Hipotesis Manfaat Penelitian Novelty Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan

5. Mencegah Dampak Lingkungan dengan menentukan cara pencegahan agar manusia yang telah terpapar dengan polusi timbal tidak menjadi sakit dengan pemberian suplemen kalsium

1.4 Hipotesis

Pemberian suplemen kalsium 3 x 500 mg sehari selama 3 bulan pada pekerja dewasa dapat menurunkan kadar timbal dalam darah secara bermakna.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Dapat digunakan sebagai salah satu cara pencegahan agar pekerja dewasa yang beresiko tinggi terhindar dari dampak keracunan timbal kronis. 2. Dapat dipergunakan untuk menghindari faktor-faktor yang mempunyai resiko tambahan terhadap timbulnya keracunan timbal kronis 3. Sebagai masukan kepada pihak-pihak yang terkait untuk membuat kebijakan pencegahan dampak lingkungan akibat pencemaran timbal.

1.6 Novelty Penelitian

1. Pencegahan Dampak Lingkungan dengan Pencegahan Keracunan Timbal Kronis pada pekerja dewasa yang beresiko tinggi. 2. Model Prediksi Kadar Timbal dalam Darah pekerja dewasa. Universitas Sumatera Utara II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Soemarwoto 1997 menyatakan pengelolaan lingkungan mempunyai ruang lingkup yang luas dengan cara yang beraneka pula. Pertama, ialah pengelolaan lingkungan secara rutin. Kedua, ialah perencanaan dini pengelolaan lingkungan yang menjadi dasar dan tuntutan bagi perencanaan pembangunan. Ketiga, ialah perencanaan pengelolaan lingkungan berdasarkan perkiraan dampak lingkungan yang akan terjadi sebagai akibat suatu proyek pembangunan yang sedang direncanakan. Keempat, ialah perencanaan pengelolaan lingkungan untuk memperbaiki lingkungan yang mengalami kerusakan, baik karena sebab alamiah maupun karena tindakan manusia. Siregar 2004 membagi aset berdasarkan perspektif pembangunan berkelanjutan sebagai berikut: Pertama, sumberdaya alam adalah sumber kekayaan alam yang dapat digunakan dan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kedua, sumber daya manusia adalah semua potensi yang terdapat pada manusia seperti akal pikiran, seni, keterampilan dan sebagainya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan bagi dirinya sendiri maupun orang lain atau masyarakat pada umumnya. Ketiga, infrastruktur adalah sesuatu buatan manusia yang dapat digunakan sebagai sarana untuk kehidupan manusia dan sebagai sarana untuk dapat memanfaatkan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia dengan semaksimalnya, baik saat ini maupun keberkelanjutannya dimasa yang akan datang. Srinivas 2003 menyatakan dinamika lingkungan perkotaan terdiri dari sumber, proses dan dampak. Sumber meliputi manusia dan sumber-sumber alam seperti matahari, tanah, air, mineral, listrik, energi dan keuangan. Proses meliputi Universitas Sumatera Utara manufaktur, transportasi, konstruksi, migrasi dan pertumbuhan penduduk. Dampak merupakam hasil baik negatif udaraairpolusi suara, produksi sampah, kemacetan, penuh sesak maupun positif produk dan pelayanan yang bernilai tambah, pendidikan, akses mendapatkan barang kebutuhan dan pelayanan. Dalam pengertian yang luas, lingkungan perkotaan dapat diartikan sebagai titik pertemuan dari lingkungan alam, bangunan lingkungan, dan lingkungan sosial ekonomi. Menghilangkan satu dimensi dan mengesampingkan satu dimensi lainnya sudah pasti memunculkan bahaya yang tidak dapat dielakkan. Saling ketergantungan dan hubungan antar cabang ilmu pengetahuan dari tiga dimensi ini harus sepenuhnya dipahami dalam rangka pengembangan dan kebijakan program yang koheren serta berkelanjutan bagi lingkungan perkotaan Srinivas, 2003 Newman 2003 menjelaskan tujuan dari masyarakat ekologis berkelajutan adalah membuat kota menjadi tempat yang aman dan menyenangkan untuk bekerja, tempat tinggal dan membesarkan anak-anak tanpa mengurangi kemampuan generasi masa depan untuk hal yang serupa. Cara-cara untuk mewujudkan tujuan tersebut dikemukakan berupa adanya kebutuhan mendesak untuk mengurangi beban lingkungan di kota besar, mengurangi polusi udara dan air, mengurangi limbah rumah tangga dan industri, mengelola sistem pengairan secara efisien, untuk mengelola tempat rekreasi yang alami dan menyenangkan, untuk mengembangkan sistem transportasi yang efisien dan secara sosial sepadan, untuk merencanakan pembangunan perumahan yang disesuaikan dengan kebutuhan manusia, dan untuk memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan manusia dalam manajemen perkotaan. Desai 2003 menyatakan kebijakan yang memungkinkan pengurangan dampak lingkungan dan sosial yang negatif dari transportasi mencakup langkah Universitas Sumatera Utara untuk mengurangi permintaan, langkah untuk mendukung perubahan model transportasi, langkah untuk meningkatkan efisiensi energi di dalam masing-masing model transportasi, dan langkah untuk mempromosikan penggunaan bahan bakar alternatif di sektor transportasi.

2.2 Sumber Daya Manusia sebagai Aset Terpenting