Kesimpulan pelaksanaan simak bmn pada satker deputi i semester satu tahun anggaran 2015 bpom evi dwi pebriani 2015

Unit Akuntansi Keuangan dan Barang Pada Satuan Kerja Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan NAPZA TA 2015. Namun susunan pengelola BMN yang tercantum dalam SK tersebut tidak ada petugas pengelola BMN yang memiliki wewenang dan tugas sebagai verifikator SIMAK-BMN. Beban kerja petugas pengelolaan BMN juga belum fokus ke BMN. 3. Hardware dan software SIMAK-BMN yang ada pada Satker Deputi I sudah memenuhi kriteria pada PMK No.213PMK.052013. Dikarenakan software terkait dengan pelaksanaan akuntansi dan pelaporan BMN sudah pemberian dari Ditjen Perbendaharaan. Sedangkan hardware yang suport terhadap software tersebut sudah tersedia di Satker Kedeputian I. 4. Klasifikasi dan kodefikasi BMN pada Satker Deputi I sudah sesuai dengan PMK No.213PMK.052013. Pemberian label kodefikasi BMN terhadap BMN terkait perlu untuk lebih ditertibkan kembali, karena masih ada beberapa BMN yang memungkinkan untuk diperbarui label kodefikasi tetapi belum diperbarui labelnya. 5. Transaksi BMN yang dilaksanakan Deputi I selama Semester I TA 2015 ada transaksi saldo awal; transaksi perolehan melalui pembelian, transfer masuk, dan reklasifikasi masuk; transaksi perubahan meliputi pengembangan dan koreksi perubahan nilaikuantitas; transaksi penyusutan; dan transaksi penghapusan melalui reklasifikasi keluar. 6. Kebijakan akuntansi BMN yang diterapkan Satker Deputi I semua sudah dicatat, diakui, dan disajikan dalam Laporan BMN Semester I TA 2015 dengan jelas dan terperinci hitungannya. Pengakuan barang intrakomptabel maupun ekstrakomptabel sudah secara otomatis dilakukan oleh aplikasi SIMAK-BMN. 7. Prosedur akuntansi dan pelaporan BMN pada Satker Deputi I sebagian besar sudah dilaksanakan dan mengacu pada PMK No.213PMK.052013. Semua item Laporan BMN telah dibuat dan telah disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa tata pengarsipan terkait dokumen- dokumen BMN belum terpusat dan rapi. Serta masih ada sesuatu yang kurang dari prosedur yang harus dilaksanakan, yaitu proses rekonsiliasi internal yang belum didukung dengan adanya Berita Acara Rekonsiliasi.

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan saran berupa: 1. Satker Deputi diharapkan melakukan pemisahan yang jelas antara UAKPB, UPKPB, dan UAKPA. Terutama pada UAKPB dan UAKPA, sehingga nantinya bisa terwujud check and balance. 2. Satker Deputi I diharapkan dapat secara formal juga menambahkan pengelola BMN yang bertugas sebagai verifikator tingkat satuan kerja. Adanya pengawasan yang konsisten tentang pembagian tugas serta wewenang pada masing-masing pengelola BMN. Diharapkan juga petugas pengelola BMN yang ditunjuk adalah yang benar-benar berkompeten dibidang BMN. 3. Memonitor terus kondisi hardware yang digunakan untuk aplikasi SIMAK-BMN. Diharapkan selalu meng-update aplikasi terbaru SIMAK-BMN tepat pada waktunya. 4. Memperbarui pelabelan aset dengan peraturan terkini serta memberikan label pada BMN yang jadi aset tepat pada waktunya. 5. Diharapkan data transaksi dari masing-masing direktorat bisa terkumpul tepat waktu untuk memudahkan koordinator dalam proses input data Satker. 6. Membuat BAR setiap melaksanakan rekonsiliasi baik dengan pihak internal maupun dengan pihak eksternal. 7. Diharapkan pengarsipan data terkait laporan dan data dukung maupun ADK BMN dikoordinasikan dengan baik sehingga data tidak tercecer di masing-masing direktorat.