Kepuasan Mahasiswa dr. Dedi Ardinata, M.Kes

2.3.3. Keunggulan dan Kelemahan Metode Konvensional Metode konvensional dalam pembelajaran sama dengan metode lain yang memiliki keunggulan dan kekurangan. Menurut Usman 2004 dalam Siddik 2012 keunggulan metode ini adalah penggunaan waktu yang efisien dan pesan yang disampaikan dapat sebanyak-banyaknya, pengorganisasian kelas lebih sederhana, dapat memberikan motivasi terhadap siswa dalam belajar, fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan. Kelemahan metode ini adalah pengajar seringkali mengalami kesulitan dalam mengukur pemahaman siswa, siswa cenderung bersifat pasif dan sering keliru dalam menyimpulkan penjelasan guru, menimbulkan rasa pemaksaan pada siswa, cenderung membosankan dan perhatian siswa berkurang.

2.4. Kepuasan Mahasiswa

2.4.1. Pengertian Kepuasan siswa adalah sikap individu siswa yang memperlihatkan rasa senang atas pelayanan proses belajar mengajar karena adanya kesesuaian antara apa yang diharapkan dari pelayanan tersebut dibandingkan dengan kenyataan yang diterimanya, dengan menggunakan indikator mutu pelayanan yaitu keandalan, daya tanggap, kepastian, empati dan berwujud Sopiatin, 2010. Menurut Zeithaml dalam Palli Mamilla 2012 kepuasan adalah hasil yang diraihkan oleh institusi pendidikan yang sama baiknya dengan standar kinerja sistem pendidikan. Para siswa akan lebih puas dan termotivasi untuk menyelesaikan studi mereka jika lembaga menyediakan lingkungan yang 28 Universita Sumatera Utara memfasilitasi pembelajaran yaitu menyediakan infrastruktur yang tepat untuk kepentingan pendidikan yang dibuat sesuai dengan parameter tertentu untuk mempromosikan pengembangan akademik Menurut Elliot Shin dalam Gruber et al 2010 kepuasan mahasiswa adalah pernyataan menyenangkan sebagai hasil evaluasi subyektif mahasiswa terhadap hasil dan pengalaman yang berhubungan dengan pendidikan. Kepuasan mahasiswa dibentuk secara terus menerus dari pengalaman berulang dalam kehidupan kampus. Mutu pelayanan dan kepuasan adalah konsep dasar yang berbeda, mutu merupakan sikap umum sedangkan kepuasan berhubungan dengan transaksi tertentu. Namun dalam literatur pendidikan tinggi didapatkan bahwa mutu pelayanan yang dirasakan mahasiswa adalah merupakan pendahuluan untuk kepuasan mahasiswa. . 2.4.2. Indikator Kepuasan Menurut Palli Mamilla 2012 kepuasan mahasiswa terhadap mutu pelayanan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor penilaian eksternal kebijakan pendidikan pemerintah, kesempatan kerja, budaya, sosial ekonomi dan politik, dan faktor penilaian internal visi universitas, pegawai di kampus, jenis pilihan jurusan, penyelenggara pendidikan yang kompeten, dan kemampuan pembelajaran di fakultas. Kedua faktor tersebut merupakan atribut dimensi mutu pelayanan. 29 Universita Sumatera Utara Gambar 2.2. Model Konseptual Hubungan Mutu Pelayanan dengan Opini Mahasiswa di Universitas Lee, Yoon, Kim Sohn 2007 dalam penelitiannya yang mengukur kepuasan mahasiswa dalam dua aspek, yaitu nilai P dan nilai M. Nilai P adalah nilai personality kepribadian yang mengukur tanggung jawab moral, kreativitas, semangat dalam menghadapi tantangan, kepribadian, kemampuan komunikasi, dan kepemimpinan. Nilai M adalah nilai major yang mengukur nilai utama, praktik di lapangan, kemampuan analisa, kemampuan memecahkan masalah, bahasa asing dan pola pikir global dan kemampuan tehnologi informasi. Kepuasan mahasiswa dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dan kebijakan universitas. Goverment Policies University Vision Courses Offered Student Satisfaction Internal Factors Evaluation Eksternal Factors Evaluation Service Quality Dimensions Faculty Universita Sumatera Utara Goverment Policies University Policies Satisfaction Level Gambar 2.3. Model Konseptual SEM A Structural Equation Model Kebijakan pemerintah terdiri dari kebijakan dukungan keuangan dari pemerintah dukungan universitas, dana penelitian, sistem reward dan insentif, kebijakan beasiswa dari pemerintah beasiswa universitas, beasiswa luar negeri, dan beasiswa bagi mahasiswi, kebijakan pendidikan kebijakan penerimaan mahasiswa universitas, mata pelajaran substantif, dukungan universitas terhadap industri lokal, dan kebijakan pemerintah khusus untuk bakat dan kemampuan ilmiah kebijakan dinas militer, dukungan pengembangan ilmu di SMU, posisi pemerintah. Kebijakan universitas terdiri dari kebijakan pembelajaran universitas program pembelajaran, pembelajaran elektif, kurikulum beragam, dan kebijakan dukungan pendidikan universitas pengalaman pembelajaran lapangan, konseling profesional, tutor atau asisten pembelajaran, jumlah profesor, fasilitas komputer, ruang laboratorium, informasi kerja, Financial Support Policies Scholarship Support Policies Education Special Favor Policies for Educational Support Policies University Lecture Policies M - Score P - Score Universita Sumatera Utara pembelajaran kelompok kecil, interaksi dengan mahasiswa senior, gambaran ilmu yang diberikan. Gruber et al 2010 dalam penelitiannya tentang penilaian kepuasan mahasiswa tentang pelayanan yang ditawarkan pendidikan tinggi, terdapat 10 dimensi yang signifikan berhubungan dengan kepuasan mahasiswa, yaitu relevansi pengajaran di kelas dan praktek, lokasi sekolah, dosen, bangunan universitas, dukungan dari dosen, penyediaan informasi, pelajaran, reputasi universitas, ruang kelas, dan jumlah semester. Kepuasan mahasiswa bukan hanya dipengaruhi oleh persepsi kualitas pelayanan tapi juga oleh faktor pribadi, faktor situasional dan faktor harga. Gambar 2.4. Model Konseptual Kepuasan Mahasiswa terhadap Pelayanan Pendidikan Tinggi Sati sfaction with the Relevance of teaching t ti School Placement Lecturers Lecture theatres Reputation of the Courses University Building Support from lecturers The presentation of Number of semesters Personal Price tution Situational Universita Sumatera Utara Sopiatin 2010 menjelaskan lima faktor yang dapat menentukan mutu pelayanan dalam dunia pendidikan, yaitu : 1. Keandalan Keandalan berhubungan dengan kemampuan pengajar dalam memberikan pelayanan proses pembelajaran mengajar yang bermutu, konsisten, serta pengembangan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan harapan mahasiswa. Pelayanan proses belajar mengajar yang bermutu ditandai dengan pembuatan perencanaan untuk proses belajar mengajar, pelaksanaan proses belajar mengajar dimulai dan diakhiri tepat waktu, pendidik menguasai materi pelajaran yang disampaikan sehingga siswa mudah untuk memahaminya, pendidik menggunakan variasi metode pengajaran, dapat menggunakan media pembelajaran yang tersedia, dan dapat memotivasi peserta didik untuk belajar. 2. Daya Tanggap Daya tanggap adalah kesediaan personil pendidikan untuk mendengar dan mengatasi keluhan peserta didik yang berhubungan dengan masalah proses belajar mengajar dan masalah pribadi yang mengganggu proses pembelajaran. Proses belajar mengajar adalah merupakan inti dari pendidikan yang menghantarkan keberhasilan peserta didik dalam belajar. Dalam kegiatan ini tentunya banyak rintangan serta permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik, baik mengenai metode pembelajaran, media belajar, hasil evaluasi, maupun fasilitas-fasilitas lainnya yang mendukung kegiatan belajar mengajar. Disamping itu juga permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik yang berkenaan dengan masalah 33 Universita Sumatera Utara kesulitan belajar, hubungan interpersonal antar peserta didik dan hubungan peserta didik dan personil pendidikan. 3. Kepastian Kepastian pengertiannya adalah keadaan yang pasti. Peserta didik memilih institusi pendidikan sebagai tempat untuk belajar dan mengembangkan potensi yang dimilikinya berdasarkan pada informasi, baik dari institusi pendidikan maupun dari orang lain, berdasarkan persepsi diri terhadap institusi pendidikan tersebut. Dengan demikian rasa puas peserta didik atas pelayanan yang diberikan dapat ditentukan oleh apakah layanan yang diberikan sesuai dengan informasi yang telah diterima. Dalam upaya memberikan kepastian atas layanan institusi pendidikan kepada peserta didik tidak dapat terlepas dari kemampuan personil sekolah, terutama staf pengajar, untuk menimbulkan keyakinan dan kepercayaan terhadap janji institusi pendidikan terhadap peserta didik. 4. Empati Empati dalam pemahaman psikologi adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa dirinya berada pada keadaan perasaan orang lain. Empati terjadi dalam hubungan manusia dengan manusia. Menurut Goleman dalam Sopiatin 2010 empati mempersyaratkan beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Kemampuan tersebut adalah membaca emosi orang lain, mengindera sekaligus menanggapi kebutuhan atau perasaan orang lain, serta menghayati masalah-masalah atau kebutuhan yang tersirat dibalik perasaan orang lain. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan empati yang dapat menimbulkan Universita Sumatera Utara kepuasan peserta didik bila personil pendidikan dapat memahami peserta didik dengan cara mengindera perasaan dan kepentingan peserta didik, berorientasi melayani meliputi mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan belajar peserta didik, kegiatan yang mengembangkan potensi dan kemampuan peserta didik. 5. Berwujud Berwujud dalam dunia pendidikan berhubungan dengan aspek fisik institusi pendidikan yang diperlukan untuk menunjang proses belajar mengajar, meliputi : bangunan, kebersihan lingkungan, laboratorium, perpustakaan, dan fasilitas lainnya. Menurut Dennison El-Masri 2012 ada empat subskala yang digunakan untuk mengukur kepuasan mahasiswa, yaitu kepuasan terhadap pengajaran di kelas, kepuasan terhadap pengajaran klinis, kepuasan terhadap program pembelajaran dan kepuasan terhadap sistem pendukung dan sumber daya manusia. Roff McAleer 1997 mengembangkan Dundee Ready Educational Environmet Survey DREEM, untuk mengukur iklim pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan yang berkelanjutan dan inovatif. DREEM memiliki 5 sub skala pengukuran yaitu persepsi tentang proses pembelajaran, persepsi tentang pendidik, persepdi diri tentang akademik, persepsi tentang suasana belajar, dan persepsi tentang lingkungan sosial. 35 Universita Sumatera Utara

2.3. Kerangka Konsep Penelitian

Dokumen yang terkait

Kepuasan Mahasiswa tentang Kinerja Dosen dalam Pembelajaran pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU

11 150 121

HUBUNGAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN SELF DIRECTED LEARNING (SDL) PADA MAHASISWA (Studi pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang)

6 19 21

HUBUNGAN MINAT DAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI BELAJAR (Pada Mahasiswa Program Studi D III Keperawatan Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hutama Abdi Husada Tulungagung)

0 2 120

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SKILL LABORATORY (STUDI KASUS DI PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AN NUR PURWODADI)

0 2 67

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA KULIAH BLOK SISTEM PENCERNAAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AN NUR PURWODADI

0 13 105

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR ANATOMI MAHASISWA PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA.

0 3 31

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH T

0 0 1

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI SUMBAR BUKITTINGGI TAHUN 2015

0 0 9

Perbandingan Kepuasan Mahasiswa Dengan Pembelajaran Metode Problem Based Learning Dan Konvensional Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Di Medan

0 0 20

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN SKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2016

0 0 23