Analisis Respon Konsumen terhadap Produk Tas Tajur Bogor

(1)

ANDINA FITRIANI. H24102130. Analisis Respon Konsumen terhadap Produk Tas Tajur Bogor. Di bawah Bimbingan H. Musa Hubeis dan Beatrice Mantoroadi.

Tas telah menjadi ajang bisnis yang kompetitif, terutama di wilayah bagian Bogor Timur, yaitu daerah Tajur. Di daerah tersebut banyak sekali terdapat outlet atau showroom-showroom yang menjual beraneka ragam jenis dan model tas. Salah satunya adalah Sumber Karya Indah (SKI) atau yang lebih dikenal dengan Tas Tajur. Tas Tajur memiliki pabrik sendiri, yang dalam memproduksi tas membutuhkan respon dari konsumen, karena Tas Tajur tidak dapat menentukan atau memperkirakan model dan jenis tas bagaimana yang paling diminati atau digemari oleh konsumen.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi karakteristik konsumen, (2) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian, (3) menganalisa proses pengambilan keputusan dan (4) menganalisa kepuasan konsumen terhadap produk Tas Tajur Bogor.

Pemilihan responden dilakukan dengan cara dipermudah (Convinience Sampling). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, metode Importance-Perfomance Analysis dan Khi kuadrat. Dimana IPA dan Khi kuadrat diolah dengan menggunakan SPSS versi 12.00.

Hasil yang diperoleh dari penyebaran kuesioner adalah pada umumnya responden yang paling banyak datang dan membeli tas di Tas Tajur Bogor adalah perempuan (77%) dan dengan rentang usia terbanyak 16-25 tahun (45%). Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian adalah 52%, karena sesuai dengan kebutuhan, dimana konsumen mendapatkan informasi dari teman (60%) dan digunakan untuk pribadi. Proses pengambilan keputusan, dimana sebagian besar responden tetap memilih daya tahan produk dan akan memilih alternatif produk tas lain jika produk tas yang diinginkan tidak terdapat dalam Tas Tajur Bogor.

Hasil IPA menunjukkan terdapat dua atribut yang berada pada kuadran A, yaitu kenyamanan dipakai dan ritsleting dan kancing tas. Atribut pada kuadran B meliputi, model/bentuk tas, harga tas, daya tahan tas, memilik jahitan yang kuat dan rapi, dan memiliki pegangan yang kuat. Atribut yang berada pada kuadran C adalah sabuk tas dapat menjaga aman barang-barang yang dibawa. Sedangkan atribut yang berada pada kuadran D adalah warna tas dan kemudahan memperoleh.

Analisis terhadap tingkat kesesuaian menunjukkan bahwa atribut produk tas terendah adalah ritsleting dan kancing tas (55,72%), sedangkan tingkat kesesuaian tertinggi adalah warna tas (94,87%). Hasil analisis Khi kuadrat pada kuadran B menunjukkan bahwa atribut model/bentuk tas memliki hubungan terkecil (2,885) dan atribut memliki jahitan yang kuat dan rapi memiliki hubungan terbesar (30,985).


(2)

Oleh

ANDINA FITRIANI

H24102130

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(3)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

ANDINA FITRIANI

H24102130

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(4)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS RESPON KONSUMEN TERHADAP PRODUK TAS TAJUR BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ANDINA FITRIANI H24102130

Menyetujui, Mei 2006

Prof.Dr.Ir.H Musa Hubeis,MS,Dipl,Ing.,DEA Beatrice Mantoroadi, SE AK. MM Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen


(5)

iii

Penulis dilahirkan di kota Bogor, pada tanggal 2 Juli 1984. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan dari Rudi Hermawan dan Tri Wahyunig Kinesti.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Nugraha II pada tahun 1990, lalu melanjutkan studi ke Sekolah Dasar (SD) Negeri Empang IV Bogor pada tahun 1996, melanjutkan studi ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 10 Bogor pada tahun 1999, lalu ke Sekolah Menegah Umum (SMU) KOSGORO Bogor pada tahun 1999 dan berhasil masuk ke dalam program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada tahun ketiga. Kemudian, pada tahun 2002, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor lewat Jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB), di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan, antara lain menjabat sebagai panitia Masa Perkenalan Jurusan (MPJ) dan Masa Perkenalan Fakultas (MPF) periode 2003/2004. Kemudian pada bulan September 2003, penulis menjabat sebagai panitia ” Interaction among the Community of Management Departement ”. Dan pada bulan April 2004, penulis menjabat sebagai penitia Economic Contest SeJawa dan Bali.


(6)

iv

Segala puji bagi Allah SWT, kepada-Nya kembali segala urusan. Shalawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman. Atas segala karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “ Analisis Respon Konsumen terhadap Produk Tas Tajur Bogor”, yang merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Sekarang ini banyak sekali bermunculan outlet atau showroom-showroom tas, sehingga menyebabkan persaingan semakin ketat. Sumber Karya Indah atau yang lebih dikenal dengan Tas Tajur Bogor merupakan salah satu showroom tas yang terdapat di Kota Bogor yaitu daerah Tajur dengan tingkat persaingan yang cukup tinggi dengan showroom tas lainnya. Oleh karena itu, pihak perusahaan harus dapat menetapkan kebijakan untuk memenuhi harapan-harapan konsumen dan sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan kepuasan konsumen Tas Tajur Bogor.

Penulis menyadari dalam penulisan ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak lansung dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis akan menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H Musa Hubeis, MS, Dipl, Ing., DEA sebagai Dosen Pembimbing I atas dorongan, pengarahan, bimbingan dan penyelesaian penulisan skripsi.

2. Ibu Beatrice Mantoroadi, SE AK.MM sebagai Dosen Pembimbing II yang telah membimbing penyelesaian skripsi.

3. Ibu Wita Juwita Ermawati, STP. MM, atas kesediaannya untuk meluangkan waktu menjadi dosen penguji.

4. Bapak Dr. Ir. Jono M Munandar, M.Sc. selaku Ketua Departemen Manajemen.

5. Bapak Michael Yusnadi yang telah memberikan izin saya untuk melakukan penelitian di Tas Tajur Bogor.


(7)

v

setiap langkah. Dukungan dan doanya sangat berarti dalam kehidupan.

7. Mbak-mbak di Tas Tajur terima kasih atas bantuan dalam penyebaran kuesioner.

8. Para Dosen yang telah membimbing saya selama kurang lebih empat tahun. 9. Para staf Departemen yang telah banyak membantu.

10. Buat sahabatku teman terbaiku selama di bangku kuliah : Cinta, Alya, Maura, Putri, Milly (Dian, Gupit, Ani, Ari dan Leny) yang sangat berarti, bukan hanya berbicara masalah akademik, tetapi bagaimana membuat hidup ini lebih berarti dan bermanfaat.

11. Teman-teman satu bimbingan atas bantuannya dalam mengolah data (Pipit, Andika dan Isyana)..

12. Tante Eci yang selalu memberikan bantuan, dukungan dan doa.

13. Teman-temanku : Puji, Fithri, Icho dan Ari makasih atas doa dan dukungan serta semangatnya.

14. Rental “Centium dan Digital” yang telah banyak membantu. 15. Serta pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Bogor, Mei 2006


(8)

vi

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Pedagang Eceran 2.1.1. Definisi Pedagang Eceran ... 6

2.1.2. Tingkat Pelayanan Pengecer ... 6

2.2. Definisi Pemasaran... 7

2.3. Definisi Konsumen dan Perilaku Konsumen ... 8

2.4. Kepuasan Pelanggan ... 9

2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian 2.5.1. Pengaruh Lingkungan ... 11

2.5.2. Perbedaan dan pengaruh Individual ... 12

2.5.3. Proses Psikologis... 13

2.6. Proses Keputusan Pembelian 2.6.1. Pengenalan Kebutuhan... 15

2.6.2. Pencarian informasi... 15

2.6.3. Evaluasi Alternatif ... 15

2.6.4. Pembelian... 16

2.6.5. perilaku Pasca Pembelian... 16

2.7. Hasil Penelitian Terdahulu... 16

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 18

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian... 18

3.2. Pengumpulan Data ... 21

3.3. Pengolahan dan Analisis Data 3.3.1. Uji Validitas ... 21

3.3.2. Uji Reliabilitas ... 22

3.3.3. Analisis Deskriptif ... 23


(9)

vii 4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 28

4.1.2 Lokasi Perusahaan... 29

4.1.3. Struktur Organisasi ... 29

4.1.4. Produk ... 29

4.2. Karakteristik Konsumen ... 30

4.3. Perilaku Konsumen 4.3.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pembelian... 32

4.3.2. Proses Pengambilan Keputusan ... 35

4.4. Analisis Atribut dan Respon Konsumen Terhadap Produk Tas 4.4.1. Model/Bentuk Tas... 39

4.4.2. Warna Tas ... 41

4.4.3. Harga Tas ... 42

4.4.4 Daya Tahan Tas ... 43

4.4.5. Kenyamanan Dipakai ... 44

4.4.6. Kemudahan Memeperoleh ... 45

4.4.7. Memiliki Jahitan yang Kuat dan Rapi... 46

4.4.8. Resleting dan kancing tas dapat berfungsi dengan baik... 47

4.4.9. Memiliki Pegangan yang Kuat... 48

4.4.10. Sabuk tas dapat menjaga aman barang-barang yang dibawa 49 4.4.11. Hasil Uji validitas dan Reliabilitas... 50

4.5. Analisis Tingkat kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan... 51

4.5.1. Analisis Kesesuaian ... 55

4.5.2. Analisis Khi Kuadrat... 55

KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

1. Kesimpulan ... 60

2. Saran... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62


(10)

viii

No Halaman 1. Persentase pengeluaran perkapita penduduk di Indonesia

komoditas tahun 2000-2005... 1

2. Skor tingkat kepentingan ... 24

3 Skor tingkat pelaksanaan... 24

4 Hubungan jenis kelamin dengan usia... 30

5 Sebaran tingkat pendidikan terakhir responden ... 30

6 Hubungan pekarjaan dengan pendapatan responden ... 31

7 Hubungan antara nilai belanja dengan tingkat keseringan... 31

8 Alasan konsumen dalam membeli tas ... 32

9 Sumber informasi produk tas ... 32

10 Pihak yang mempengaruhi konsumen dalam membeli tas ... 33

11 Fokus perhatian konsumen... 33

12 Cara konsumen dalam memutuskan pembelian... 34

13 Media yang mempengaruhi konsumen ... 35

14 Alternatif pilihan ... 36

15 Manfaat utama dari produk tas... 36

16 Pelayanan penjualan... 38

17 Memutuskan pembelian ... 38

18 Kepuasan konsumen terhadap produk Tas Tajur ... 39

19 Melakukan pembelian kembali ... 39

20 Penilaian responden berdasarkan tingkat kepentingan model /bentuk tas ... 40

21 Penilaian responden berdasarkan tingkat pelaksanaan model/ bentuk tas ... 40

22. Penilaian responden berdasarkan tingkat kepentingan warna tas ... 41

23. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Pelaksanaan warna tas ... 41

24. Penilaian responden berdasarkan tingkat kepentingan harga tas ... 42

25. Penilaian responden berdasarkan tingkat pelaksanaan harga tas ... 42

26. Penilaian responden berdasarkan tingkat kepentingan daya tahan tas ... 43

27. Penilaian responden berdasarkan tingkat pelaksanaan daya tahan tas ... 43

28. Penilaian responden berdasarkan tingkat kepentingan kenyamanan dipakai... 44

29. Penilaian responden berdasarkan tingkat pelaksanaan kenyamanan dipakai... 44

30. Penilaian responden berdasarkan tingkat kepentingan kemudahan memperoleh ... 45


(11)

ANDINA FITRIANI. H24102130. Analisis Respon Konsumen terhadap Produk Tas Tajur Bogor. Di bawah Bimbingan H. Musa Hubeis dan Beatrice Mantoroadi.

Tas telah menjadi ajang bisnis yang kompetitif, terutama di wilayah bagian Bogor Timur, yaitu daerah Tajur. Di daerah tersebut banyak sekali terdapat outlet atau showroom-showroom yang menjual beraneka ragam jenis dan model tas. Salah satunya adalah Sumber Karya Indah (SKI) atau yang lebih dikenal dengan Tas Tajur. Tas Tajur memiliki pabrik sendiri, yang dalam memproduksi tas membutuhkan respon dari konsumen, karena Tas Tajur tidak dapat menentukan atau memperkirakan model dan jenis tas bagaimana yang paling diminati atau digemari oleh konsumen.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi karakteristik konsumen, (2) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian, (3) menganalisa proses pengambilan keputusan dan (4) menganalisa kepuasan konsumen terhadap produk Tas Tajur Bogor.

Pemilihan responden dilakukan dengan cara dipermudah (Convinience Sampling). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, metode Importance-Perfomance Analysis dan Khi kuadrat. Dimana IPA dan Khi kuadrat diolah dengan menggunakan SPSS versi 12.00.

Hasil yang diperoleh dari penyebaran kuesioner adalah pada umumnya responden yang paling banyak datang dan membeli tas di Tas Tajur Bogor adalah perempuan (77%) dan dengan rentang usia terbanyak 16-25 tahun (45%). Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian adalah 52%, karena sesuai dengan kebutuhan, dimana konsumen mendapatkan informasi dari teman (60%) dan digunakan untuk pribadi. Proses pengambilan keputusan, dimana sebagian besar responden tetap memilih daya tahan produk dan akan memilih alternatif produk tas lain jika produk tas yang diinginkan tidak terdapat dalam Tas Tajur Bogor.

Hasil IPA menunjukkan terdapat dua atribut yang berada pada kuadran A, yaitu kenyamanan dipakai dan ritsleting dan kancing tas. Atribut pada kuadran B meliputi, model/bentuk tas, harga tas, daya tahan tas, memilik jahitan yang kuat dan rapi, dan memiliki pegangan yang kuat. Atribut yang berada pada kuadran C adalah sabuk tas dapat menjaga aman barang-barang yang dibawa. Sedangkan atribut yang berada pada kuadran D adalah warna tas dan kemudahan memperoleh.

Analisis terhadap tingkat kesesuaian menunjukkan bahwa atribut produk tas terendah adalah ritsleting dan kancing tas (55,72%), sedangkan tingkat kesesuaian tertinggi adalah warna tas (94,87%). Hasil analisis Khi kuadrat pada kuadran B menunjukkan bahwa atribut model/bentuk tas memliki hubungan terkecil (2,885) dan atribut memliki jahitan yang kuat dan rapi memiliki hubungan terbesar (30,985).


(12)

Oleh

ANDINA FITRIANI

H24102130

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(13)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

ANDINA FITRIANI

H24102130

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(14)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS RESPON KONSUMEN TERHADAP PRODUK TAS TAJUR BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ANDINA FITRIANI H24102130

Menyetujui, Mei 2006

Prof.Dr.Ir.H Musa Hubeis,MS,Dipl,Ing.,DEA Beatrice Mantoroadi, SE AK. MM Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen


(15)

iii

Penulis dilahirkan di kota Bogor, pada tanggal 2 Juli 1984. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan dari Rudi Hermawan dan Tri Wahyunig Kinesti.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Nugraha II pada tahun 1990, lalu melanjutkan studi ke Sekolah Dasar (SD) Negeri Empang IV Bogor pada tahun 1996, melanjutkan studi ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 10 Bogor pada tahun 1999, lalu ke Sekolah Menegah Umum (SMU) KOSGORO Bogor pada tahun 1999 dan berhasil masuk ke dalam program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada tahun ketiga. Kemudian, pada tahun 2002, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor lewat Jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB), di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan, antara lain menjabat sebagai panitia Masa Perkenalan Jurusan (MPJ) dan Masa Perkenalan Fakultas (MPF) periode 2003/2004. Kemudian pada bulan September 2003, penulis menjabat sebagai panitia ” Interaction among the Community of Management Departement ”. Dan pada bulan April 2004, penulis menjabat sebagai penitia Economic Contest SeJawa dan Bali.


(16)

iv

Segala puji bagi Allah SWT, kepada-Nya kembali segala urusan. Shalawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman. Atas segala karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “ Analisis Respon Konsumen terhadap Produk Tas Tajur Bogor”, yang merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Sekarang ini banyak sekali bermunculan outlet atau showroom-showroom tas, sehingga menyebabkan persaingan semakin ketat. Sumber Karya Indah atau yang lebih dikenal dengan Tas Tajur Bogor merupakan salah satu showroom tas yang terdapat di Kota Bogor yaitu daerah Tajur dengan tingkat persaingan yang cukup tinggi dengan showroom tas lainnya. Oleh karena itu, pihak perusahaan harus dapat menetapkan kebijakan untuk memenuhi harapan-harapan konsumen dan sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan kepuasan konsumen Tas Tajur Bogor.

Penulis menyadari dalam penulisan ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak lansung dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis akan menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H Musa Hubeis, MS, Dipl, Ing., DEA sebagai Dosen Pembimbing I atas dorongan, pengarahan, bimbingan dan penyelesaian penulisan skripsi.

2. Ibu Beatrice Mantoroadi, SE AK.MM sebagai Dosen Pembimbing II yang telah membimbing penyelesaian skripsi.

3. Ibu Wita Juwita Ermawati, STP. MM, atas kesediaannya untuk meluangkan waktu menjadi dosen penguji.

4. Bapak Dr. Ir. Jono M Munandar, M.Sc. selaku Ketua Departemen Manajemen.

5. Bapak Michael Yusnadi yang telah memberikan izin saya untuk melakukan penelitian di Tas Tajur Bogor.


(17)

v

setiap langkah. Dukungan dan doanya sangat berarti dalam kehidupan.

7. Mbak-mbak di Tas Tajur terima kasih atas bantuan dalam penyebaran kuesioner.

8. Para Dosen yang telah membimbing saya selama kurang lebih empat tahun. 9. Para staf Departemen yang telah banyak membantu.

10. Buat sahabatku teman terbaiku selama di bangku kuliah : Cinta, Alya, Maura, Putri, Milly (Dian, Gupit, Ani, Ari dan Leny) yang sangat berarti, bukan hanya berbicara masalah akademik, tetapi bagaimana membuat hidup ini lebih berarti dan bermanfaat.

11. Teman-teman satu bimbingan atas bantuannya dalam mengolah data (Pipit, Andika dan Isyana)..

12. Tante Eci yang selalu memberikan bantuan, dukungan dan doa.

13. Teman-temanku : Puji, Fithri, Icho dan Ari makasih atas doa dan dukungan serta semangatnya.

14. Rental “Centium dan Digital” yang telah banyak membantu. 15. Serta pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Bogor, Mei 2006


(18)

vi

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Pedagang Eceran 2.1.1. Definisi Pedagang Eceran ... 6

2.1.2. Tingkat Pelayanan Pengecer ... 6

2.2. Definisi Pemasaran... 7

2.3. Definisi Konsumen dan Perilaku Konsumen ... 8

2.4. Kepuasan Pelanggan ... 9

2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian 2.5.1. Pengaruh Lingkungan ... 11

2.5.2. Perbedaan dan pengaruh Individual ... 12

2.5.3. Proses Psikologis... 13

2.6. Proses Keputusan Pembelian 2.6.1. Pengenalan Kebutuhan... 15

2.6.2. Pencarian informasi... 15

2.6.3. Evaluasi Alternatif ... 15

2.6.4. Pembelian... 16

2.6.5. perilaku Pasca Pembelian... 16

2.7. Hasil Penelitian Terdahulu... 16

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 18

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian... 18

3.2. Pengumpulan Data ... 21

3.3. Pengolahan dan Analisis Data 3.3.1. Uji Validitas ... 21

3.3.2. Uji Reliabilitas ... 22

3.3.3. Analisis Deskriptif ... 23


(19)

vii 4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 28

4.1.2 Lokasi Perusahaan... 29

4.1.3. Struktur Organisasi ... 29

4.1.4. Produk ... 29

4.2. Karakteristik Konsumen ... 30

4.3. Perilaku Konsumen 4.3.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pembelian... 32

4.3.2. Proses Pengambilan Keputusan ... 35

4.4. Analisis Atribut dan Respon Konsumen Terhadap Produk Tas 4.4.1. Model/Bentuk Tas... 39

4.4.2. Warna Tas ... 41

4.4.3. Harga Tas ... 42

4.4.4 Daya Tahan Tas ... 43

4.4.5. Kenyamanan Dipakai ... 44

4.4.6. Kemudahan Memeperoleh ... 45

4.4.7. Memiliki Jahitan yang Kuat dan Rapi... 46

4.4.8. Resleting dan kancing tas dapat berfungsi dengan baik... 47

4.4.9. Memiliki Pegangan yang Kuat... 48

4.4.10. Sabuk tas dapat menjaga aman barang-barang yang dibawa 49 4.4.11. Hasil Uji validitas dan Reliabilitas... 50

4.5. Analisis Tingkat kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan... 51

4.5.1. Analisis Kesesuaian ... 55

4.5.2. Analisis Khi Kuadrat... 55

KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

1. Kesimpulan ... 60

2. Saran... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62


(20)

viii

No Halaman 1. Persentase pengeluaran perkapita penduduk di Indonesia

komoditas tahun 2000-2005... 1

2. Skor tingkat kepentingan ... 24

3 Skor tingkat pelaksanaan... 24

4 Hubungan jenis kelamin dengan usia... 30

5 Sebaran tingkat pendidikan terakhir responden ... 30

6 Hubungan pekarjaan dengan pendapatan responden ... 31

7 Hubungan antara nilai belanja dengan tingkat keseringan... 31

8 Alasan konsumen dalam membeli tas ... 32

9 Sumber informasi produk tas ... 32

10 Pihak yang mempengaruhi konsumen dalam membeli tas ... 33

11 Fokus perhatian konsumen... 33

12 Cara konsumen dalam memutuskan pembelian... 34

13 Media yang mempengaruhi konsumen ... 35

14 Alternatif pilihan ... 36

15 Manfaat utama dari produk tas... 36

16 Pelayanan penjualan... 38

17 Memutuskan pembelian ... 38

18 Kepuasan konsumen terhadap produk Tas Tajur ... 39

19 Melakukan pembelian kembali ... 39

20 Penilaian responden berdasarkan tingkat kepentingan model /bentuk tas ... 40

21 Penilaian responden berdasarkan tingkat pelaksanaan model/ bentuk tas ... 40

22. Penilaian responden berdasarkan tingkat kepentingan warna tas ... 41

23. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Pelaksanaan warna tas ... 41

24. Penilaian responden berdasarkan tingkat kepentingan harga tas ... 42

25. Penilaian responden berdasarkan tingkat pelaksanaan harga tas ... 42

26. Penilaian responden berdasarkan tingkat kepentingan daya tahan tas ... 43

27. Penilaian responden berdasarkan tingkat pelaksanaan daya tahan tas ... 43

28. Penilaian responden berdasarkan tingkat kepentingan kenyamanan dipakai... 44

29. Penilaian responden berdasarkan tingkat pelaksanaan kenyamanan dipakai... 44

30. Penilaian responden berdasarkan tingkat kepentingan kemudahan memperoleh ... 45


(21)

ix

memiliki jahitan yang kuat dan rapi... 46 33. Penilaian responden berdasarkan tingkat pelaksanaan

memiliki jahitan yang kuat dan rapi... 47 34. Penilaian responden berdasarkan tingkat kepentingan

resleting dan kancing tas ... 47 35. Penilaian responden berdasarkan tingkat pelaksanaan

resleting dan kancing tas ... 48 36. Penilaian responden berdasarkan tingkat kepentingan

memiliki pegangan yang kuat ... 48 37. Penilaian responden berdasarkan tingkat pelaksanaan

memiliki pegangan yang kuat ... 49 38. Penilaian responden berdasarkan tingkat kepentingan

sabuk tas dapat menjaga aman barang-barang yang dibawa... 49 39. Penilaian responden berdasarkan tingkat pelaksanaan


(22)

x

No Halaman 1. Diagram konsep kepuasan pelanggan ... 10 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ... 11 3. Alur kerangka pemikiran ... 19 4. Diagram Kartesius... 25 5. Diagram Kartesius untuk produk Tas Tajur Bogor... 52

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman 1. Kuesioner penelitian ... 66 2. Crosstab dan Chi square... 70 3. Hasil uji validitas ... 75 4. Hasil uji reliabilitas ... 76 5. Tanggapan responden berdasarkan tingkat kepentingan

atribut produk Tas tajur Bogor... 77 6. Tanggapan responden berdasarkan tingkat pelaksanaan

atribut produk Tas Tajur Bogor ... 78 7. Nilai / skor rataan tingkat kepentingan dan tingkat

pelaksanaan atribut produk tas ... 79 8. Tingkat kesesuaian ... 80 9. Perhitungan uji Khi kuadrat ... 81


(23)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan zaman, prospek perdagangan eceran khususnya bisnis pertokoan dan perbelanjaan di Indonesia, terutama di kota Bogor, semakin terbuka lebar peranannya. Perdagangan eceran sebenarnya sudah dikenal sejak dulu, yaitu dengan adanya pasar-pasar tradisional, yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari, pakaian dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No. 23/MPPI/1998, pedagang pengecer (retailer) adalah perorangan atau badan usaha yang kegiatan pokoknya melakukan secara langsung kepada konsumen akhir dalam partai kecil.

Bisnis eceran di kota Bogor saat ini diramaikan dengan munculnya pasar-pasar swalayan, outlet-outlet atau showroom-showroom baik pakaian, sepatu dan tas atau tempat-tempat perbelanjaan lainnya. Pada hakekatnya, bisnis eceran modern dan tradisional mempunyai kesamaan arti, perbedaannya adalah bisnis eceran modern digunakan fasilitas AC (pendingin ruangan), escalator, lift, kasir yang menggunakan cash register

dan fasilitas-fasilitas lainnya.

Bisnis eceran didukung oleh kebijaksanaan pemerintah melalui peraturan pemerintah No.19/1998 yang melarang pengusaha asing bergerak di bisnis eceran. Adanya kebutuhan masyarakat dan kondisi lingkungan seperti gaya hidup, sosial, politk dan budaya turut mempengaruhi munculnya bisnis eceran. Khususnya mengenai bisnis eceran ini tidak terlepas dari pengaruh rumah tangga di Indonesia, data BPS (2006) menunjukkan bahwa sekitar lima persen dari pengeluaran per kapita masyarakat Indonesia setiap bulannya dialokasikan untuk pakaian, sepatu dan tas (Tabel 1). Tas merupakan salah satu produk mode. Sekarang ini banyak sekali bermunculan outlet atau showroom-showroom tas, sehingga menyebabkan persaingan semakin ketat. Perilaku mengikuti trend bukan hanya dari kalangan atas namun juga ditiru oleh masyarakat menegah bawah. Kemudahan di bidang teknologi informasi membuat mode menjadi


(24)

cepat tersebar luas. Dimana menurut Kotler (1997), mode adalah gaya yang diterima saat ini atau populer dalam bidang tertentu.

Tabel 1. Persentase pengeluaran per kapita penduduk di Indonesia berdasarkan komoditas 2002-2005 (http: //www.bps.go.id, 2006).

Kelompok Komoditas 2002 2003 2004 2005 Makanan

- Sereal 16,78 12,47 10,36 9,44 - Ikan 5,58 5,17 5,37 5,06 - Daging 2,29 2,86 2,90 2,85 - Telur dan susu 2,91 3,28 3,04 3,05 - Sayuran 6,23 4,73 4,80 4,33 - Kacang-kacangan 2,33 2,02 1,90 1,75 - Buah-buahan 2,07 2,84 2,97 2,61 - Minyak dan Lemak 3,04 2,25 2,23 2,31 - Minuman 3,12 2,71 2,52 2,48 - Tembakau dan sirih 5,33 6,80 7,56 6,89

Jumlah Makanan 49,58 45,13 43,55 40,76 Bukan Makanan

- Rumah dan perlengkapan rumah tangga

15,92 17,80 19,15 20,65

- Barang dan jasa 6,75 7,50 8,13 8,44 - Pendidikan 2,32 2,47 2,59 2,99 - Kesehatan 1,67 2,10 1,87 2,05 - Pakaian, alas kaki dan tas 5,23 5,18 5,49 5,11 - Barang tahan lama 2,87 4,10 3,56 4,15 - Pajak dan asuransi 0,85 0,80 0,77 0,83 - Pesta dan perayaan 1,45 1,57 1,55 1,19


(25)

Seperti halnya di wilayah Tajur bagian Bogor Timur banyak sekali terdapat outlet atau showroom-showroom tas seperti Sumber Karya Indah (SKI) Yang lebih dikenal dengan Tas Tajur,Terminal Tas, Stasiun Tas dan Tajur Fashion. Dengan munculnya outlet atau showroom-showroom tas tersebut menyebabkan persaingan semakin ketat, maka pemenuhan kepuasan konsumen merupakan suatu hal utama. Hal tersebut menuntut standarisasi yang mengarah pada pemenuhan selera atau kebutuhan konsumen secara khusus. Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai Gaya Pengambilan Keputusan pada tas Tajur yang telah dilakukan oleh Alatas (2005). Penelitian tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi gaya keputusan pembelian konsumen tas Tajur, menganalisis segmentasi konsumen berdasarkan gaya keputusan pembelian, dan menganalisis profil segmen konsumen tas Tajur. Penelitian ini dilakukan dengan Field research method. Metode analisis yang digunakan adalah analisis faktor dan analisis gerombol. Berdasarkan analisis dengan metode faktor, gaya pengambilan keputusan pembelian konsumen tas Tajur dapat dibagi menjadi enam faktor. Faktor-faktor gaya pengambilan keputusan ini adalah (1) memperhatikan merek dan harga yang menentukan mutu, (2) memperhatikan mode, (3) rekreasional, (4) memperhatikan mutu, (5) bingung dengan banyaknya pilihan, dan (6) memperhatikan harga. Sedangkan segmentasi yang dilakukan berdasarkan gaya keputusan pembelian menghasilkan tiga segmen konsumen, yaitu (1) konsumen loyal (31%), (2) konsumen trendy dan memperhatikan mutu (47%), dan (3) konsumen perfectionist yang peka terhadap harga (22%).

Khusus bagi Sumber Karya Indah (SKI) yang lebih dikenal dengan Tas Tajur untuk mengetahui selera konsumen, diperlukan survei lapangan kepada konsumen tentang model dan warna tas yang lebih disukai, dimana pabrik Tas Tajur Bogor dalam memproduksi tas mengikuti trend dunia atau trend pasar. Trend disini maksudnya mengikuti mode saat ini, dimana mode memiliki daur hidup yang sangat cepat. Daur hidup ini melalui empat tahap yakni tahap keunikan, tahap peniruan, tahap model massal dan akhirnya tahap penurunan. Mode cenderung tumbuh perlahan, tetap populer untuk


(26)

sementara waktu dan turun perlahan (Kotler, 1997). Industri ini tidak dapat menentukan atau memperkirakan sendiri jenis dan model tas apa yang paling diminati, oleh karena itu diperlukan survei mengenai selera konsumen. Dan untuk memenuhi harapan konsumen diperlukan survei mengenai respon konsumen. Untuk itu, dilakukan Analisis Respon Konsumen terhadap Produk Tas Tajur Bogor.

1.2. Perumusan masalah

Tas telah menjadi ajang bisnis kompetitif, terutama di wilayah bagian Bogor Timur, yaitu daerah Tajur. Di daerah tersebut banyak sekali terdapat

outlet atau showroom yang menjual beraneka ragam jenis dan model, tas diantaranya adalah Tas Tajur, Stasiun Tas, Tajur Fashion dan Terminal Tas.

Outlet atau Showroom tersebut berlomba-lomba untuk memasarkan produk tas yang menarik dan bermutu dengan harapan meraih pembeli dalam jumlah besar. Hal ini bukan pekerjaan mudah, karena diperlukan usaha keras untuk mencapainya.

Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan memperoleh keuntungan maksimal dan dapat bertahan dalam suatu industri, maka diperlukan respon konsumen untuk mengetahui jenis dan model tas bagaimana yang paling diminati dan digemari oleh konsumen di pasaran.

Merujuk pada hal yang dikemukakan, maka hal yang di teliti adalah : 1. Bagaimana karakteristik konsumen Tas Tajur Bogor ?

2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keputusan pembelian produk Tas Tajur Bogor oleh konsumen ?

3. Proses pengambilan keputusan pembelian produk Tas Tajur Bogor oleh konsumen ?


(27)

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi karakteristik konsumen Tas Tajur Bogor.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian produk Tas Tajur Bogor oleh konsumen.

3. Menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian produk Tas Tajur yang dilakukan oleh konsumen.

4. Menganalisis Kepuasan konsumen terhadap produk Tas Tajur Bogor..

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Tas Tajur Bogor, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengambil kebijakan dalam memenuhi harapan-harapan konsumen dan sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan kepuasan konsumen Tas Tajur Bogor.

2. Bagi penulis merupakan pengalaman berharga dan sekaligus sebagai wadah latihan dalam menerapkan teori-teori, serta pengaplikasian konsep-konsep ilmu yang telah diperoleh dibangku kuliah, khususnya tentang perilaku konsumen.


(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pedagang Eceran

2.1.1. Definisi Pedagang Eceran

Pedagang eceran sebagai salah satu perantara pemasaran, dapat dijadikan sarana bagi konsumen untuk memenuhi kebutuhannya. Pelaku pedagang eceran seperti produsen, grosir atau pengecer dapat melakukan penjualan melalui berbagai media seperti melalui orang, surat, telepon atau mesin penjual. Kegiatan tersebut dapat pula dilakukan diberbagai tempat seperti toko, pinggir jalan atau di rumah konsumen. Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No. 23/MPPI/1998, pedagang pengecer (retailer) adalah perorangan atau badan usaha yang kegiatan pokoknya melakukan secara langsung kepada konsumen akhir dalam partai kecil.

Menurut Engel, dkk (1995), pedagang eceran sebenarnya mencakup semua bentuk penjualan kepada konsumen untuk mereka pakai. Sementara itu menurut Kotler (2002), usaha eceran (retailing) meliputi semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis.

2.1.2. Tingkat Pelayanan Pengecer

Menurut Kotler (1997), jenis-jenis toko baru muncul untuk memenuhi berbagai preferensi konsumen terhadap berbagai tingkat dan jenis pelayanan, antara lain :

1. Eceran Swalayan (Self Service Retailing)

Bentuk ini digunakan dalam banyak operasi eceran, khususnya untuk memperoleh convenience goods, dan kadang-kadang


(29)

proses menemukan membandingkan dan memilih untuk menghemat uang.

2. Eceran Swapilih (Self selection Retailing)

Bentuk ini melibatkan pelanggan dalam menemukan barangnya, walau dapat meminta bantuan. Pelanggan menyelesaikan transaksinya dengan membayar kepada pramuniaga. Berbagai organisasi swapilih memiliki biaya operasi yang lebih tinggi daripada operasi swalayan karena diperlukan staf tambahan. 3. Eceran Pelayanan Terbatas (Limited service Retailing)

Bentuk ini memberikan lebih banyak bantuan penjualan karena para pengecer ini memiliki lebih banyak shopping goods dan pelanggannya memerlukan lebih banyak informasi. Toko-toko tersebut menawarkan jasa seperti kredit dan hak pengembalian barang, yang umumnya tidak terdapat pada toko yang kurang berorientasi jasa, sehingga memiliki biaya operasi lebih tinggi. 4. Eceran Pelayanan Penuh (Full service Retailing)

Bentuk ini menyediakan pramuniaga yang siap membantu dalam tiap tahap proses menemukan, membandingkan dan memilih. Biaya staf tinggi dan jenis barang yang ditawarkan adalah barang khusus dan lambat jual.

2.2. Definisi Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan yang sangat menentukan keberhasilan perusahaan. American Marketing Association dalam Anaroga (1997) mendefinisikan pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan rencana penetapan harga, promosi dan distribusi ide-ide,barang-barang dan jasa-jasa untuk menciptakan suatu pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individual dan organisasional. Menurut Kotler (2002), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang dilakukan seseorang atau kelompok untuk memperoleh apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas menukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.


(30)

Berdasarkan kedua definisi di atas dapat diketahui bahwa pemasaran merupakan suatu kegiatan terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli guna mendapatkan volume penjualan yang menghasilkan laba rugi perusahaan, serta membangun hubungan yang searah dengan nilai konsumen. Pemasaran sebagai suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan produk, menetapakan harga, mempromosikan, serta mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Sumarni dan Soeprihanto, 1993).

2.3. Definisi Konsumen dan Perilaku Konsumen

Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlidungan konsumen membuat definisi untuk konsumen. Menurut UU ini, definisi konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Sumarwan (2003) mengelompokkan konsumen menjadi dua bagian, yaitu :

1) Konsumen individu adalah individu atau rumah tangga yang membeli suatu barang atau jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. 2) Konsumen organisasi lembaga lainnya yang membeli barang atau jasa

untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya.

Setiap konsumen dari suatu bisnis diharapkan dapat menjadi pelanggan yang menguntungkan. Seperti yang dikemukakan oleh Kotler (2002), pelanggan yang menguntungkan adalah orang, rumah tangga atau perusahaan yang dari waktu ke waktu memberikan arus biaya wajar yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik, menjual dan melayani pelanggan tersebut.

Banyak sekali definisi mengenai perilaku konsumen, dimana menurut Engel, dkk (1995) perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan


(31)

ini. Rangkuti (2003) membedakan perilaku konsumen berdasarkan tiga jenis definisi, yaitu :

1. Perilaku Konsumen adalah dinamis, menekankan bahwa seorang konsumen, kelompok konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Dalam hal pengembangan strategi pemasaran, sifat dinamis perilaku konsumen menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap bahwa satu strategi pemasaran yang sama dapat memberikan sama sepanjang waktu dan di pasar, serta industri yang sama.

2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi, menekankan bahwa untuk mengembangkan strategi pemasaran yang tepat, harus memahami yang dipikirkan (kognisi), dirasakan (pengaruh) dan dilakukan (perilaku) oleh konsumen. Selain itu harus dipahami apa dan dimana peristiwa (kejadian sekitar) yang mempengaruhi, serta dipengaruhi oleh pikiran, perasaan dan tindakan konsumen.

3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran, menekankan bahwa konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran, yang sejauh ini berkaitan dengan pertukaran.

2.4. Kepuasan Pelanggan

Kotler (2002) mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Menurut Rangkuti (2003) kepuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian. Mengukur kepuasan pelanggan sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam rangka mengevaluasi posisi perusahaan saat ini dibandingkan dengan pesaing dan pengguna akhir, serta menemukan bagian mana yang membutuhkan peningkatan. Umpan balik dari pelanggan secara langsung atau dari focus group atau dari keluhan pelanggan merupakan alat untuk mengukur kepuasan pelanggan. Bagan yang membentuk kepuasan pelanggan dapat dilihat pada Gambar 1.


(32)

Gambar 1. Diagram konsep kepuasan pelanggan (Rangkuti, 2003)

Perusahaan menciptakan produk sebagai tanggapan dari adanya kebutuhan dan keinginan pelanggan akan suatu produk. Harapan-harapan dari pelanggan akan produk untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginanya direspon oleh perusahaan dengan menambahkan nilai-nilai tertentu pada produk tersebut, dengan tujuan memberikan produk yang tidak hanya memenuhi kebutuhan, tetapi juga bernilai bagi pelanggan. Umpan balik yang baik dari perusahaan akan dapat menciptakan kepuasan bagi pelanggan.

2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian

Menurut Engel, dkk (1995) proses keputusan pembelian tidak berdiri sendiri, namun dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tiga penentu yang mendasari keputusan konsumen, adalah (1) pengaruh lingkungan, (2) perbedaan dan pengaruh individu, dan (3) proses psikologis. Secara sistematis faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.

Tujuan Perusahaan

Produk

Nilai Produk bagi Pelanggan

Tingkat Kepuasan Pelanggan

Kebutuhan dan Keinginan pelanggan

Harapan Pelanggan terhadap Produk


(33)

Gambar 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen (Engel, dkk 1995)

2.5.1. Pengaruh lingkungan

Lingkungan merupakan perpaduan kompleks dari beberapa peubah, diantaranya (1) budaya, (2) kelas sosial, (3) pengaruh pribadi, (4) keluarga dan (5) situasi.

a. Budaya

Budaya mengacu pada nilai, gagasan, artefak dan simbol-simbol lain bermakna yang membantu individu untuk berkomunikasi, melakukan penafsiran dan evaluasi sebagai anggota masyarakat (Engel dkk, 1995). Budaya merupakan faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh paling luas dan paling dalam terhadap perilaku. Hal ini dikarenakan budayalah yang menuntun keinginan dan perilaku seseorang dari kecil sampai tumbuh dewasa (Kotler, 1997). Unsur-unsur dari budaya itu sendiri ialah nilai, norma, mitos dan simbol.

Pengaruh Lingkungan

Budaya Kelas sosial Pengaruh Pribadi

Keluarga Pengaruh Situasi

Perbedaan Individu Motivasi dan Keterlibatan

Pengetahuan Kepribadian dan Gaya Hidup

Sikap

Sumber Daya Konsumen

Proses Keputusan Pengenalan Kebutuhan

Pencarian Informasi Evaluasi alternatif

Pembelian Hasil

Proses Psikologis Pemrosesan Informasi

Pembelajaran Perubahan Sikap/Perilaku


(34)

b. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah pembagian masyarakat berdasarkan kesamaan dalam nilai, minat dan perilaku yang sama (Kotler, 1997). Kelas sosial dibedakan berdasarkan kombinasi pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan peubah lainnya. Tiap kelas sosial menunjukkan perilaku dan preferensi konsumen berbeda yang diperlukan pemasar dalam melakukan segmentasi produknya.

c. Pengaruh Pribadi

Dalam mengambil keputusan mengenai proses pembelian, konsumen tidak lepas dari orang yang berhubungan erat dengannya. Pengaruh pribadi juga menjadi penting apabila produk maupun jasa yang ddipilih akan mempengaruhi status sosial ekonomi (Engel, dkk 1995)

d. Keluarga

Keputusan konsumen dalam melakukan pembelian dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Keluarga orientasi maupun keluarga prokreasi sama besar dalam memberikan pengaruhnya bagi anggota keluarga lainnya. Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang dihubungkan melalui suatu darah, perkawinan atau adopsi dan tinggal bersama (Sumarwan, 2003).

e. Situasi

Perilaku pembeliaan dapat berubah akibat adanya perubahan situasi. Kadangkala perubahan situasi sulit diramalkan dan tidak menentu. Kesulitan tersebut dapat diatasi dengan peramalan melalui penelitian. Meskipun hasilnya tidak selalu tepat, tetapi setidaknya mendekati kemungkinan yang akan terjadi. Ada tiga jenis situasi yang menyertai pembelian, yaitu (1) situasi komunikasi yang didefinisikan sebagai latar dimana konsumen dihadapkan kepada komunikasi pribadi atau non pribadi, situasi ini penting dalam menentukan keefektifan iklan,


(35)

(2) situasi pembelian, mengacu pada latar dimana konsumen memperoleh produk dan jasa, situasi ini menyangkut informasi tentang produk dan lingkungan eceran, serta (3) situasi pemakaian, mengacu pada latar dimana konsumsi terjadi, situasi ini berguna untuk segmentasi pasar dan penempatan produk (Engel dkk, 1995).

2.5.2. Perbedaan dan pengaruh individual

a. Pengetahuan

Pengetahuan konsumen merupakan kumpulan informasi yang disimpan konsumen dalam ingatannya. Pengetahuan konsumen terbagi menjadi tiga kategori, yaitu (1) pengetahuan produk mencakup atribut produk dan kepercayaan merek, (2) pengetahuan membeli (dimana dan kapan membeli) dan (3) pengetahuan pemakaian (dari ingatan konsumen dan iklan). Ingatan diorganisasikan dalam bentuk jaringan asosiatif, yang terdiri dari serangkaian nodus (menggambarkan konsep) dan penghubung (menggambarkan asosiasi atau hubungan di antara nodus).

b. Sikap

Sikap didefinisikan sebagai evaluasi yang menyeluruh terhadap suatu produk. Sikap konsumen dapat berubah seiring dengan bertambahnya pengalaman dan pengetahuan mengenai produk tersebut. Sikap berisi dukungan,intensitas dan kepercayaan.

c. Kepribadian, Gaya hidup dan Demografi

Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis unik yang menimbulkan tanggapan relatif konstan terhadap lingkungannya sendiri. Gaya hidup seseorang mencerminkan pola hidupnya yang meliputi kegiatan, minat dan pendapatnya. Sedangkan demografi meliputi usia dan tahap daur hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi dan pendidikan. Masing-masing


(36)

komponen demografi tersebut memberi perbedaan pada perilaku konsumen.

2.5.3. Proses Psikologis

Faktor ketiga yang mempengaruhi proses keputusan pembelian adalah proses psikologis. Proses psikologis meliputi empat komponen, yaitu (1) pemrosesan informasi, (2) pembelajaran, dan (3) perubahan sikap/perilaku.

a. Pemrosesan Informasi

Pemrosesan yang telah diperoleh konsumen,selanjutnya akan diproses ke dalam lima tahap yakni pemaparan, perhatian, pemahaman, penerimaan dan retensi. Pemaparan adalah pencapaian kedekatan terhadap suatu stimulus sedemikian rupa, sehingga muncul peluang yang diaktifkan satu atau lebih dari ke lima indera manusia. Perhatian didefinisikan sebagai alokasi kapasitas pemerosesan untuk stimulus yang baru masuk. Pemahaman adalah upaya konsumen untuk mengartikan atau menginterprestasikan stimulus. Sedangkan penerimaan mengacu pada tingkat sejauhmana stimulus mempengaruhi pengetahuan dan/atau sikap orang yang bersangkutan. Pada tahap akhir retensi merupakan pemindahan tafsiran stimulus ke dalam ingatan jangka panjang.

b. Pembelajaran

Pembelajaran dipandang sebagai proses, dimana pengalaman menyebabkan perubahan pengetahuan, sikap dan/atau perilaku. Pembelajaran diharapkan dapat menghasilkan retensi informasi di benak konsumen.

c. Perubahan Sikap dan Perilaku

Perubahan sikap dan perilaku dapat dipengaruhi, terutama melalui persuasi komunikasi. Persuasi (tingkat penerimaan) bergantung pada respon kognitif (pikiran) dan respon afektif (perasaan) yang terjadi selama proses pesan.


(37)

2.6. Proses keputusan Pembelian

Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini ( Engel dkk, 1995).

Menurut Engel, dkk (1995), proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahap, yaitu (1) pengenalan kebutuhan, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) pembelian, dan (5) hasil.

2.6.1. Pengenalan kebutuhan

Pengenalan kebutuhan terjadi, ketika konsumen menyadari adanya kebutuhan yang disebabkan oleh rangsangan internal dan eksternal. Pada tahap ini konsumen merasakan adanya perbedaan antara apa yang diinginkan dengan kenyataan yang ada. Dalam hal ini konsumen dapat belajar dari pengalaman sebelumnya mengenai cara untuk mengatasi apa yang dirasakannya tersebut dan akan termotivasi ke arah produk yang diketahuinya, agar memuaskan kebutuhan itu.

2.6.2. Pencarian Informasi

Pada saat konsumen ingin memenuhi kebutuhan yang timbul, maka akan berusaha melakukan pencarian informasi. Dua macam pencarian informasi menurut tingkatannya, yaitu pertama, perhatian yang meningkat, dicirikan dengan pencarian informasi sedang-sedang saja. Kedua, pencarian informasi aktif, yaitu mencari informasi dari segala sumber.

Jika kebutuhan yang dirasakan konsumen sangat kuat dan produk tersebut tersedia di lingkungannya, maka akan dilakukan pencarian informasi eksternal. Sedangkan jika produk tersebut sulit diperoleh, maka konsumen akan menyimpan dalam ingatannya (pencarian internal).


(38)

2.6.3. Evaluasi Alternatif

Konsumen akan memberikan penilaian terhadap suatu merek atu produk. Konsumen akan mengevaluasi manfaat dan kepuasan yang diberikan oleh atribut produk tersebut. Hasil evaluasi tersebut akan menghasilkan suatu sikap ke arah alternatif merek. Jadi dari banyak pilihan yang ada, konsumen akan menilai dan menyeleksi manfaat yang diharapkan dan selanjutnya diambil alternatif yang paling sesuai dengan harapan.

2.6.4. Pembelian

Setelah konsumen menentukan altenatif merek yang dipilih, maka terjadilah proses pembelian. Pembelian tidak sepenuhnya ditentukan oleh konsumen sendiri, tetapi dipengaruhi oleh sikap orang lain atau keadaan yang tidak terduga. Pembelian dilakukan terhadap alternatif yang dipilih, namun jika tidak tersedia, pembelian akan dilakukan terhadap alternatif pengganti yang dapat diterima, jika memang diperlukan.

2.6.5. Hasil (perilaku pasca pembelian)

Tahap terakhir adalah hasil pembelian. Hasil pembelian mencerminkan kepuasan dan ketidakpuasan sehubungan dengan alternatif yang dipilih. Kepuasan berarti kenyataan yang ada telah sesuai atau melebihi dari apa yang diharapkan konsumen. Bila produk tersebut tidak memenuhi harapan, maka diperoleh ketidakpuasan. Derajat kepuasan dan ketidakpuasan disebut sebagai preferensi konsumen terhadap suatu produk.

2.7. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai Gaya Pengambilan Keputusan pada tas Tajur yang telah dilakukan oleh Alatas (2005). Penelitian tersebut bertujuan untuk


(39)

mengidentifikasi gaya keputusan pembelian konsumen tas Tajur, menganalisis segmentasi konsumen berdasarkan gaya keputusan pembelian, dan menganalisis profil segmen konsumen tas Tajur. Penelitian ini dilakukan dengan Field research method. Metode analisis yang digunakan adalah analisis faktor dan analisis gerombol. Berdasarkan analisis dengan metode faktor, gaya pengambilan keputusan pembelian konsumen tas Tajur dapat dibagi menjadi enam faktor. Faktor-faktor gaya pengambilan keputusan ini adalah (1) memperhatikan merek dan harga yang menentukan mutu, (2) memperhatikan mode, (3) rekreasional, (4) memperhatikan mutu, (5) bingung dengan banyaknya pilihan, dan (6) memperhatikan harga. Sedangkan segmentasi yang dilakukan berdasarkan gaya keputusan pembelian menghasilkan tiga segmen konsumen, yaitu (1) konsumen loyal (31%), (2) konsumen trendy dan memperhatikan mutu (47%), serta (3) konsumen perfectionist yang peka terhadap harga (22%).

Kajian penelitian terdahulu mengenai Analisis Sikap Konsumen

simcard Telepon Genggam di Kota Bogor oleh Oktawirawan (2004). Mengungkapkan bahwa kartu simpati sebagai simcard yang paling diminati oleh konsumen yaitu 42% dari 200 orang responden. Atribut luasnya jaringan mendapat tingkat kepentingan tertinggi dari semua produk simcard

Penelitian mengenai Perilaku Konsumen juga dilakukan oleh Agustina (2004) yaitu mengenai Analisis Perilaku Konsumen terhadap Proses Keputusan Pembelian teh dalam Botol (Kasus : Mahasiswa IPB). Didapatkan proses keputusan pembelian, faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan sikap konsumen dalam menentukan atribut-atribut penting dan merek ideal dari produk teh dalam botol. Dalam menganalisis data dibantu dengan analisis deskriptif, analisis faktor serta menggunakan analisis sikap angka ideal. Dari penelitian tersebut motivasi terbesar yang mendorong konsumen untuk membeli teh dalam botol adalah karena kebutuhan fisiologis dan rasanya. Merek yang paling digemari oleh konsumen ditiga lokasi berbeda adalah ”Teh Botol SOSRO”. Penelitian tersebut menyarankan agar produsen lebih memperhatikan ukuran botol terkait dengan volume produk.


(40)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Dengan semakin ketatnya persaingan yang terjadi diantara perusahaan tas menyebabkan perlunya pihak Tas Tajur Bogor mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap produk yang ditawarkan untuk peningkatan usahanya. Oleh karena itu, diperlukan perhatian yang lebih dari pihak manajemen dalam mengetahui atribut apa saja yang dapat memuaskan konsumen. Cara lain untuk peningkatan usaha adalah dengan membuat ciri yang membedakannya dengan pesaingnya yaitu dengan tujuan “ membuat konsumen berbelanja sambil berwisata “. Dalam hal ini, Kepuasan konsumen merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut (Kotler, 2002).

Atribut yang berwujud seperti harga, warna dan model tas sangat mempengaruhi reaksi konsumen terhadap suatu produk. Harga, warna dan model tas merupakan karakteristik dari produk tersebut. Dalam penelitian ini atribut dari Tas Tajur Bogor yang diteliti adalah model/bentuk tas, warna tas, daya tahan tas, harga tas, manfaat tas, kenyamanan dipakai, kemudahan memperoleh, memiliki jahitan yang kuat dan rapi, ritsleting dan kancing tas dapat berfungsi dengan baik, memiliki pegangan yang kuat dan sabuk tas dapat menjaga aman barang-barang yang dibawa.

Respon konsumen diperoleh berdasarkan jawaban lewat pertanyaan kuesioner yang memuat komponen evaluasi terhadap tingkat kepentingan produk tas dari Tas Tajur yang ada dan tingkat kinerja berdasarkan pengalaman konsumen menggunakan produk tas dari Tas Tajur Bogor.

Analisis tingkat kepentingan dan kinerja diperoleh dengan menggunakan Importance-Performance Analysis (IPA) yang bertujuan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara respon dan kepuasan konsumen. Alur pemikiran tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.


(41)

Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian Sumber Karya Indah

(Tas Tajur Bogor)

Konsumen

Perilaku Pembelian Produk

Sikap konsumen terhadap atribut

produk tas

Tingkat Kepentingan dan

Pelaksanaan

Importance-Perfomance Analysis

(IPA)

Kebijakan perusahaan untuk memenuhi harapan konsumen

Analisis Deskriptif kualitatif

Karaktertistik konsumen Faktor-faktor yang mempengaruhi

pembelian

Proses pengambilan keputusan


(42)

3.2. Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung, wawancara dan kuesioner (Lampiran 1). Data sekunder diperoleh dari sumber-sumber seperti buku dan literatur yang terkait dengan penelitian.

Metode pengambilan contoh yang dilakukan adalah teknik

convenience sampling (Sampling Frame) konsumen tidak diketahui secara pasti. Kuesioner diberikan kepada konsumen yang sedang berada di

Showroom Tas Tajur Bogor untuk mengisi atau menjawab kuesioner yang diberikan. Konsumen dapat memberikan jawaban pada tempat yang telah disediakan, sehingga diharapkan informasi yang diperoleh mencerminkan keadaan sebenarnya.

Data diperoleh melalui metode wawancara yang dilengkapi dengan kuesioner yang telah disediakan. Paket kuesioner yang dibagikan terdiri dari empat bagian, yaitu bagian pertama berupa pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan karakteristik responden; bagian kedua faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian; bagian ketiga proses keputusan pembelian; dan bagian terakhir berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan terhadap produk tas dari Showroom Tas Tajur Bogor .

Penelitian yang dilakukan di Showroom Tas Tajur Bogor ini melibatkan 100 orang responden. Jumlah responden tersebut ditentukan berdasarkan hasil perhitungan yang dikemukakan oleh Slovin dalam Simamora (2002). Jumlah konsumen yang datang ke showroom dalam satu tahun terakhir sebesar 27.375 orang, dalam nilai kritis yang digunakan adalah 10 persen (nilai kritis untuk penelitian deskriptif). Perhitungan Slovin dapat dirumuskan sebagai berikut :

n = N

...(1)

1+ Ne

2


(43)

Dimana :

n = Jumlah Contoh

N = Jumlah populasi (27.375)

e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan 10% (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan contoh populasi) Berdasarkan rumus di atas, maka diperoleh 100 responden, yaitu :

27.375 = 99,63 ≈ 100 1+ 27.375 (0.1)2

Menurut Guilford dalam Supranto (2001), semakin besar contoh yang diambil (semakin besar nilai n), maka memberikan hasil penelitian yang lebih akurat.

3.3. Pengolahan dan Analisis Data 3.3.1. Uji Validitas

Uji validitas (kesahihan) digunakan untuk mengetahui apakah atribut tingkat kepentingan dan evaluasi kepentingan dapat dipercaya, sahih dan dapat digunakan berulang-ulang, jika ditanyakan kepada responden lainnya. Simamora (2004) menyebutkan bahwa untuk menguji tingkat kesahihan empiris suatu instrumen, peneliti dapat melakukan uji coba dengan memakai responden terbatas terlebih dahulu, dengan menggunakan 30 orang responden. Dari uji cobaini, ada dua macam kesahihan yang sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu kesahihan eksternal dan kesahihan internal. Kesahihan yang digunakan peneliti adalah mencari korelasi antara atribut pertanyaan satu dengan yang lainnya (eksternal) dan mencari korelasi antara jawaban responden satu dengan responden lainnya dalam satu atribut pertanyaan (internal). Langkah-langkah dalam pengujian kesahihan ini adalah :


(44)

1. Memberikan kode jawaban tingkat kepentingan yang diberikan konsumen (sangat penting = 5, penting = 4, cukup penting = 3, tidak penting = 2, sangat tidak penting = 1),

2. Kode jawaban dimasukkan ke dalam tabel frekuensi dan dihitung jumlahnya (jumlah dalam tiap baris dan tiap kolom),

3. Lalu dihitung korelasi, dengan perangkat Microsoft excel dan

SPSS versi 12.00.

Uji validitas manual tanpa alat analisis SPSS dapat diukur dengan korelasi (r) moment rumus berikut :

rxy =

(

)

( )

{

2 2

}

{

(

2

)

( )

2

}

∑ ∑

− − − y y n x x n y x xy n ...(2)

rxy : korelasi antara x dan y

x : skor pernyataan y : skor total

n : jumlah responden

Nilai korelasi yang dihitung dinyatakan sahih, apabila semakin mendekati nilai 1,00. Hasil uji kesahihan ini terbagi dua, yaitu korelasi tiap-tiap pertanyaan dan korelasi antar pertanyaan.

3.3.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas (keandalan) adalah tingkat keandalan kuesioner. Kuesioner yang andal adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Asumsinya tidak terdapat perubahan psikologis pada responden. Uji keandalan yang digunakan untuk mengukur konsistensi suatu alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten.


(45)

Peneliti menggunakan teknik Alpha cronbach, yaitu teknik mencari keandalan, yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai seperti 0-10. Rumus ini ditulis sebagai berikut :

r11 =

⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛

2

2 1 1 t b k k α α ...(3) Dimana :

r11 : keandalan instrumen

k : banyak butir pertanyaan

αt 2 : ragam total

∑αb 2 : jumlah ragam butir

Setelah didapat korelasi hitung, selanjutnya dibandingkan dengan korelasi pada tabel r product moment pada taraf nyata 5%. Jika ryang dihitung lebih besar dari rtabel, maka kuesioner tersebut andal. Sebaliknya jika r yang dihitung lebih kecil dari r pada tabel, maka kuesioner tersebut tidak andal.

3.3.3. Analisis Deskriptif

Anudin yang dikutip oleh Suhadi (2004) menyatakan bahwa analisis deskriptif meliputi upaya penelusuran dan pengungkapan informasi relevan yang terkandung dalam data penyajian hasilnya dalam bentuk lebih ringkas dan sederhana yang pada akhirnya mengarah pada keperluan adanya penjelasan dan penafsiran.

Peubah-peubah yang dianalisis secara deskriptif adalah karakteristik responden, faktor-faktor yang mempengaruhi Pembelian dan proses pengambilan keputusan.

3.3.4. Importance-Perfomance Analysis

Importance-Perfomance Analysis (IPA) digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan dari atribut-atribut produk tas. Data yang digunakan adalah data Skala Likert, yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepentingan dan tingkat


(46)

pelaksanaan secara nyata dari suatu produk oleh konsumen (Supranto, 2001). Skala Likert yang digunakan dalam memberi skor secara kuantitatif untuk dipakai dalam tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan (kinerja) pada Tabel 2 dan 3.

Tabel 2. Skor tingkat kepentingan

Kriteria Jawaban Skor (Nilai)

Tidak Penting 1 Kurang Penting 2 Cukup Penting 3

Penting 4 Sangata Penting 5

Tabel 3. Skor tingkat pelaksanaan (kinerja)

Kriteria Jawaban Skor Nilai

Tidak Baik 1

Kurang baik 2

Cukup baik 3

Baik 4

Sangat Baik 5

Adapun perhitungan untuk memperoleh bobot pada setiap skor (Skor 1-5) adalah angka skor dikali dengan jumlah jawaban yang diperoleh dari responden. Maka yang akan muncul adalah nilai skor yang kemudian dibagi total responden, sehingga akan diperoleh skor rataan. Skor penilaian kepentingan konsumen dan skor penilaian kinerja (pelaksanaan) perusahaan yang sudah diratakan kemudian diformulasikan kedalam Diagram Kartesius. Masing-masing atribut diposisikan dalam sebuah kuadran, dimana rataan dari skor tingkat pelaksanaan kinerja (Xi) menunjukkan posisi suatu atribut pada


(47)

rataan dari skor tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut (Yi)

(Supranto, 2001)

Matriks IPA yang digunakan adalah suatu bagun yang dibagi menjadi empat kuadran yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (X1 , Y1). Matriks IPA dapat

dilihat pada Gambar 4.

Y (Tingkat Kepentingan)

A B

Prioritas Utama Pertahankan Prestasi Y1

C D

Prioritas Rendah Berlebihan

X1 X (Tingkat Pelaksanaan)

Gambar 4. Diagram Kartesius(Rangkuti, 2003)

Matriks IPA terdiri dari empat kuadran : kuadran pertama terletak di sebelah kiri atas, kuadran kedua di sebelah kanan atas, kuadran ketiga di sebelah kiri bawah dan kuadran keempat di sebelah kanan bawah. Strategi yang dapat dilakukan berkenaan dengan posisi masing-masing peubah pada keempat kuadran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kuadran A (Prioritas Utama)

Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan, tetapi pada kenyataannya faktor-faktor ini belum sesuai seperti yang diharapkan (tingkat kepuasan yang diperoleh masih sangat rendah). Peubah-peubah yang masuk dalam kuadran ini harus melakukan perbaikan secara


(48)

terus-menerus, agar Performance peubah yang ada dalam kuadran ini meningkat.

2. Kuadran B (Pertahankan Prestasi)

Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap pelanggan sudah sesuai dengan yang dirasakannya, sehingga tingkat kepuasannya relatif lebih tinggi. Peubah-peubah yang masuk dalam kuadran ini harus tetap dipertahankan, karena semua peubah ini menjadi produk atau jasa tersebut unggul dimata pelanggan.

3. Kuadran C (Prioritas Rendah)

Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat semua faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan pada kenyataannya kinerjanya tidak terlalu istimewa. Peningkatan peubah-peubah yang termasuk dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali, karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan oleh pelanggan sangat kecil.

4. Kuadran D (Berlebihan )

Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan dirasakan terlalu berlebihan. Peubah-peubah yang termasuk dalam kuadran ini dapat dikurangi, agar perusahaan dapat menghemat biaya.

Untuk menghitung tingkat kesesuaian konsumen dilakukan dengan cara melakukan perbandingan rataan skor pelaksanaan dan rataan skor kepentingan, yang menunjukkan tingkat kepuasan konsumen terhadap pelaksanaan (kinerja) produk atau jasa yang dihasilkan. Tingkat kesesuaian ini akan menentukan urutan prioritas peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Rumus yang digunakan adalah :

⎯Xi

Tki = ⎯ x 100% ………...(4) ⎯Yi


(49)

Dimana,

Tki = Tingkat kesesuaian responden

Xi = Rataan skor penilaian pelaksanaan (kinerja) perusahaan Yi = Rataan penilaian kepentingan (harapan) konsumen

Jika bobot tingkat pelaksanaan (kinerja) lebih besar atau sama dengan bobot tingkat kepentingan (harapan), berarti kinerja suatu produk telah memenuhi harapan konsumen. Sementara itu, jika bobot pelaksanaan (kinerja) lebih kecil dari bobot tingkat kepentingan (harapan), berarti kinerja masih dibawah harapan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepuasan konsumen belum tercapai.

3.3.5. Khi Kuadrat

Identifikasi hubungan antara atribut yang berada di kuadran B dianalisis dengan menggunakan analisis Khi kuadrat. Hubungan ini dilihat dari perbandingan antara nilai Khi kuadrat hitung dengan nilai Khi kuadrat tabel. Hipotesis yang digunakan :

H0 : Tidak ada hubungan antara atribut produk tas.


(50)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Perusahaan

Pada awalnya, usaha ini berdiri pada tahun 1980, karena Ibu Maryann Alicia isteri bapak Irsan Salim yang mempunyai hobi membuat kerajinan tangan berupa tas. Tas buatan Ibu Alicia, mengalami peningkatan pemjualan yang cukup tinggi, sehingga Bapak Irsan Salim memberikan modal kepada Ibu Alicia untuk mengembangkan usahanya dan berdirilah pabrik Tas Tajur. Tas Tajur berusaha memasarkan tas ke berbagai toko, akhirnya pada tahun 1985 Ibu Alicia mendapatkan pesanan dari Matahari Grup untuk memasok tas ke Matahari Departemen Store. Pada tahun 1990, tas tajur memasok produk tas pada Matahari Departemen Store seluruh Indonesia yaitu 63 toko. Namun demikian, karena krisis moneter melanda Indonesia Tas tajur berhenti memasok tas ke Matahari Grup. Akhirnya, pihak Tas tajur memutuskan untuk menjual sendiri tas yang diproduksi dan ternyata hasilnya lebih menguntungkan. Dalam hal ini banyak sekali konsumen yang membeli secara langsung ke pabrik Tas Tajur. Sejak saat itu sampai sekarang, Tas Tajur menjual sendiri produk tas yang dihasilkannya. Perkembangan Tas Tajur semakin meningkat, sehingga membuka peluang bagi masyarakat sekitar pabrik untuk bekerja di Tas Tajur. Perkembangan ini membuat Bapak Irsan Salim memberi nama usahanya menjadi Sumber Karya Indah (SKI). Nama ini diharapkan dapat menjadi motivator bagi para pengrajin tas yang indah dan bermutu sehingga memuaskan para pelanggan.

SKI merupakan Perusahaan Perorangan yang berbentuk Perusahaan Dagang, sesuai dengan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) kecil Nomor 073/10-05/PK/II/2001 yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Kodya bogor pada tanggal 21 Februari 2001 mengenai Perusahaan


(51)

SKI. Saat ini, SKI mempunyai dua buah showroom, yaitu di Katulampa dan Tajur. Showroom yang terletak di Katulampa tidak hanya berupa toko tas, namun terdapat juga rumah makan dan kebun binatang mini yang dapat dilihat oleh pengunjung. Showroom di Katulampa ini memang diharapkan tidak hanya menjual tas, namun pengunjung dapat berbelanja sambil berwisata. Showroom yang berada di Tajur hanya toko saja dan letaknya bersebelahan dengan pabrik Tas Tajur yang memproduksi berbagai macam dan jenis tas.

4.1.2. Lokasi Perusahaan

Tas Tajur memiliki dua buah showroom, yaitu di Jalan raya Katulampa No.6 Bogor Timur dan Jalan Tajur Indah No.51 Komplek BPPH, Banter Pete Bogor Timur.

4.1.3. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi pada SKI ádalah masih sederhana, karena bekerja atas dasar kepercayaan dan kekeluargaan. Pimpinan Perusahaan mempercayakan tugasnya kepada lima orang untuk mengurus bagian pembelian bahan baku, produksi, penjualan, pembagian gaji pegawai dan keuangan. Kelima orang tersebut langsung bertanggungjawab kepada pimpinan perusahaan.

4.1.4. Produk

Berbagai model dan jenis tas yang diproduksi oleh Tas Tajur (SKI) sampai saat ini tidak kurang dari seribu macam. Diantaranya tas kulit untuk wanita, tas untuk travelling, tas untuk alat-alat olahraga, tas sekolah dan masih banyak jenis tas lainnya yang diproduksi di pabrik Tas Tajur Bogor. Tas tersebut terbuat dari kulit sintetis dengan panduan buletin leather goods, bags dan bargain

spesial untuk memproduksi berbagai model dan jenis tas, dengan


(52)

showroom Tas Tajur Bogor. Saat ini Tas Tajur juga menerima pesanan tas dalam jumlah banyak, misalnya pesanan tas untuk seminar-seminar.

4.2. Karakteristik Konsumen

Konsumen yang menjadi responden dalam penelitian ini terdiri dari beberapa karakteristik, yaitu berdasarkan tempat tinggal, jenis kelamis, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, status pernikahan, pendapatan per bulan, pendapatan yang digunakan untuk membeli tas dan berapa kali konsumen datang ke showroom Tas Tajur Bogor selama tiga bulan terakhir. Bila dilihat dari tempat tinggal responden Tas Tajur, 45% responden bertempat tinggal di Bogor, 35% responden bertempat tinggal di Jakarta, 10% responden bertempat tinggal di Depok dan sisanya (5%) bertempat tinggal di Cibinong.

Tabel 4. Hubungan antara jenis kelamin dan usia responden. Usia

Jenis

Kelamin < 16 tahun

16-25 tahun

26-35 tahun

36-45 tahun

46-55

tahun lainnya

Total

Pria 0 5 10 8 0 0 23

Wanita 0 40 20 12 5 0 77

Total 0 45 30 20 5 0 100

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden Tas Tajur adalah wanita (77%) dan pria (23%). Dilihat dari usia responden, 45% responden berusia 16-25 tahun, 30% responden berusia 26-35 tahun, 20% responden berusia 36-45 tahun dan sisanya (5%) berusia 46-55. Dimana berdasarkan hasil uji Khi kuadrat (Lampiran 2) dapat diketahui bahwa nilai Khi kuadrat hitung (10,157) lebih besar dari nilai Khi kuadrat tabel (7,185), maka dalam hal ini terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan usia responden Tas Tajur Bogor sebesar 2,972 (10,185-7,185).

Dari tingkat pendidikan terakhir responden, frekuensi terbanyak adalah responden berpendidikan terakhir SMU dan Sederajat (55%), 25% responden berpendidikan terakhir Perguruan Tinggi dan sisanya (20%) responden SLTP (Tabel 5).


(53)

Tabel 5. Sebaran tingkat pendidikan terakhir Pendidikan Jumlah

(orang)

Persentase ( % )

SLTP 20 20

SMU & Sederajat 55 55 Perguruan Tinggi 25 25

Total 100 100

Dari jumlah responden 100 orang, 65% diantaranya belum menikah dan sisanya (35%) telah menikah. Untuk mengetahui hubungan antara pekerjaan responden dengan pendapatan per bulannya dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Hubungan antara pekerjaan dengan pendapatan per bulan responden.

Pendapatan (Rp) Pekerjaan < 1.000.000

1.000.000-2.000.000

2.000.000-3.000.000

3.000.000-4.000.000

Total

Pelajar/Mahasiswa 25 5 0 0 30

PNS 0 15 0 0 15

Pegawai Swasta 0 0 10 10 20

Guru/dosen 0 10 0 0 10

Ibu rumah tangga 10 0 0 0 10

Lainnya 5 5 5 0 15

Total 40 35 15 10 100

Berdasarkan Tabel 6. karakteristik pekerjaan responden dibagi ke dalam kelompok pelajar/mahasiswa, Pegawai Negeri Sipil, pegawai swasta, guru/dosen, ibu rumah tangga dan lainnya. Dimana kelompok pelajar/mahasiswa mencapai angka terbesar 30%, Pegawai Negeri Sipil mencapai angka 15%, pegawai swasta mencapai angka 20%, guru/dosen mencapai angka 10%, dan sisanya 25% untuk ibu rumah tangga dan lainnya. Bila dilihat dari tingkat pendapatan 40% responden memiliki pendapatan < Rp 1.000.000/bulan, 35% responden memiliki pendapatan antara Rp 1.000.000-Rp 2.000.000/bulan, 15% responden memiliki pendapatan antara Rp 2.000.000-Rp 3.000.000/bulan dan sisanya 10% memiliki pendapatan antara Rp 3.000.000-Rp 4.000.000/bulan. Dimana berdasarkan hasil uji Khi kuadrat (Lampiran 2) dapat diketahui bahwa nilai Khi kuadrat hitung (154,266) lebh besar dari nilai Khi kuadrat tabel (24,966), maka dalam hal


(54)

ini terdapat hubungan antara pekerjaan dan pendapatan responden sebesar 129,3 (154,266-24,966).

Tabel 7. Hubungan antara nilai belanja dengan tingkat keseringan datang ke Tas Tajur Bogor.

Nilai belanja (Rp) Tingkat

keseringan 50.000 100.000-250.000

250.000-500.000 Lainnya

Total

1-5 kali 25 18 0 0 43

5-7 kali 0 27 10 20 57

Total 25 45 10 20 100

Berdasarkan Tabel 7. dapat diketahui hubungan antara tingkat keseringan dan nilai belanja rata-rata responden pada setiap pembelian produk Tas Tajur Bogor. Dalam hal ini ditemui 57% responden menyatakan 5-7 kali datang ke Tas Tajur Bogor dan sisanya (43%) menjawab 1-5 kali datang ke Tas Tajur Bogor. Nilai belanja rataan seorang responden setiapkai pembelian adalah 45% responden berbelanja Rp.100.000-Rp.250.000, 25% responden berbelanja Rp.50.000, 10% responden berbelanja Rp.250.000-Rp.500.000 dan sisanya (20%) > Rp.250.000-Rp.500.000. Dimana berdasarkan hasl uji Khi kuadrat (lampiran 2) dapat diketahui bahwa nilai Khi kuadrat hitung (55,936) lebih besar dari nilai Khi kuadrat abel (7,185), maka dalam hal ini terdapat hubungan antara tingkat keseringan konsumen datang ke Tas Tajur Bogor dengan nilai belanja konsumen setiap pembelian produk Tas Tajur Bogor sebesar 48,751 (55, 36-7,185).

4.3. Perilaku Konsumen

4.3.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian

Pada penelitian ini dapat diketahui mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembelian, diantaranya dalam setiap pembelian pasti dipengaruhi oleh alasan atau motivasi yang mendorong pembelian tersebut. 52% responden menjawab karena sesuai dengan kebutuhan, 36% responden lain memiliki alasan, karena mutu produk yang sesuai. Diketahui bahwa sebagian besar


(55)

responden lebih banyak dipengaruhi oleh manfaat dan mutu produk dan bukan alasan eksternal seperti dorongan dari orang lain atau promosi Tabel 8.

Tabel 8. Alasan konsumen dalam membeli tas dari Tas Tajur Bogor.

Alasan utama dalam membeli

Jumlah (orang)

Persentase (%) Dorongan dari orang lain 3 2 Mutu produk yang sesuai 45 36 Perwujudan gaya hidup 6 5 Sesuai dengan kebutuhan 65 52

Ingin coba-coba 4 3

Dorongan promosi 2 2

Lainnya 1 1

Total 126 100

Bila dilihat dari segi bagaimana seorang konsumen mendapat informasi mengenai produk tas dari showroom Tas Tajur Bogor sebelum memutuskan untuk membelinya, 60% responden menjawab informasi tersebut berasal dari teman, 20% responden mengaku memperoleh informasi dari keluarga, (10%) responden mengaku memperoleh informasi dari pameran produk dan sisanya 10% untuk lainnya. Dapat diketahui bahwa, responden lebih banyak mendapatkan informasi mengenai produk ini dari orang yang percaya dan bukan dari sumber lain seperti promosi di toko, untuk strategi promosi mouth to mouth sangat efektif dalam memperluas pangsa pasar. Untuk lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Sumber informasi produk tas dari Tas Tajur Bogor Asal Informasi Jumlah

(orang)

Persentase (%)

Keluarga 20 20

Teman 60 60 Saudara 0 0 Pameran produk 10 10

Promosi toko 0 0

Lainnya 10 10


(56)

Sebagian besar responden membeli produk untuk pemakaian pribadi, namun terkadang akan dipengaruhi oleh pihak lain, tetapi bagi konsumen produk Tas Tajur Bogor sebagian besar tidak terpengaruh oleh siapapun dalam membeli atau memilih produk. 54% responden tidak dipengaruhi oleh siapapun dan 38% responden dipengaruhi oleh teman, 6% responden dipengaruhi oleh saudaranya, 2% responden dipengaruhi oleh orang tuanya dan sisanya 1% mengaku dipengaruhi oleh isterinya. Walaupun sebagian besar responden memperoleh informasi mengenai produk tas yang terdapat di showroom Tas Tajur dari orang terdekat seperti teman dan keluarga, namun tetap saja pada saat memutuskan untuk membeli, sebagian besar (54%) responden tidak terpengaruh oleh siapapun (Tabel 10).

Tabel 10. Pihak yang mempengaruhi konsumen dalam membeli produk tas

Pihak Jumlah (orang)

Persentase (%)

Orang tua 2 2

Teman 43 38

Saudara 7 6

Tetangga 0 0

Pribadi 61 54

Lainnya 1 1

Total 114 100

Berdasarkan sumber informasi yang diperoleh, hal yang menjadi fokus perhatian responden adalah mutu (76%) responden, tahan lama (20%) dan sisanya (4%) harga. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Fokus perhatian Konsumen Fokus perhatian

konsumen

Jumlah (orang)

Persentase (%)

Kualitas 76 76

Kemudahan 0 0

Tahan lama 20 20

Harga 4 4

Lainnya 0 0


(57)

4.3.2. Proses Keputusan pembelian

Setiap konsumen harus mengambil berbagai macam keputusan seperti tentang pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan hasil. Diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Tahap pengenalan kebutuhan

Pada tahap ini terjadi, ketika konsumen ketika konsumen menyadari adanya kebutuhan yang disebabkan oleh rangsangan internal dan eksternal. Dalam hal ini konsumen dapat belajar dari pengalaman sebelumnya mengenai cara untuk mengatasi apa yang dirasakannya tersebut dan akan termotivasi ke arah produk yang diketahuinya, agar memuaskan kebutuhan itu. Hal ini terkait dengan pertanyaan mengenai cara konsumen dalam memutuskan pembelian Tas Tajur Bogor adalah 72% responden menjawab tergantung situasi, 26% menjawab dengan cara terencana dan sisanya (2%) responden menjawab dengan cara lainnya (Tabel 12).

Tabel 12. Cara konsumen dalam memutuskan pembelian Cara konsumen Jumlah

(orang)

Persentase (%)

Terencana 26 26 Tergantung situasi 72 72

Mendadak 0 0

Lainnya 2 2

Total 100 100

2. Tahap pencarian Informasi

Pada tahap ini ingin memenuhi kebutuhan yang timbul, maka akan berusaha melakukan pencarian informasi. Dua macam pencarian informasi menurut tingkatannya, yaitu pertama, perhatian yang meningkat, dicirikan dengan pencarian informasi sedang-sedang saja. Kedua, pencarian informasi aktif, yaitu mencari informasi dari segala sumber. Dimana pada


(58)

tahap ini ingin diketahui bagaimana seorang konsumen mendapatkan informasi mengenai produk Tas Tajur Bogor sebelum konsumen tersebut memutuskan untuk membelinya. 75% responden menjawab media yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan pembelian adalah teman, 20% responden dipengaruhi oleh penjual dan sisanya (5%) dipengaruhi oleh anggota keluarga (Tabel 13).

Tabel 13. Media yang mempengaruhi konsumen dalam proses keputusan pembelian.

Media Jumlah (orang)

Persentase (%)

Iklan 0 0

Media massa 0 0

Teman 75 75

Penjual 20 20

Anggota Keluarga 5 5

Lainnya 0 0

Total 100 100

3. Tahap evaluasi alternatif

Pada tahap ini konsumen akan memberikan penilaian terhadap suatu produk. Dalam halini konsumen akan mengevaluasi manfaat yang diberikan oleh suatu produk. Hasil evaluasi tersebut akan menghasilkan suatu sikap le arah alternatif produk. Jadi dari banyak pilihan yang ada lonsumen akan menilai dan menyeleksi alternatif dan manfaat yang diharapkan. Dalam hal ini terkait denbgan pertanyaan dalam kuesioner mengenai apabila produk yang konsumen cari tidak terdapat dalam Showroom, 61% responden akan memilih alternatif produk tas lain, 22% responden mencari ke tempat lain, dan sisanya (17%) memilih untuk tidak jadi membeli pada


(1)

Lampiran 5. Tanggapan responden berdasarkan tingkat kepentingan atribut produk Tas Tajur Bogor.

Tanggapan Responden Atribut

Produk

Tidak Penting

(1)

Kurang Penting

(2)

Cukup Penting

(3)

Penting

(4)

Sangat Penting (5)

Skor Skor Rataan

1 0 0 13 42 45 432 4,32 2 0 0 25 57 18 390 3,90 3 1 0 23 48 28 401 4,01 4 0 4 15 43 38 415 4,15 5 0 4 19 35 46 427 4,27 6 0 0 30 45 21 383 3,83 7 0 4 25 49 26 401 4,01 8 0 0 24 38 34 402 4,02 9 0 0 25 49 26 401 4,01 10 5 12 27 39 17 351 3,51


(2)

Lampiran 6. Tanggapan responden berdasarkan tingkat pelaksanaan atribut tas pada Tas Tajur Bogor.

Tanggapan Responden Atribut

Produk

Tidak Baik

(1)

Kurang Baik

(2)

Cukup Baik

(3)

Baik

(4)

Sangat Baik

(5)

Skor Skor Rataan

1 0 9 38 39 14 358 3,58 2 0 3 39 43 15 370 3,70 3 0 3 39 46 12 367 3,67 4 0 11 42 43 4 340 340 5 1 49 42 7 1 258 2,58 6 0 17 42 38 3 327 3,27 7 0 17 46 31 6 326 3,26 8 13 52 33 2 0 224 2,24 9 0 14 47 36 3 328 3,28 10 1 49 42 7 1 258 2,58


(3)

Lampiran 7. Nilai/skor rataan tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan atribut produk Tas Tajur Bogor.

Nilai/Skor rataan

No Atribut Produk Kode Tingkat

Kepentingan

Tingkat Pelaksanaan 1 Model/Bentuk tas 1 4,32 3,58 2 Warna tas 2 3,90 3,70 3 Harga tas 3 4,01 3,67 4 Daya tahan tas 4 4,15 340 5 Kenyamanan dipakai 5 4,27 2,58 6 Kemudahan memperoleh 6 3,83 3,27 7 Memiliki jahitan yang

kuat dan rapi

7 4,01 3,26

8 Resleting dan kancing tas dapat berfungsi dengan baik

8 4,02 2,24

9 Memiliki pegangan yang kuat

9 4,01 3,28

10 Sabuk tas dapat menjaga aman baran-barang yang dibawa

10 3,51 2,58

TOTAL 40,03 31,56


(4)

Lampiran 8. Tingkat kesesuaian atribut produk pada Tas Tajur Bogor Atribut

Produk

X Y Kesesuaian

(%)

Urutan Kuadran

Resleting dan kancing tas 2,24 4,02 55,72 1 I Kenyamanan dipakai 2,58 4,27 60,42 2 I Sabuk tas dapat menjaga

aman barang-barang yang dibawa

2,58 3,51 73,50 3 III

Memiliki Jahitan yang kuat dan rapi

4,03 2,61 81,29 4 II

Memiliki Pegangan Yang Kuat

3,28 4,01 81,79 5 II

Daya Tahan tas 3,40 4,15 81,92 6 II Model / Bentuk Tas 3,58 4,32 82,87 7 II Kemudahan memperoleh 3,27 3,83 85,97 8 IV Harga Tas 3,67 4,01 91,52 9 II Warna Tas 3,70 3,90 94,87 10 IV

Keterangan :

X= Rataan nilai kinerja atribut produk tas Y= Rataan nilai kepentingan atribut produk tas


(5)

Lampiran 9. Perhitungan uji Khi-kuadrat berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan model/bentuk tas.

a. Perhitungan atribut model/bentuk tas Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 64.183 a 6 .000

Likelihood Ratio 27.214 6 .001

Linear-by-Linear Association 18.631 1 .000

N of Valid Cases 100

a 5 cells (41.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .02.

b. Perhitungan atribut harga tas Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 34.920a 9 .000

Likelihood Ratio 33.074 9 .000

Linear-by-Linear

Association 13.109 1 .000

N of Valid Cases 100

a 9 cells (56.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .03.

c. Perhitungan atribut daya tahan tas Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 32.125a 6 .000

Likelihood Ratio 21.469 6 .000

Linear-by-Linear

Association 23.599 1 .000

N of Valid Cases 100

a 6 cells (50.%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .16.


(6)

Lanjutan Lampiran 9.

d. Perhitungan atribut memiliki jahitan yang kuat dan rapi Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 43.577a 6 .000

Likelihood Ratio 39.273 6 .000

Linear-by-Linear

Association 29.424 1 .000

N of Valid Cases 100

a 5 cells (41.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .15.

e. Perhitungan atribut memiliki pegangan yang kuat Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 24.668a 6 .000

Likelihood Ratio 25.023 6 .000

Linear-by-Linear

Association 21.530 1 .000

N of Valid Cases

100

a 5 cells (41.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .25.