17
m-P3BI pada musim tanam sebelumnya adalah 2,03 t ha gabah kering panen GKP Lampiran 3. Hasil ubinan setelah dibina melalui kegiatan m-P3BI yang
dikonversi ke hektar diperoleh hasil antara 4,95 – 8,30 t ha GKP. Produktivitas padi rawa dihitung dengan
: Y = Y
1
– Y x 100
Dimana : Y = produktivitas sebelum m-P3BI
Y
1
= produktivitas setelah m-P3BI
Sehingga didapat peningkatan produktivitas setelah dibina melalui kegiatan m-P3BI antara 2,92 – 6,27 t ha GKP atau 143,84 - 308,87 .
Besarnya peningkatan ini karena : a peningkatan jumlah tanaman dengan penerapan sistem tanam Legowo yang benar. Sistem tanam yang diterapkan
petani selama ini adalah sistem lorong 5: 1 yaitu setiap 5 baris tanaman dibuat 1 lorong, sehingga terjadi pengurangan jumlah tanaman. Setiap lorong yang
dibuat, akan mengurangi satu baris tanaman. Sedangkan dengan sistem tanam Legowo yang benar terjadi penambahan jumlah tanaman satu baris
setiap lorong yang dibuat, b Produktivitas tertinggi setelah dibina melalui kegiatan m-P3BI dicapai sebesar 8,30 t ha GKP disebabkan penggunaan
sistem tanamm Legowo 2: 1 dan klas benih Breder Seed label kuning. Sistem
tanam dan klas benih ini berbeda dengan sistem tanam kebanyakan diterapkan petani setelah dibina melalui kegiatan m-P3BI yaitu Legowo 4: 1
dan klas benih Stock Seed label ungu.
Sistem Tanam Legowo 2: 1 mempunyai jumlah tanaman per hektar yang lebih tinggi dibandingkan sistem tanam Legowo 4: 1. Dalam 1 hektar
lahan pada sistem tanam Legowo 4: 1 terdapat 300.000 rumpun tanaman, sedangkan pada sistem tanam Legowo 2: 1 terdapat 330.000 rumpun
tanaman. Sementara itu klas benih berpengaruh terhadap produktivitas yang dicapai. Semakin tinggi klas benih, semakin tinggi produktivitas yang dicapai.
Demikian sebaliknya, semakin rendah klas benih akan semakin rendah produktivitasnya, hal ini karena terjadinya penurunan produktivitas tanaman
yang ditanam berulang-ulang.
4.1.3. Peningkatan pendapatan petani
Peningkatan pendapatan petani padi merupakan selisih jumlah pendapatan setelah dibina melalui kegiatan m-P3BI dikurang jumlah
18
pendapatan sebelum dibina melalui kegiatan m-P3BI . Setelah panen, produktivitas yang dicapai antara 4,95 – 8,30 t ha GKP. Berdasarkan analisa
usahatani, terjadi peningkatan pendapatan yang cukup tinggi sebesar
4.545.323 –
23.975.323 rupiah dari keuntungan sebelumnya sebesar 13.903.126 rupiah menjadi sebesar 18.448.449 – 37.878.449 rupiah. Data
awal pendapatan petani rata-rata di lokasi kegiatan m-P3BI pada musim tanam sebelumnya adalah Rp 24.246.691 dengan keuntungan sebesar Rp
13.903.126 dan nilai RC ratio dan BC ratio masing-masing 2,34 dan 1,34 Lampiran 3.
Peningkatan pendapatan ini terutama terjadi karena selain efisiensi penggunaan pupuk, juga terjadi peningkatan produktivitas yang cukup tinggi
sebesar 2,92 – 6,27 ton ha.
4.1.4. Aktivitas kelompok akibat dari pemberdayaan
Aktivitas kelompok untuk kegiatan di dalam kelompok sendiri belum terlihat peningkatannya terutama dalam pertemuan rutin kelompok, hal ini
karena pertemuan masih banyak dilakukan bersama dengan petugas dari BPTP Bengkulu terkait penggalian data dan pertemuan dalam rangka
peningkatan pengetahuan dan keterampilan kelompok dalam penerapan inovasi teknologi padi rawa.
Peningkatan aktivitas kelompok justru terjadi di luar kelompok pelaksana petak percontohan demplot, terutama pada penerapan inovasi
teknologi sistem tanam legowo 4: 1 ataupun 2: 1. I nformasi melalui kontak langsung sesama petani terkait sitem tanam legowo yang dilakukan kelompok
tani Jadi Makmur yang dibina BPTP Bengkulu melalui kegiatan m-P3BI sampai ke kelompok lain dan diminati, sehingga undangan permintaan untuk
melakukan penanaman dengan sistem tanam legowo 4: 1 ataupun 2: 1 banyak berdatangan. I nformasi yang mereka terima bahwa sistem tanam legowo
yang benar justru akan menambah jumlah tanaman, sehingga produktivitas yang akan didapat menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan sistem tanam
yang selama ini mereka lakukan. Selama ini kelompok tani di Kabupaten Mukomuko terutama yang
tergabung dalam Gapoktan Suka Maju berangapan bahwa sistem tanam yang dilakukan mereka sudah menerapkan sistem tanam legowo, ternyata setelah
mengikuti pertemuan dengan petugas dari BPTP Bengkulu melalui
19
kegiatan m-P3BI , sistem tanam yang umumnya dilakukan petani bukan sistem tanam legowo, tetapi sistem tanam yang hanya membuat lorong setiap lima
baris tanaman. Sistem tanam demikian akan mengurangi satu baris tanaman setiap lorong yang terbentuk. Hal ini berbeda dengan sistem tanam legowo
yang justru akan menambah satu baris tanaman setiap lorong yang terbentuk, karena setiap tanaman pinggir dilakukan penyisipan tanaman.
Mendapat informasi dari kelompok tani Jadi makmur bahwa permintaan beberapa kelompok agar pada lahan mereka dilakukan juga
penanaman dengan sistem tanam legowo 4: 1 ataupun 2: 1, tim m-P3BI meresponya dengan melakukan pertemuan pertama pada dua kelompok tani
yaitu Mekar Sari dan Marsudi Tani. Tujuan pertemuan adalah untuk menjelaskan inovasi teknologi PTT padi rawa secara lengkap, sehingga
penerapan teknologi PTT padi rawa pada kelompok tani Jadi Makmur dan kelompok tani Mekar Sari dan Marsudi Tani menjadi sama. Dengan demikian
penyebaran inovasi teknologi PTT padi rawa menjadi lebih cepat. Aktivitas kelompok dihitung berdasarkan pertemuan rutin yang
dilakukan. Pertemuan rutin yang disepakati kelompok adalah 1 bulan sekali. Sedangkan pertemuan lainnya dilakukan bersamaan dengan pertemuan
pengajian mingguan setiap malam jumat. Pertemuan rutin yang dilakukkan selama ini hanya 4 kali dalam 1 tahun. Melalui pembinaan BPTP Bengkulu,
pertemuan dilakukan hampir setiap petugas BPTP Bengkulu melakukan kunjungan. Selama kunjungan yang dilakukan petugas BPTP Bengkulu,
pertemuan sudah dilakukan sebanyak 13 kali. Pertemuan selalu dilakukan malam hari agar tidak mengganggu aktivitas petani di lahan pada siang hari.
Aktivitas kelompok akibat dari pemberdayaan dihitung dengan rumus :
AK = AK
1
– AK x 100
Sehingga diadapat peningkatan pemberdayaan kapasitas pertemuan kelompok setelah dibina melalui kegiatan m-P3BI berkisar antara 13 – 14 kali
atau 225 .
4.1.5. Kinerja kelembagaan pendukung