Prinsip Dasar SMK3 dalam Perundang-undangan

17 elemen yang terdapat dalam SMK3. Hal dikarenakan proyek ini memiliki pekerja lebih dari 100 orang. Keberhasilan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3 di tempat kerja dapat diukur menurut Permenaker Nomor: 05MEN1996 sebagai berikut: a. Untuk tingkat pencapaian 0-59 dan pelanggaran peraturan perundangan nonconformance dikenai tindakan hukum. b. Untuk tingkat pencapaian 60-84 diberikan sertifikat dan bendera perak. c. Untuk tingkat pencapaian 85-100 diberikan sertifikat dan bendera emas. Ditinjau dari segi kinerja penerapan penyelenggaraan SMK3 konstruksi bidang Pekerjaan Umum menurut Permen PU Nomor: 09PRT2008 terbagi menjadi 3 bagian, yaitu: a. Baik, bila mencapai hasil penilaian 85. b. Sedang, bila mencapai hasil penilaian 60 - 85. c. Kurang, bila mencapai hasil penilaian 60.

2.7. Prinsip Dasar SMK3 dalam Perundang-undangan

Prinsip dasar SMK3 yang terdapat dalam perundang-undangan dalam mengatur dan mendefenisikan mengenai K3 sudah ada sejak tahun 1970. Perlindungan untuk setiap tenaga kerja terlihat dalam Peraturan Undang-undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja menjelaskan bahwa bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. Sedangkan pada undang-undang No.13 tahun 2003 terdapat prinsip dasar SMK3 yang diatur dalam pasal 87 tentang ketenagakerjaan yang diantaranya berisi: Universitas Sumatera Utara 18 1. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manjemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. 2. Ketentuan mengenai penerapan sistem manjemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diatur dengan Peraturan Pemerintah. Setelah peraturan SMK3 dalam undang-undang, maka dikeluarkan peraturan pelaksanaan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja PER. 05MEN1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Peraturan pelaksanaan ini ditujukan untuk kegiatan industri yang terdiri dari ayat b, c dan d sebagai berikut: 1. Ayat b menyatakan bahwa untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain yang berada di tempat kerja, serta sumber produksi, proses produksi dan lingkungan kerja dalam keadaan aman, maka perlu penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 2. Ayat c menyatakan bahwa dengan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat mengantisipasi hambatan teknis dalam era globalisasi perdagangan. 3. Ayat d menyatakan bahwa untuk Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja perlu ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Dalam rangka mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi demi tercapainya keamanan K3, maka ditetapkan Peraturan Menteri tentang Pedoman SMK3 kontruksi bidang Pekerjaan Umum. Menteri Pekerjaan Umum pada tahun 2008 telah menerbitkan sebuah regulasi baru berupa Permen PU No. 09 Tahun 2008 tentang SMK3 yang ditindaklanjuti dengan penandatanganan fakta komitmen pada tanggal 12 februari tahun 2009 di Jakarta. Simatupang, 2008. Dalam komitmen bersama antara kementrian tenaga kerja Kemenaker dan Pekerjaan Umum PU Universitas Sumatera Utara 19 yang salah satu diantaranya sarat pekerjaan konstruksi itu adalah “mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 menjadi faktor kunci sukses penyelenggaraan konstruksi”. Dengan demikian penyelenggaraan jasa konstruksi di Indonesia telah memasuki era baru yang pantas disambut lega oleh para pemerhati masalah keselamatan tenaga kerja konstruksi di Indonesia. Salah satu kendala yang mengganjal penerapan SMK3 pada proyek konstruksi adalah adanya anggapan bahwa penerapan SMK3 di sektor konstruksi memakan biaya tinggi dan pengusaha yang peduli keselamatan kerja para karyawannya jelas tidak akan mungkin jadi pemenang tender apabila memasukkan biaya K3 dalam dokumen penawarannya sebab tawarannya pasti bukanlah tawaran yang terendah. Namun karena adanya yang tertulis dalam Permen PU No. 09PRTM2008 tersebut pada pasal 11 butir 2 yang menjelaskan “Penyedia jasa wajib memasukkan biaya penyelenggaraan SMK3 konstruksi bidang Pekerjaan Umum dalam harga penawaran pengadaan jasa konstruksi..dst. Maka salah satu kendala yaag ada telah terhapuskan karena semua peserta tender sudah diwajibkan memasukkan biaya penyelenggaraan K3 dalam dokumen. Peraturan Menteri tentang Pedoman SMK3 kontruksi bidang Pekerjaan Umum Nomor: 09PRT2008 tercantum dalam ayat a, b dan c sebagai berikut: 1. Ayat a menyatakan bahwa dalam rangka mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi syarat-syarat keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi. 2. Ayat b menyatakan bahwa agar penyelenggaraan keamanan, keselamatan dan, kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi bidang Pekerjaan Umum dapat terselenggara secara optimal, maka diperlukan suatu pedoman pembinaan dan Universitas Sumatera Utara 20 pengendalian sistem keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi bidang Pekerjaan Umum. 3. Ayat c menyatakan bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Menteri tentang Pedoman Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 Konstruksi bidang Pekerjaan Umum.

2.8. AcuanElemen - Elemen Penerapan SMK3