BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan
Perusahaan dituntut untuk memperhatikan kinerja pekerjanya, karena pekerja merupakan salah satu aset perusahaan yang sangat vital dalam kegiatan
proses produksi. Jika manusia bekerja dalam kondisi yang nyaman baik lingkungan kerjanya maupun dalam penggunaan peralatan dan mesin, secara tidak
langsung akan meningkatkan kinerjanya yang pada akhirnya akan berdampak pada meningkatnya produktivitas perusahaan.
Jika seseorang melakukan suatu pekerjaan, maka sangat banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pekerjaan itu. Secara garis besar faktor yang
mempengaruhi manusia tersebut dapat dibagi dua, yaitu faktor individual dan faktor situasional. Faktor individual berasal dari diri orang itu sendiri misalnya
usia, pendidikan, motivasi, pengalaman. Faktor situasional berasal dari luar diri pekerja misalnya. tata letak ruang kerja, kondisi mesin, kondisi pekerjaan,
karakteristik lingkungan. Berbeda dengan faktor-faktor individual, faktor situasional dapat diubah untuk memberikan pengaruh pada keberhasilan kerja.
Salah satu masalah ergonomi yang sering dijumpai di tempat kerja khususnya yang berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan manusia dalam
melaksanakan pekerjaannya adalah keluhan musculosceletal yang diawali dengan postur kerja yang kurang ergonomis. Keluhan ini dirasakan pada bagian otot
skeletal yaitu meliputi otot leher, bahu, lengan, tangan, jari, punggung, pinggang,
dan otot-otot bagian bawah tubuh. Apabila otot menerima beban terus-menerus secara statis dan dalam waktu yang cukup lama akan dapat mengakibatkan
kerusakan pada sendi, ligamen, dan tendon yang dikenal dengan istilah musculosceletal disorder MSDs.
Pencegahan keluhan MSDs salah satunya adalah dengan cara merancang peralatan kerja yang ergonomis dan sesuai dengan kondisi fisik si pekerja.
Peralatan yang digunakan dalam bekerja harus benar-benar membuat si pekerja merasa nyaman dalam menggunakannya sehingga tidak akan menimbulkan
ketidaknyamanan dan cedera otot. Penelitian Lynn McAtamney dan Nigel Corlett 1993, menyajikan sebuah
metode survei untuk menginvestigasi keluhan musculoskeletal disorders MSDs terhadap tubuh bagian atas berdasarkan analisis postur kerja dengan menggunakan
metode Rapid Upper Limb Assessment RULA. Objek penelitian yang dilakukan oleh Lynn McAtamney dan Nigel Corlett 1993 adalah operator pengepakan pada
industri elektronik. Hasil penelitian menunjukan postur kerja yang diamati termasuk kedalam kategori tinggi dengan skala tindakan sekarang juga.
Priscilla Tamara dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Produktivitas Pada Industri Kripik Tempe Melalui Perbaikan Desain Fasilitas
Kerja 2010” menguraikan bahwa dengan alat pemotong dan penepungan kripik tempe dapat ditentukan standar hasil potongan sehingga dapat menjaga kualitas
hasil produksi dan meminimalkan resiko kelelahan. PT. Sejati Coconut Industri merupakan perusahaan manufaktur yang
bergerak dalam bidang pembuatan tepung kelapa dari kopra kelapa dimana
sebagian dari proses produksinya masih dilakukan secara manual oleh si pekerja. Fasilitas kerja yang digunakan oleh pekerja pada bagian pencucian kelapa saat ini
kurang ergonomis dikarenakan kegiatan yang dilakukan hanya berdiri di lantai yang becek pada saat mencuci dan mengambil hasil cucian kelapa yang kemudian
akan diletakkan ke belt conveyor dengan menggunakan troli. Kondisi seperti ini memaksa pekerja bekerja dengan posisi membungkuk dengan frekuensi tinggi.
Posisi kerja pekerja seperti ini menyebabkan penekukan-penekukan pada bagian lutut dan pinggang.
Sehubungan dengan masalah tersebut, maka akan dilakukan suatu perbaikan rancangan fasilitas kerja bak pencucian dan troli pada stasiun pencucian
kelapa yang efektif, nyaman, aman, sehat, dan efisien serta ergonomis sehingga dapat meminimalkan resiko cedera otot yang dialami oleh pekerja.
1.2. Perumusan Masalah