Kinerja kelembagaan pendukung Kemitraan dengan pihak luar

19 kegiatan m-P3BI , sistem tanam yang umumnya dilakukan petani bukan sistem tanam legowo, tetapi sistem tanam yang hanya membuat lorong setiap lima baris tanaman. Sistem tanam demikian akan mengurangi satu baris tanaman setiap lorong yang terbentuk. Hal ini berbeda dengan sistem tanam legowo yang justru akan menambah satu baris tanaman setiap lorong yang terbentuk, karena setiap tanaman pinggir dilakukan penyisipan tanaman. Mendapat informasi dari kelompok tani Jadi makmur bahwa permintaan beberapa kelompok agar pada lahan mereka dilakukan juga penanaman dengan sistem tanam legowo 4: 1 ataupun 2: 1, tim m-P3BI meresponya dengan melakukan pertemuan pertama pada dua kelompok tani yaitu Mekar Sari dan Marsudi Tani. Tujuan pertemuan adalah untuk menjelaskan inovasi teknologi PTT padi rawa secara lengkap, sehingga penerapan teknologi PTT padi rawa pada kelompok tani Jadi Makmur dan kelompok tani Mekar Sari dan Marsudi Tani menjadi sama. Dengan demikian penyebaran inovasi teknologi PTT padi rawa menjadi lebih cepat. Aktivitas kelompok dihitung berdasarkan pertemuan rutin yang dilakukan. Pertemuan rutin yang disepakati kelompok adalah 1 bulan sekali. Sedangkan pertemuan lainnya dilakukan bersamaan dengan pertemuan pengajian mingguan setiap malam jumat. Pertemuan rutin yang dilakukkan selama ini hanya 4 kali dalam 1 tahun. Melalui pembinaan BPTP Bengkulu, pertemuan dilakukan hampir setiap petugas BPTP Bengkulu melakukan kunjungan. Selama kunjungan yang dilakukan petugas BPTP Bengkulu, pertemuan sudah dilakukan sebanyak 13 kali. Pertemuan selalu dilakukan malam hari agar tidak mengganggu aktivitas petani di lahan pada siang hari. Aktivitas kelompok akibat dari pemberdayaan dihitung dengan rumus : AK = AK 1 – AK x 100 Sehingga diadapat peningkatan pemberdayaan kapasitas pertemuan kelompok setelah dibina melalui kegiatan m-P3BI berkisar antara 13 – 14 kali atau 225 .

4.1.5. Kinerja kelembagaan pendukung

Aktivitas kelembagaan pendukung seperti, kios saprodi, penggilingan padi sudah mulai terlihat, karena dengan berlangsungnya kegiatan m-P3BI 20 lahan rawa, dilakukan pemesanan saprodi untuk kegiatan penanaman padi. Namun jika dilaihat dari aktivitas berupa penyediaan pupuk, justru terjadi pengurangan aktivitas, karena jumlah pupuk yang diberikan pada lahan sawah lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah pupuk yang biasa diberikan petani. Dosis pupuk yang diberikan petani pada lahan sawahnya relatif lebih tinggi namun tidak berimbang bila dibandingkan dengan dosis pupuk yang diberikan pada lahan petani berdasarkan rekomendasi BPTP Bengkulu. Aktivitas penggilingan padi juga tidak terlihat lebih banyak dengan adanya penanaman padi kegiatan m-P3BI , hal ini karena jumlah gabah yang digiling tidak mengalami peningkatan akibat adanya penjualan gabah sebagai benih. Hasil panen padi kegiatan m-P3BI semuanya didaftarkan sebagai benih dengan kegiatan penangkaran. Oleh karena itu hasil panen yang diperoleh tidak untuk dikonsumsi. Gabah yang dikonsumsi merupakan kebutuhan rumah tangga petani yang selalui disediakan setiap kali panen. Kelebihan hasil panen yang didapat dijual sebagai benih selain dicadangkan untuk benih pertanaman berikutnya.

4.1.6. Kemitraan dengan pihak luar

Kemitraan dengan pihak luar baru terjadi dengan BPSB sebagai institusi pelaksana sertifikasi benih. Kemitraan dengan pihak lain terutama swasta terkait dengan benih yang dihasilkan, belum ada. Hal ini karena belum adannya pihak luar yang bersedia menampung benih yang dihasilkan. Kemitraan dengan pihak lain terutama swasta yang bergerak dibidang perbenihan sangat tergantung pada permintaan akan varietas benih disuatu tempat. Bila tidak ada rencana pengembangan atau penyebaran benih oleh pemerintah, biasanya permintaan akan benih oleh pihak swasta jarang terjadi bahkan mungkin tidak ada. Selama ini, petani lain diluar petani penangkar yang menanam padi, tidak melakukan pembelian benih untuk pertanamannya. Benih yang ditanam selain benih hasil panen sebelumnya, biasanya benih yang ditanam merupakan benih hasil bantuan pemerintah. Akibatnya, bila tidak ada benih bantuan dari pemerintah, petani menanam padi dengan benih hasil pertukaran dengan sesama petani yang mungkin sudah ditanam berulang-ulang sehingga pertumbuhan tanaman sudah tidak seragam lagi. 21

4.1.7. Apresiasi pemerintah daerah