Uji Reliabilitas Analisis Deskriptif Importance-Perfomance Analysis

1. Memberikan kode jawaban tingkat kepentingan yang diberikan konsumen sangat penting = 5, penting = 4, cukup penting = 3, tidak penting = 2, sangat tidak penting = 1, 2. Kode jawaban dimasukkan ke dalam tabel frekuensi dan dihitung jumlahnya jumlah dalam tiap baris dan tiap kolom, 3. Lalu dihitung korelasi, dengan perangkat Microsoft excel dan SPSS versi 12.00. Uji validitas manual tanpa alat analisis SPSS dapat diukur dengan korelasi r moment rumus berikut : r xy = { } { } 2 2 2 2 ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − y y n x x n y x xy n ..................................2 r xy : korelasi antara x dan y x : skor pernyataan y : skor total n : jumlah responden Nilai korelasi yang dihitung dinyatakan sahih, apabila semakin mendekati nilai 1,00. Hasil uji kesahihan ini terbagi dua, yaitu korelasi tiap-tiap pertanyaan dan korelasi antar pertanyaan.

3.3.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas keandalan adalah tingkat keandalan kuesioner. Kuesioner yang andal adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Asumsinya tidak terdapat perubahan psikologis pada responden. Uji keandalan yang digunakan untuk mengukur konsistensi suatu alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Peneliti menggunakan teknik Alpha cronbach, yaitu teknik mencari keandalan, yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai seperti 0-10. Rumus ini ditulis sebagai berikut : r 11 = ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − ∑ 2 2 1 1 t b k k α α .................................................................3 Dimana : r 11 : keandalan instrumen k : banyak butir pertanyaan α t 2 : ragam total ∑ α b 2 : jumlah ragam butir Setelah didapat korelasi hitung, selanjutnya dibandingkan dengan korelasi pada tabel r product moment pada taraf nyata 5. Jika r yang dihitung lebih besar dari r tabel, maka kuesioner tersebut andal. Sebaliknya jika r yang dihitung lebih kecil dari r pada tabel, maka kuesioner tersebut tidak andal.

3.3.3. Analisis Deskriptif

Anudin yang dikutip oleh Suhadi 2004 menyatakan bahwa analisis deskriptif meliputi upaya penelusuran dan pengungkapan informasi relevan yang terkandung dalam data penyajian hasilnya dalam bentuk lebih ringkas dan sederhana yang pada akhirnya mengarah pada keperluan adanya penjelasan dan penafsiran. Peubah-peubah yang dianalisis secara deskriptif adalah karakteristik responden, faktor-faktor yang mempengaruhi Pembelian dan proses pengambilan keputusan.

3.3.4. Importance-Perfomance Analysis

Importance-Perfomance Analysis IPA digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan dari atribut- atribut produk tas. Data yang digunakan adalah data Skala Likert, yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan secara nyata dari suatu produk oleh konsumen Supranto, 2001. Skala Likert yang digunakan dalam memberi skor secara kuantitatif untuk dipakai dalam tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan kinerja pada Tabel 2 dan 3. Tabel 2. Skor tingkat kepentingan Kriteria Jawaban Skor Nilai Tidak Penting 1 Kurang Penting 2 Cukup Penting 3 Penting 4 Sangata Penting 5 Tabel 3. Skor tingkat pelaksanaan kinerja Kriteria Jawaban Skor Nilai Tidak Baik 1 Kurang baik 2 Cukup baik 3 Baik 4 Sangat Baik 5 Adapun perhitungan untuk memperoleh bobot pada setiap skor Skor 1-5 adalah angka skor dikali dengan jumlah jawaban yang diperoleh dari responden. Maka yang akan muncul adalah nilai skor yang kemudian dibagi total responden, sehingga akan diperoleh skor rataan. Skor penilaian kepentingan konsumen dan skor penilaian kinerja pelaksanaan perusahaan yang sudah diratakan kemudian diformulasikan kedalam Diagram Kartesius. Masing-masing atribut diposisikan dalam sebuah kuadran, dimana rataan dari skor tingkat pelaksanaan kinerja X i menunjukkan posisi suatu atribut pada sumbu X, sementara posisis atribut pada sumbu Y ditunjukkan oleh rataan dari skor tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut Y i Supranto, 2001 Matriks IPA yang digunakan adalah suatu bagun yang dibagi menjadi empat kuadran yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik X 1 , Y 1 . Matriks IPA dapat dilihat pada Gambar 4. Y Tingkat Kepentingan A B Prioritas Utama Pertahankan Prestasi Y 1 C D Prioritas Rendah Berlebihan X 1 X Tingkat Pelaksanaan Gambar 4. Diagram Kartesius Rangkuti, 2003 Matriks IPA terdiri dari empat kuadran : kuadran pertama terletak di sebelah kiri atas, kuadran kedua di sebelah kanan atas, kuadran ketiga di sebelah kiri bawah dan kuadran keempat di sebelah kanan bawah. Strategi yang dapat dilakukan berkenaan dengan posisi masing-masing peubah pada keempat kuadran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kuadran A Prioritas Utama

Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan, tetapi pada kenyataannya faktor-faktor ini belum sesuai seperti yang diharapkan tingkat kepuasan yang diperoleh masih sangat rendah. Peubah-peubah yang masuk dalam kuadran ini harus melakukan perbaikan secara terus-menerus, agar Performance peubah yang ada dalam kuadran ini meningkat. 2. Kuadran B Pertahankan Prestasi Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap pelanggan sudah sesuai dengan yang dirasakannya, sehingga tingkat kepuasannya relatif lebih tinggi. Peubah-peubah yang masuk dalam kuadran ini harus tetap dipertahankan, karena semua peubah ini menjadi produk atau jasa tersebut unggul dimata pelanggan. 3. Kuadran C Prioritas Rendah Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat semua faktor- faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan pada kenyataannya kinerjanya tidak terlalu istimewa. Peningkatan peubah-peubah yang termasuk dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali, karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan oleh pelanggan sangat kecil.

4. Kuadran D Berlebihan

Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan dirasakan terlalu berlebihan. Peubah-peubah yang termasuk dalam kuadran ini dapat dikurangi, agar perusahaan dapat menghemat biaya. Untuk menghitung tingkat kesesuaian konsumen dilakukan dengan cara melakukan perbandingan rataan skor pelaksanaan dan rataan skor kepentingan, yang menunjukkan tingkat kepuasan konsumen terhadap pelaksanaan kinerja produk atau jasa yang dihasilkan. Tingkat kesesuaian ini akan menentukan urutan prioritas peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Rumus yang digunakan adalah : ⎯Xi Tki = ⎯ x 100 ……………………………………………...4 ⎯Yi Dimana, Tki = Tingkat kesesuaian responden Xi = Rataan skor penilaian pelaksanaan kinerja perusahaan Yi = Rataan penilaian kepentingan harapan konsumen Jika bobot tingkat pelaksanaan kinerja lebih besar atau sama dengan bobot tingkat kepentingan harapan, berarti kinerja suatu produk telah memenuhi harapan konsumen. Sementara itu, jika bobot pelaksanaan kinerja lebih kecil dari bobot tingkat kepentingan harapan, berarti kinerja masih dibawah harapan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepuasan konsumen belum tercapai.

3.3.5. Khi Kuadrat