Pembinaan model inovasi integrasi

37 berdasarkan indikator kinerja model pengembangan pertanian perdesaan berbasis inovasi Badan Litbang Pertanian, 2011.

4.2.1.2.1. Pembinaan model inovasi integrasi

Penerapan inovasi integrasi kopi-sapi potong sebagai model diseminasi pengembangan pertanian perdesaan dilakukan melalui pendampingan inovasi teknologi dan pembinaan petani peternak melalui berbagai pertemuan, baik secara kelembagaan atau kelompoktani ternak maupun petani peternak terkait seperti halnya pertemuan dan pembinaan kelompok pada kawasan sentra kopi desa Bukitsari, Mekarsari, Tugurejo, Sidorejo, Sukasari dan desa lain diskitarnya. Melalui pendampingan dan diseminasi inovasi terlihat, timbulnya dorongan minat pengguna terhadap dukungan ketersediaan teknologi tepat guna dan sumberdaya manusia terampil untuk mewujudkan suatu persepsi sistem pertanian berorientasikan ramah lingkungan dan tersedianya informasi teknologi tepat guna spesifik lokasi yang dapat di difusi dan diadopsi petani secara lebih baik. Seperti halnya pemanfaatan kulit kopi sebagai pakan sapi dan limbah kotoran sapi untuk bahan pupuk organik bagi kebun kopi, disamping itu juga akan menjadikan petani dan peternak lebih tangguh dalam menghadapi daya saing yang sudah mengacu kepada peningkatan kualitas maupun kuantitas melalui pemberdayaan sumberdaya pertanian yang tersedia disekitar lokasi usaha. Pembinaan terhadap model pengembangan pertanian perdesaan berbasis inovasi integrasi kopi-sapi potong yang dilakukan melalui diseminasi langsung oleh pengguna teknologi dengan melibatkan kelembagaantani lain, termasuk stakeholder terkait sebagai penyalur dan pengguna inovasi dengan harapan proses diseminasi dapat diadopsi dengan baik. Dimana dalam pelaksanaan pembinaan ini dilakukan terhadap patani peternak yang sudah menampakan minat dan keinginan akan inovasi komponen teknologi terkait integrasi, baik itu komponen teknologi terkait tanaman kopi saja, ternak sapi saja atau keduanya sepanjang hal ini dapat memberikan manfaat langsung bagi petani peternak dalam mencapai hasil usahanya yang lebih baik. Timbulnya keinginan dan minat ini juga didorong oleh kearifan lokal dan kebiasaan masyarakat yang umunya memlihara ternak sapi dan berkebun kopi yang sama-sama menghasilkan limbah usahatani yang belum termanfaatkan 38 secara optimal namun sebenarnya mempunyai nilai ekonomis yang salin terintegrasi. Seperti halnya pembinaan terhadap komponen teknologi pakan sapi potong yang memanfaatkan limbah kulit kopi yang difermentasi, ternyata setelah di cobakan pada ternak sapi yang dipelihara peternak secara perlahan- lahan dapat di konsumsi dan tidak ada pengaruh negatif terhadap ternak sapi yang diberi pakan tambahan memanfaatkan limbah kulit kopi ini. Apalagi setelah sapi yang diberikan pakan tambahan memperlihatkan penurunan akan kebutuhan hijauan sampai separohnya 50 , kondisi ini memberikan dampak pada efisiensi waktu peternak untuk mengarit rumput setengah dari waktu yang dibutuhkan. Hal ini akan mendorong peternak untuk menerapkan penggunaan pakan tambahan memanfaatkan limbah kulit kopi fermentasi dan berkeinginan untuk dapat membuatnya sendiri atau berkelompok, maka melalui penumbuhan minat peternak ini diberikan pembinaan dan pendampingan diseminasi pengolahan pakan limbah kulit kopi fermentasi dan pengomposan kotoran sapi menjadi pupuk organik yang langsung diaplikasikan oleh peternak dan kelompoknya. Pembinaan dan pendampingan model inovasi integrasi kopi-sapi potong yang didasari atas minat pengguna akan komponen inovasi yang diinginkan, dalam hal ini pengolahan dan penerapan limbah klit kopi difermentasi untuk pakan ternak sapi dan pengomposan limbah kotoran sapi menjadi pupuk organik sudah berkembang pada 6 kelompok di 5 desa kawasan sentra kopi Kepahiang Tabel 5. Tabel 5. Sebaran diseminasi inovasi komponen teknologi pengolahan pakan limbah kulit kopi dan kompos limbah kotoran ternak sapi di lokasi kegiatan m-P3BI integrasi kopi-sapi potong Tahun 2014. No Desa Diseminasi integrasi kopi-sapi potong Keterangan Pengolahan limbah kopi dan kotoran sapi kelompok Pemberian pakan kulit kopi fermentasi pada ternak sapi ekor 1. Bukitsari 2 20 Bahan pakan sinergi dengan Disnakan Kepahiang 2. Mekarsari 1 24 3. Tugurejo 1 26 4. Sidorejo 1 32 5. Sukasari 1 33 39

4.2.2. Peningkatan produktivitas sapi potong