2.4 Sumber Polusi Timbal
Timbal atau yang sering juga disebut timah hitam, dalam bahasa Latin disebut Plumbun yang disimpulkan dengan Pb. Logam ini termasuk kedalam
kelompok logam-logam golongan IV-A pada Tabel Periodik unsur kimia. Timbal mempunyai Nomor Atom NA 82 dengan bobot atau berat atom BA 207,2, adalah
suatu logam berat berwarna kelabu kebiruan dan lunak dengan titik leleh 327 C dan
titik didih 1620 C. Pada suhu 500-600
C timbal menguap dan membentuk timbal oksida. Walaupun bersifat lunak dan lentur Pb sangat rapuh dan mengkerut pada
pendinginan, sulit larut dalam air, air panas dan air asam. Timbal dapat larut dalam asam nitrit, asam asetat dan asam sulfat pekat Palar, 2004.
Timbal diketahui tidak mempunyai fungsi biologi apapun dalam tubuh manusia. Tidak ada bukti bahwa ada kadar terendah timbal dalam darah yang aman
bagi kesehatan. Timbal seperti halnya zat besi dan kalsium diserap dengan cara yang sama di saluran pencernaan. Anak mengabsorbsi timbal lebih tinggi, lebih kurang
50 dibandingkan orang dewasa hanya 10. Absorbsi timbal akan lebih banyak bila dalam makanan kurang mengandung kalsium dan zat besi. Tetraethyl lead yang
dipakai sebagai pencampur bensin akan dibuang ke udara dan dapat diabsorbsi melalui kulit Falken, 2003.
Timbal yang masuk ke dalam tubuh akan disimpan dalam tulang yang pada keadaan-keadaan tertentu maka timbal di mobilisasi masuk ke dalam darah, seperti
misalnya pada waktu wanita sedang hamil dan pada penderita osteoporosis. Penghitungan jumlah timbal dalam tulang lebih baik dipakai untuk menentukan
kadar timbal dalam tubuh dengan mempergunakan alat X-ray fluorescence teknik. Namun ketersediaan alat ini masih sangat terbatas. Pengukuran dari efek timbal
Universitas Sumatera Utara
terhadap kesehatan pada saat ini lebih banyak berdasarkan studi epidemiologi yang menyatakan hubungan antara timbal dan kesehatan yang tidak dapat menunjukkan
bahwa timbal adalah penyebab satu-satunya terhadap gangguan kesehatan tersebut. Namun penelitian dengan mempergunakan binatang percobaan mendukung
penemuan-penemuan tersebut dan menunjukkan mekanisme dari timbulnya gangguan kesehatan tersebut. Banyak penelitian terhadap efek timbal terhadap
jantung dan tekanan darah dimana peningkatan jumlah timbal dalam tulang dan dalam darah menyebabkan kenaikan pada gangguan jantung dan tekanan darah.
Timbal juga terbukti menyebabkan peningkatan kematian pada penderita penyakit jantung. Sampai saat ini belum dapat ditentukan berapa kadar terendah dari timbal
dalam tubuh yang aman untuk kesehatan Spivey, 2007. Bahan bakar mobil yang secara umum disebut bensin adalah senyawa
hidrokarbon yang kandungan oktana atau isooktananya tinggi. Senyawa oktana adalah senyawa hidrokarbon yang digunakan sebagai patokan untuk menentukan
kualitas bahan bakar bensin yang dikenal dengan istilah angka oktana. Dalam pengertian ini bahan bakar bensin dibandingkan dengan campuran isooktana atau
2,2,4,trimetil pentana dengan heptana. Pada penemuan pertama kali pada tahun 1927, isooktana dianggap sebagai bahan bakar yang paling baik, karena hanya pada
kompressi tinggi saja isooktana memberikan bunyi ketukan pada mesin mobil. Sebaliknya heptana dianggap sebagai bahan bakar yang paling buruk. Angka oktana
100, artinya bahan bakar bensin tersebut setara dengan isooktana murni. Angka oktana 80, artinya bensin tersebut merupakan campuran 80 isooktana dan 20
heptanaWardhana, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengurangi ketukan atau menaikkan angka oktana, bahan bakar dapat juga diberi bahan tambahan additif. Bahan tambahan tersebut sering juga disebut
dengan senyawa anti ketukan. Senyawa anti ketukan pertama kali ditemukan oleh Thomas Midgley dan Boyd pada tahun 1922, berupa TEL Tetra Ethyl Lead.
Hidrokarbon yang telah terhalogenkan setelah diberikan ethyl fluid menyebabkan timbal Pb akan diubah menjadi timbal dibromida yang relatif mudah menguap
sehingga mudah keluar dari silinder mesin mobil melalui knalpot. Apabila jumlah kendaran bermotor mobil, sepeda motor dll yang terdapat di suatu kota atau
negara jumlahnya diketahui dan rata-rata pemakaian bahan bakarnya diketahui, maka jumlah gas buang hasil pembakaran yang dilepaskan ke udara per hari dapat
dihitung. Kalau hasil pembakarannya tidak sempurna dan dianggap 1 dari hasil pembakaran berupa pencemar udara maka jumlah pencemar udara yang dilepaskan
ke udara per hari dapat diperkirakan Wardhana, 2004 Dalam bidang industri timbal banyak dipakai dalam industri baterai, kabel
telepon, kabel listrik, bahan peledak, pewarnaan cat, pengkilap keramik, bahan anti api dan additive untuk bahan bakar kendaraan bermotor dalam bentuk Trimetil Pb
dan Tetraetil Pb. Di udara kota-kota besar timbal merupakan pencemar udara yang semakin jadi perhatian terutama yang berasal dari pembakaran bensin yang
mengandung timbal, pembakaran batubara, limbah pabrik, penyemprotan pestisida dan pembakaran sampah.
Untuk mencegah suara knocking dari mesin kendaraan bermotor diperlukan bensin dengan bilangan oktan yang tinggi, maka bensin diberi
senyawa timbal Tetra Etil Lead TELdengan rumus C
2
H
5
4-Pbdan Tetra Metil Lead TMLdengan rumus{CH
3
}
4
-Pb. Bahan additive yang biasa ditambahkan ke dalam bahan bakar kendaraan bermotor pada umumnya terdiri dari 62 tetra etil Pb,
Universitas Sumatera Utara
18 etilendikhlorida, 18 etilendibromida dan sekitar 2 campuran tambahan dari bahan-bahan lain. Pada pembakaran bensin, 25 sd 50 timbal yang
dikandungnya akan dilepas ke udara. Peningkatan jumlah kendaraan dan peningkatan bilangan oktan bensin akan menambah pencemaran timbal di udara,
karena itu bahaya keracunan timbal di kota akan semakin meningkat. Timbal Pb adalah racun sistemik yang menimbulkan rasa logam di mulut, garis hitam pada
gusi, gangguan pencernaan, mual, muntah-muntah, kolik abdomen, encephalitis, wrist drop, irritable
, perubahan kepribadian, kelumpuhan dan kebutaan Slamet, 2009.
Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat diketahui kandungan bermacam- macam senyawa Pb yang ada dalam asap kendaraan bermotor seperti pada Tabel
2.2. berikut: Tabel 2.2 Kandungan Senyawa Pb Dalam Gas Buang Kendaran Bermotor
Senyawa PbWaktu: 0 jam
18 Jam
PbBrCl 32,0
12,0 PbBrCl.2PbO
31,4 1,6
PbCl2 10,7
8,3 PbOHCl
7,7 7,2
PbBr2 5,5
0,5 PbCl
2
.2PbO 5,2
5,6 PbOHBr
2,2 0,1
PbOx 2,2
21,2 PbCO
3
1,2 13,8
PbBr
3
.2PbO 1,1
0,1 PbCO
3
.2PbO 1,0
29,6 TOTAL
100 100
Sumber: Palar, 2004
Pada Tabel 2.2. dapat dilihat bahwa kandungan PbBrCl dan PbBrCl.2PbO merupakan senyawa Pb utama yang telah dihasilkan pada saat permulaan mesin
kendaraan dihidupkan 0 jam. Selanjutnya jumlah senyawa ini berkurang setelah
Universitas Sumatera Utara
mesin dihidupkan lebih lama, sedangkan kandungan gas lain seperti PbOx dan PbCO
3
.2PbO mengalami peningkatan yang sangat tinggi dan menggantikan posisi kedua gas pertama setelah pembakaran berjalan sampai 18 jam.
Senyawa tetrametil Pb dan tetra etil Pb ini akan terhirup oleh manusia sewaktu bernafas dan juga dapat diserap oleh kulit. Atau keracunan pada manusia
juga dapat terjadi oleh karena tertelannya senyawa Pb dari kontaminasi terhadap makanan dan minuman. Pb di udara dapat mengalami pengkristalan oleh air hujan
dan masuk ke dalam sumber air minum. Pada skema berikut dapat kita lihat bahwa banyak kemungkinan asal dari timbal baik dari emisi kendaraan bermotor, emisi
industri dan pelepasan kerak-kerak bumi, yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui beberapa sumber seperti udara, tanah, air permukaan, tumbuhan, hewan
yang masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit dan saluran pencernaan. Khusus orang-orang yang bekerja di pinggir jalan raya yang ramai, berisiko tinggi
terhadap keracunan timbal National Health and Medical Research Councils, 2009. Timbal yang berasal dari alam, emisi kendaraan bermotor, limbah industri dan yang
berasal dari pengikisan cat yang mengandung timbal akan masuk ke dalam air, tanah atau udara yang kemudian bisa langsung masuk ke tubuh manusia atau masuk
melalui tumbuhan atau hewan yang dikonsumsi oleh manusia. Gambar 2.1 menunjukkan berbagai sumber timbal yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Perjalanan timbal yang berasal dari lingkungan sampai masuk ke dalam tubuh manusia Sumber: Diterjemahkan dari National
Health and Medical Research Councils 2009
2.5 Timbal dalam Tubuh Manusia