12
3.3. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan yang dilakukan meliputi :
3.3.1. Penentuan lokasi
Kegiatan diawali dengan a koordinasi di dalam tim m-P3BI untuk mengetahui wilayah penanaman padi rawa yang banyak dilakukan dan dibina.
wilayah yang dipilih memiliki perspektif pengembangan ke depan, lokasi relatif mudah dijangkau dari segi aksesibilitas, b penentuan lokasi dengan memilih
wilayah yang akan dijadikan wilayah binaan m-P3BI , c menentukan lahan anggota kelompok yang akan dijadikan unit percontohan. Anggota kelompok
yang dipilih adalah yang respon terhadap kegiatan dan dapat diandalkan sebagai pionir.
3.3.2. I dentifikasi permasalahan
I dentifikasi permasalahan dihimpun dari : a data potensi wilayah, monografi desa dan informasi dari instansi terkait, b dihimpun dari kelompok
tani yang telah ditetapkan guna mengetahui teknologi existing produksi, kelembagaan, pemasaran hasil.
Dari data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisa, kemudian dilakukan tindakan pembinaan maupun penerapan inovasi teknologi terkait dengan
peluang pengembangannya.
3.4. Perancangan model
Perancangan model merupakan penerjemahan dari pilihan terbaik terhadap tindakan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, keterampilan,
dan pendapatan petani. Kegiatan yang dilakukan pada perancangan model yaitu : a inovasi teknologi budidaya, panen dan pascapanen, b
pemberdayaan poktan gapoktan pasar, permodalan, serta kemitraan.
3.5. I mplementasi Model
Rancangan model yang telah disetujui oleh berbagai pihak selanjutnya diimplementasikan di lapangan dalam bentuk unit percontohan. Agar
diseminasi teknologi dicobakan dapat meluas, teknologi tersebut dapat memecahkan permasalahan petani dan untuk menjamin efektivitasnya,
dilakukan percontohan.
13
3.6. Prosedur Pelaksanaan 3.6.1. Padi raw a lebak
Pada model inovasi padi lahan rawa lebak dititik beratkan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan petani terhadap inovasi teknologi padi
lahan rawa dan peningkatan produktivitas padi lahan rawa. Untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani
dilakukan dengan pengambilan data existing penanaman padi, selanjutnya dilakukan pertemuan penjelasan inovasi teknologi budidaya padi lahan rawa
dan penerapan inovasi teknologi budidaya padi lahan rawa di lapangan. Sedangkan untuk mengetahui peningkatan produktivitas padi rawa, dilakukan
dengan cara membandingkan produktivitas hasil penerapan inovasi teknologi budidaya padi lahan rawa dengan produktivitas hasil existing.
I novasi teknologi budidaya padi lahan rawa yang diterapkan merupakan inovasi PTT lahan rawa yang terdiri dari komponen dasar dan
komponen pilihan.
Komponen dasar terdiri
dari : a varietas unggul baru. varietas unggul baru yang digunakan yaitu I npara 2, b bibit bermutu. Bibit
bermutu yang digunakan adalah bibit yang berasal dari benih berlabel. Pada petak percontohan, benih yang digunakan berlabel ungu, c pemupukan
berdasarkan hasil analisis tanah. Pemupukan ditentukan berdasarkan hasil analisis tanah menggunakan perangkat uji tanah sawah PUTS.
Komponen pilihan terdiri dari :
a sistem tanam legowo. Sistem tanam legowo yang digunakan 4: 1 atau 2: 1. Hal ini karena produktivitas yang dicapai pada tanam
legowo 4: 1 dengan 2: 1 tidak berbeda nyata, b bibit muda. Bibit muda yang digunakan yaitu bibit yang dipersemaian paling lambat umur 21 hari setelah
tanam sudah ditanam di sawah, c pembuatan caren sekeliling lahan. Pembuatan caren sekeliling lahan dimaksudkan agar mudah dalam
mengendalikan keong mas bila ada serangan.
3.6.2. I ntegrasi kopi- sapi potong
Pada model inovasi integrasi kopi-sapi potong dititik beratkan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan petani terhadap inovasi teknologi
integrasi tanaman-ternak, pemanfaatan dan pengolahan limbah kulit kopi untuk pakan ternak sapi, pemanfaatan dan pengolahan limbah kotoran sapi
14
untuk pupuk organik lahan kopi dan peningkatan produktivitas komoditas terkait.
3.6.3. Pelaporan kegiatan
1. Pengolahan dan analisis data hasil kegiatan 2. Perumusan dan seminar hasil
3. Penyusunan laporan hasil akhir
3.7. Parameter
Data yang diamati meliputi :
3.7.1. Padi raw a lebak
1. Teknologi existing budidaya padi 2. Komponen pertumbuhan, komponen hasil dan hasil tanaman padi rawa
3.7.2. I ntegrasi kopi- sapi potong
1. Jumlah pengguna yang memahami inovasi teknologi integrasi kopi-sapi. 2. Tingkat pengetahuan petani peternak memanfaatkan inovasi teknologi
integrasi kopi-sapi 3. Tingkat aktivitas kelompok melalui pendampingan dan pemberdayaan
sumberdaya inovasi integrasi kopi-sapi 4. Pertambahan berat badan sapi potong
5. Perbaikan pertumbuhan tanaman kopi
3.8. Pengumpulan Data dan Metode Analisis
Diseminasi hasil kajian yang di kembangkan, adalah untuk mengetahui tingkat penyebaran inovasi teknologi serta pendampingan dan pembinaan
kelembagaan dengan mengumpulkan data terkait selama kegiatan. Metode analisis menggunakan uji statistik non parametrik secara deskriptif dengan
membandingkan hasil dicapai dengan hasil sebelumnya before and after
atau dengan hasil pembanding sekitarnya with and without. dimana tingkat
pengetahuan dan kemampuan petani dianalisis menggunakan Uji Statistik Paired Simple T test dengan rumus Riduwan dan Alma, B, 2009 sebagai
berikut :
15
t =
ˍ D
Dimana : t
= nilai t hitung
ˍ
D = rata-rata selisih tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah
SD = standar deviasi tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah
N = jumlah sampel
Sedangkan peningkatan produktivitas, penyebaran inovasi integrasi kopi-sapi potong dan kontribusi pemerintah kabupaten dan pihak terkait
dihitung berdasarkan pengukuran indikator kinerja sebagai berikut Badan Libang Pertanian, 2013
Dimana : ∆Ƴ
= peningkatan produksi Y
1
= produksisi sesudah m-P3MI Y
= prroduksi sebelum m-P3MI
16
I V. HASI L DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan kegiatan model pengembangan pertanian perdesaan berbasis inovasi m-P3BI Lahan Rawa dan Lana Kering yang dilakukan di lokasi dengan
agrosistem berbeda, yaitu : 1 Kaqbupaten Mukomuko untuk kegiatan lahan rawa berbasiskan inovasi teknologi padi rawa lebak yang dikembangangkan di Kecamatan
Air Manjuntu Desa Tirta Mulya dan 2 Kabupaten Kepahiang untuk kegiatan lahan kering berbasiskan integrasi kopi-sapi potong yang dikembangkan di wilayah sentra
kopi Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang di Desa Bukitsari, Mekarsari, Tugurejo dan Sidorejo telah memberikan hasil yang cukup positif bagi peningkatan
pengetahuan, produksi dan sumberdaya pertanian melalui pengembangan inovasi teknolog padi rawa lebak dan integrasi kopi-sapi potong sesuai dengan tahapan
kegiatan lapangan.
4.1. Kegiatan Berbasis Padi Lahan Raw a 4.1.1. Peningkatan produktivitas lahan