap dan tidak seluruhnya, maka harus ada yang diprioritaskan terlebih 7 Wawancara dengan Bidang Sarana dan Prasarana yaitu Fatur Rachman dahulu. Ketika sekolah mendapatkan halangan dalam keterlambatan dana yang turun dari Dinas, maka sekolah mempunyai alternative yaitu sekolah memanfaatkan koperasi untuk membantu dalam pengalokasian tersebut. 8 Selain membahas anggaran, di dalam rapat koordinasi tersebut juga membahas kebutuhan guru dan siswa. Kebutuhan guru dan siswa juga disesuaikan oleh apa yang menjadi penunjang dalam kegiatan belajar mengajar contohnya Lab IPA, Lab Komputer, Infocus, papan tulis, dan lain-lain. Selain diadakannya rapat, sekolah juga membuat KIR atau Kartu Inventaris Ruangan. Karena dari KIR tersebut dapat memudahkan pengurus barang untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan disetiap ruangan. 2 Pengadaan Setelah membahas perencanaan pada proses sarana dan prasarana juga adanya pengadaan barang. Pengadaan barang sangat penting diperhatikan karena harus melihat kualitas, kuantitas barang-barang yang akan dibeli oleh sekolah. Sekolah juga harus melihat barang apa saja yang dibutuhkan dalam proses pengadaan sarana dan prasarana tidak lupa juga haru sesuai dana yang telah direncanakan. Dalam kegiatan pengadaan barang guru sangat berperan dalam proses tersebut. Karena guru sangat mengetahui kebutuhan apa saja yang menunjang dalam proses kegiatan belajar mengajar. Selain kebutuhan yang diajukan oleh guru juga kebutuhan ruangan masing-masing yang digunakan di SMPN 5 Tangerang Selatan. Usulan tersebut disampaikan kepada kepala sekolah. Tetap kepala sekolah lah yang memutuskan sarana dan prasarana apa saja yang harus diutamakan pengadaannya. Apabila disetujui oleh kepala sekolah, 8 Wawancara dengan Kepala Sekolah yaitu Alan Suherlan kepala sekolah mengadakan rapat koordinasi untuk mengakumulasikan jumlah anggaran yang dikeluarkan untuk berbelanja kebutuhan sarana dan prasarana serta menyesuaikan dengan anggaran yang telah disediakan oleh sekolah. Setiap sekolah mempunyai rencana dalam pengadaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan. Seperti apa yang dikatakan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana Fatur Rachman yaitu pengadaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan terkadang sesuai dengan rencana terkadang tidak. Dapat dijelaskan bahwa pengadaan tersebut menunggu pencairan dana oleh pihak Dinas Pendidikan. ketika disetujui pengajuan terhadap pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dana yang cair akan turun secara bertahap, ini yang menjadikan pengadaan harus yang terpenting yang didahulukan. Tetapi terkadang sesuai dengan rencana jika pemenuhan kebutuhan dapat terpenuhi dengan maksimal. 9 Seperti yang dikatakan oleh Haerudin selaku guru TIK, beliau menjelaskan bahwa sarana dan prasarana sudah menunjang dalam proses belajar mengajarnya, Lab computer sudah ada dan dapat digunakan dengan baik. Selain Lab computer juga yang menunjang dalam kegiatan pembelajaran TIK adalah perpustakaan yang sangat membantu siswa dalam mencari informasi. Tetapi dalam proses belajar juga ditemukan kendala ketika signal wi-fi terganggu maka kegiatan pembelajaran menjadi terhambat. Tetapi dapat ditanggulangi dengan membawa laptop dan mobile dalam kegiatan belajar berlangsung. 10 Dalam proses pengadaan sarana dan prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan dilakukan dengan survey langsung ke lapangan, karna kebutuhan sarana dan prasarana setiap tahunnya akan berubah 9 Wawancara dengan Kepala Sekolah Alan Suherlan 10 Wawancara dengan Guru TIK Haerudin atau tidak sama. Seperti yang dijelaskan pada tahap perencanaan bahwa sekolah mengajukan RKT selama 1 tahun. Dalam kegiatan pengadaannya juga diperhatikan kualitas, kuantitas, kegunaan barang- barang yang akan dibeli oleh sekolah. Sekolah survey langsung kepada distributor untuk melihat barang-barang yang berkualitas tetapi juga sesuai dengan dana yang disiapkan oleh pihak sekolah. Dari survey tersebut sekolah dapat memutuskan untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan oleh sekolah dengan harga terjangkau juga berkualitas. Seperti apa yang dikatakan oleh Ibu Umiyati bahwa pada pelajaran IPA guru harus berinovasi dalam pelajaran, karena penggunaan Lab IPA hanya 60 tetapi kenyataannya Lab IPA di SMPN 5 Tangerang Selatan masih kurang memadai karena ruangannya dipakai untuk penyimpanan barang lain sehingga ketika menggunakan Lab IPA menjadi tidak kondusif. 11 Begitu juga apa yang dikatakan oleh guru Bahasa Indonesia Ibu Jumariah bahwa pengadaan barang terhadap sarana Lab masih belum memadai karena itu menuntut guru untuk berinovasi agar ketercapaian tujuan pembelajaran dapat terlaksana. Pada pelajaran bahasa Indonesia ibu jumariah juga memanfaatkan fasilitas yang ada seperti Perpustakaan. Perpustakaan sangat membantu karena buku yang ada di perpustakaan dapat membantu siswa dalam menggali informasi. 12 Berhubungan dengan apa yang dipaparkan oleh Ibu Umiyati maka dari itu sekolah melakukan pencatatan terhadap barang apa yang harus dipenuhi pada pelajaran IPA. Setelah melakukan pembelian pihak tim sarana dan prasarana melakukan pencatatan kembali terhadap barang yang telah dibeli untuk dilaporkan kepada pihak sekolah dan Dinas terkait. 11 Wawancara dengan Guru Fisika yaitu Umiyati, 12 Wawancara dengan Guru Bahasa Indonesia Jumariah