Klasifikasi dan Kodefikasi pelaksanaan simak bmn pada satker deputi i semester satu tahun anggaran 2015 bpom evi dwi pebriani 2015

Seperti yang telah dibahas dalam Buku Pedoman Penatausahaan BMN Badan POM RI Revisi Ke-1, pengkodean BMN diperlukan untuk memudahkan pencatatan dan pengendalian, BMN selain diberikan identifikasi berupa nama, juga diberikan identifikasi dalam bentuk kode. Pemberian kode BMN sepenuhnya mengacu kepada PMK No.29PMK.062010 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara. Untuk memberikan identitas, BMN diberikan nomor kode barang ditambah nomor urut pendaftarannya dan kode lokasi ditambah tahun perolehannya. Berdasarkan hasil observasi dan penelaahan dokumen yang dilakukan oleh penulis, dapat diketahui bahwa seluruh BMN yang ada di lingkungan Deputi I diberikan identifikasi berupa nama barang beserta kode. Uraian nama dan kode BMN sudah terintegrasi dengan aplikasi SIMAK-BMN, sehingga pada saat penginputan data BMN ke dalam aplikasi, maka secara otomatis kodefikasi akan diberikan kepada BMN tersebut. Kemudian daftar kodefikasi BMN yang terintegrasi dengan aplikasi SIMAK-BMN sudah sesuai atau mengacu pada PMK No.29PMK.062010. Skema kode identitas BMN dan kode lokasi yang ada dalam aplikasi SIMAK-BMN Deputi I adalah sebagai berikut: GAMBAR 4.2 SKEMA KODEFIKASI BMN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PRODUK TERAPETIK NAPZA Kode PB Kode PPB-E1 Kode PPB-W Kode KPB Kode PKPB Jenis Kewenangan XXX . XX. XXXX. XXXXXX. XXX. KP. XXXX Tahun Perolehan X. XX. XX. XX. XXX. XXXXXX Nomor urut pendaftaran Sub-sub kelompok Sub kelompok Kelompok Bidang Golongan Sumber: PMK No.29PMK.062010 Sehingga kodefikasi BMN misalnya berupa notebook yang dimiliki Deputi I yang diperoleh tahun 2014. Pada saat perolehan barang tersebut nomor pencatatan terakhir untuk notebook yang dikuasai satuan kerja yang bersangkutan adalah 000038. Berdasarkan hal tersebut UAKPB memberikan label pada notebook tersebut sebagai berikut: GAMBAR 4.3 CONTOH KODEFIKASI BMN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PRODUK TERAPETIK NAPZA Sumber: Aplikasi SIMAK-BMN Kodefikasi BMN sebagaimana di atas seharusnya dituliskan pada BMN terkait. Sehubungan dengan aspek pelabelan kode BMN Ketua Unit Akuntansi KeuanganBarang Deputi I menyampaikan bahwa: “Pada umumnya kodefikasi BMN di Deputi I dibuat dalam label khusus yang ditempelkan pada BMN terkait. Tetapi berdasarkan jenis dan karakteristik BMN, maka tidak semua BMN dapat atau memungkinkan ditempelidiberikan identitas BMN, misalnya tanah, gedung, dan lainnya”. Sehubungan dengan pemberian label pada BMN, dari hasil observasi ditemukan bahwa ada beberapa BMN yang labelnya masih menggunakan sistem kodefikasi yang lama dan belum diperbarui. Terkait dengan perihal pemberian label kode BMN yang belum diperbarui, dikonfirmasi oleh Ketua Unit Akuntansi KeuanganBarang Deputi I yang menyampaikan bahwa: “Sebagian BMN yang dimungkinkan untuk diperbarui stickerlabel kodefikasi identitas BMN, tetapi oleh kami belum diperbarui label kode barangnya dikarenakan keterbatasan tenaga kami sebagai pengelola BMN untuk pengecekan fisik label BMN. Selain sebagai pengelola BMN kami juga harus mengerjakan akuntansi dan pelaporan anggaran Deputi I. Namun kami sudah mengupdate kode barang tersebut di aplikasi dan Laporan BMN. Sehingga proses penatausahaan BMN insyallah tidak akan mengalami kendala”.

E. Transaksi BMN

Seperti yang telah diuraikan pada bab II tentang tinjauan teori bahwa transaksi dalam SIMAK-BMN yaitu: 1. Transaksi Saldo Awal Saldo awal merupakan saldo BMN pada awal tahun anggaran berjalan atau awal tahun mulai diimplementasikannya SIMAK- BMN yang merupakan akumulasi dari seluruh transaksi BMN tahun sebelumnya atau merupakan BMN yang sampai dengan tahun pelaporan belum dilakukan proses pencatatan sehingga harus dilakukan pencatatan pada saldo awal. 2. Transaksi Perolehan BMN, meliputi Pembelian, Transfer Masuk, Hibah, Rampasan, Penyelesaian Pembangunan, Pembatalan Penghapusan, Reklasifikasi Masuk, dan Pelaksanaan dari PerjanjianKontrak. 3. Transaksi Perubahan BMN, meliputi Pengurangan, Pengembangan, Perubahan Kondisi, dan Koreksi Perubahan NilaiKuantitas. 4. Transaksi Penyusutan BMN 5. Transaksi Penghapusan BMN, meliputi Penghapusan, Transfer Keluar, Hibah keluar, Reklasifikasi Keluar. Berdasarkan hasil observasi dan telaah dokumen yang dilakukan penulis, diketahui bahwa transaksi yang terdapat pada Deputi I selama TA 2015 semester I adalah sebagai berikut: 1. Transaksi Saldo Awal Transaksi saldo awal BMN sebelum koreksi pada Deputi I periode semester I TA 2015 total Rp 8.169.523.449,-. Sedangkan total