dirinya. Walaupun ada 1 responden yang merasa tidak puas dengan metode pembelajaran konvensional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan responden dengan metode pembelajaran konvensional tentang suasana belajar mayoritas puas 85,3. Hal
ini dapat dilihat dari pernyataan responden dalam kuesioner dimana suasana belajar memotivasi sebagai pelajar, kemampuan interpersonal berkembang, dan
suasana yang santai dalam pembelajaran dan diskusi. Metode konvensional dalam pembelajaran sama dengan metode lain yang
memiliki keunggulan dan kekurangan. Menurut Usman 2004 dalam Siddik 2012 keunggulan metode ini adalah penggunaan waktu yang efisien dan pesan
yang disampaikan dapat sebanyak-banyaknya, pengorganisasian kelas lebih sederhana, dapat memberikan motivasi terhadap siswa dalam belajar, fleksibel
dalam penggunaan waktu dan bahan.
5.3. Perbedaan Kepuasan Responden Dengan Metode Pembelajaran Problem
Based Learning dan Konvensional
Dari analisis bivariat untuk melihat perbedaan dengan menggunakan uji analisis statistik mann whitney didapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan
antara kepuasan responden dengan metode pembelajaran PBL dan konvensional p=0,768. Untuk masing-masing sub skala pengukuran, kepuasan terhadap proses
pembelajaran dengan metode PBL dan konvensional terdapat perbedaan yang signifikan p=0,003; kepuasan tentang pendidik dengan metode pembelajaran
PBL dan konvensional tidak terdapat perbedaan yang signifikan p=0,262; 75
Universita Sumatera Utara
kepuasan tentang persepsi akademik dengan metode pembelajaran PBL dan konvensional tidak terdapat perbedaan yang signifikan p=0,856; kepuasan
tentang suasana belajar dengan metode PBL dan konvensional tidak terdapat perbedaan yang signifikan p=0,201; kepuasan tentang lingkungan sosial
daripada metode pembelajaran PBL dan konvensional tidak terdapat perbedaan yang signifikan p=0,106.
Penelitian tentang perbedaan kepuasan responden dengan metode pembelajaran konvensional dan PBL didapatkan tidak ada perbedaan signifikan.
Namun dari sub skala yang diukur ada perbedaan signifikan dimana kelompok PBL lebih baik dalam hal kepuasan untuk pembelajaran motivasi diri dan berpikir
kritis, dan stimulasi intelektual Lin, et al, 2010. Penelitian Delioglu 2011 tentang perbandingan keterlibatan responden dalam pembelajaran konvensional
dan pembelajaran PBL dimana tidak ada perbedaan signifikan dalam kepuasan pembelajaran responden dengan kedua metode p=0,170, interaksi dalam
pembelajaran p=0,429 dan tingkat komponen dalam tantangan akademik p=403. Perbedaan signifikan terdapat pada pembelajaran aktif p=0,000 dan
penggunaan waktu dalam pembelajaran p=0,000. Perbandingan dari masing-masing sub skala, didapatkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan dalam kepuasan pada sistem pembelajaran responden dengan metode pembelajaran PBL dan konvensional. Perbedaan yang paling
dominan terlihat pada pernyataan pembelajaran yang berpusat pada responden PBL : 2,96; Konvensional : 1,85, pembelajaran mendorong responden menjadi
pelajar yang aktif PBL : 2,94; Konvensional : 1,91, pembelajaran tidak berfokus 76
Universita Sumatera Utara
pada dosen PBL : 2,81; Konvensional : 1,56. Namun pada pernyataan pengajaran sangat terfokus dengan baik skor rata-rata konvensional lebih baik
2,85 dari PBL 1,77. Analisis kualitatif didapatkan mahasiswa dengan pembelajaran berbasis
masalah melaporkan berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran, merasa mendapatkan pengalaman yang menyenangkan, menginspirasi, dan self-fulfilling,
pandangan mahasiswa tentang hal yang mungkin mempengaruhi perkembangan kemampuan berpikir kritis mahasiswa merasa sangat berhubungan dengan
tutorial. Pada mahasiswa dengan pembelajaran konvensional melaporkan mendengarkan pasif selama proses pembelajaran, mereka menggambarkan
bagaimana mereka duduk, mendengarkan dan mengikuti catatan selama pembelajaran, mahasiswa merasakan pengalaman pembelajaran yang negatif dan
diam, dan mahasiswa tidak merasa bahwa kemampuan berpikirnya didorong dalam proses pembelajaran Tiwari et al, 2006.
Untuk kepuasan lingkungan sosial responden dengan PBL dan konvensional didapatkan ada perbedaan yang tidak signifikan. Pada kedua
kelompok pernyataan dengan skor tertinggi sama yaitu responden kedua kelompok sama merasa memiliki teman baik di kelas. Dan pernyataan terendah
juga sama pada fasilitas belajar yang belum dirasakan sangat memuaskan. Namun ada perbedaan dimana responden dengan PBL lebih jarang merasa kesepian, dan
responden dengan konvensional lebih sering merasa lelah untuk mengikuti proses pembelajaran.
Universita Sumatera Utara
Hal ini sesuai dengan penelitian Veerapen McAleer 2010 tentang persepsi responden tentang lingkungan pembelajaran, didapatkan bahwa hasil
penelitian pada kelompok dengan pembelajaran PBl dengan kelompok dengan pembelajaran yang lebih konvensional menyatakan memiliki teman baik dalam
kelas adalah merupakan jawaban tertinggi. Pada kepuasan tentang suasana belajar responden dengan PBL dan
konvensional didapatkan ada perbedaan yang tidak signifikan. Perbedaan yang didapatkan yaitu responden dengan PBL merasa lebih termotivasi dalam suasana
belajar PBL=2,94; konvensional = 2,67, dan suasana yang santai selama proses tutorialdiskusi PBL = 2,81; konvensional = 2,64. Namun pada pernyataan
suasana yang santai dalam seluruh proses perkuliahan responden dengan konvenisonal memiliki skir rata-rata yang lebih tinggi PBL = 2,79; konvensional
= 2,91. Salah satu faktor penting yang menentukan suksesnya penerapan PBL
yaitu sukses dalam pembentukan tim Peterson, 2004. Salah satu karakteristik PBL adalah belajar dalam kelompok kecil. Apabila pembentukan kelompok dapat
berhasil dan mengaktifkan suasana diskusi dalam pemecahan masalah, maka suasana belajar dalam PBL akan sangat menyenangkan dan memuaskan.
Pada kepuasan tentang tenaga pendidik, responden dengan PBL dan konvensional didapatkan ada perbedaan yang tidak signifikan. Skor rata-rata
tertinggi sama yaitu tenaga pendidik dinilai memiliki pengetahuan yang luas. Perbedaan yang didapatkan yaitu mahasiswa dengan PBL merasa tenaga pendidik
Universita Sumatera Utara
lebih mampu memberikan umpan balik yang positif. Namun mahasiswa dengan konvensional lebih merasa bahwa tenaga pendidik lebih baik dan mampu dalam
mempersiapkan bahan ajar. Peran tenaga pendidik menjadi salah satu penentu kepuasan responden.
Sedikit perbedaaan peran tenaga pendidik dalam metode pembelajaran PBL dan konvensional. Menurut Rideout 2001 peran pendidik dalam PBL adalah sebagai
fasilitator pembelajaran yang lebih memberi penekanan pada pertanyaan yang memicu berpikir kritis dalam penyelesaian masalah, membantu peserta didik
mengetahui kebutuhan beajar dan memilih sumber belajar dan memfasilitasi diskusi. Sedangkan menurut Kurdi 2009 peran dosen sebagai pemberi materi
yang menjadi pusat peran dalam pencapaian hasil pembelajaran dan menjadi satu- satunya sumber ilmu sehingga responden tidak berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Pada kepuasan persepsi diri tentang akademik, responden dengan PBL dan
konvensional didapatkan ada perbedaan yang tidak signifikan. Terdapat perbedaan dimana responden dengan PBL lebih baik dalam kemampuan menyelesaikan
masalah. Namun responden dengan konvensional lebih merasa strategi pembelajaran yang diterapkan sesuai dengan keinginan mereka.
Salah satu faktor penting yang menentukan suksesnya penerapan PBL yaitu suskes dalam mengenalkan mahasiswa pada metode ini, karena dari
beberapa penelitian didapatkan diawal penerapan responden justru merasa stres, 79
Universita Sumatera Utara
dan lebih fokus pada kekhawatirannya daripada pembelajaran yang diberikan Peterson, 2004.
Studi perbandingan dari respon responden pada program pembelajaran PBL dan konvensional didapatkan bahwa responden dengan PBL lebih puas
dalam program pendidikan mereka. Ada perbedaan signifikan dalam hal peran tutor, hasil program penilaian responden, tingkat kemandirian, dan kepuasan
terhadap program pembelajaran secara keseluruhan Rideout et al, 2002. Beberapa penelitian mengindikasikan pembelajaran PBL lebih efektif dan
lebih dipilih sebagai metode pembelajaran yang lebih baik. Namun untuk menerapkan PBL dengan sukses dibutuhkan pemikiran kembali. Ada 3 faktor
penting yang menentukan suksesnya penerapan PBL yaitu 1 suskes dalam mengenalkan responden pada metode ini, karena dari beberapa penelitian
didapatkan diawal penerapan responden justru merasa stres, dan lebih fokus pada kekhawatirannya daripada pembelajaran yang diberikan; 2 sukses dalam
penyusunan masalah, masalah yang baik harus dapat menstimulasi responden untuk mencari informasi, mempunyai hubungan yang baik antara teori dan
praktik, dan memungkinkan untuk beberapa pilihan jalan keluar; 3 sukses dalam pembentukan tim Peterson, 2004.
Metode pembelajaran adalah salah satu indikator kepuasan mahasiswa, namun ada beberapa indikator lain yang juga sama pentingnya. Menurut Zeithaml
dalam Palli Mamilla 2012 kepuasan adalah hasil yang diraihkan oleh institusi pendidikan yang sama baiknya dengan standar kinerja sistem pendidikan. Para
Universita Sumatera Utara
siswa akan lebih puas dan termotivasi untuk menyelesaikan studi mereka jika lembaga menyediakan lingkungan yang memfasilitasi pembelajaran yaitu
menyediakan infrastruktur yang tepat untuk kepentingan pendidikan yang dibuat sesuai dengan parameter tertentu untuk mempromosikan pengembangan
akademik Selain metode pembelajaran, standar kinerja institusi menjadi salah satu
penentu kepuasan. Perbandingan kepuasan mahasiswa dengan PBL dan konvensional tidak signifikan berbeda disebabkan standar kerja institusi yang
sama. Kedua institusi menggunakan kurikulum berbasis kompetensi, dan berusaha mewujudkan pencapaian kompetensi sesuai dengan kemampuan intitusi. Banyak
penelitian dan literatur mengindikasikan pembelajaran PBL lebih efektif daripada konvensional, namun butuh persiapan matang dan pengalaman hingga PBL dapat
berjalan dengan baik dan menjadi efektif. .
Menurut Elliot Shin dalam Gruber et al 2010 kepuasan mahasiswa adalah pernyataan menyenangkan sebagai hasil evaluasi subyektif mahasiswa
terhadap hasil dan pengalaman yang berhubungan dengan pendidikan. Dalam literatur pendidikan tinggi didapatkan bahwa mutu pelayanan yang dirasakan
mahasiswa adalah merupakan pendahuluan untuk kepuasan mahasiswa. Mutu pelayanan pendidikan mejadi salah satu hal penting untuk
mendapatkan kepuasan yang baik dari mahasiswa. Hasil penelitian ini mungkin menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan dari mutu pelayanan pendidikan
Universita Sumatera Utara
yang diberikan kedua institusi pendidikan, walau dibutuhkan pembuktian yang lebih lanjut.
Universita Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan