Komunikasi, Keterlibatan dan Konsultansi a. Komunikasi

29 Adapun persyaratan kompetensi, pelatihan dan kepedulian yang tercantum dalam Permen Nomor: 09PRTM2008 adalah sebagai berikut: 1 Menjamin setiap karyawan yang terlibat dalam pekerjaan yang mengandung risiko K3 memiliki kompetensi atas dasar pendidikan dan pelatihan atau pengalaman yang sesuai. 2 Mengidentifikasi dan melaksanakan pelatihan K3. 3 Mengevaluasi keefektifan pelatihan. 4 Membuat, menerapkan dan memlihara prosedur kerja karyawan. 5 Prosedur pelatihan harus mempertimbangkan perbedaan tingkatan untuk:  Tanggung jawab, kemampuan, keterampilan bahasa dan pendidikan.  Resiko.

2.8.3.3. Komunikasi, Keterlibatan dan Konsultansi a. Komunikasi

Komunikasi dua arah yang efektif dan pelaporan rutin merupakan sumber penting dalam penerapan SMK3. Penyediaan informasi yang sesuai bagi tenaga kerja dan semua pihak yang terkait dapat digunakan untuk memotivasi dan mendorong penerimaan serta pemahaman umum dalam upaya perusahaan untuk meningkatkan kinerja K3. Perusahaan harus mempunyai prosedur untuk menjamin bahwa informasi K3 terbaru dikomunikasikan ke semua pihak dalam perusahaan. Dalam kaitannya dengan bahaya K3, penyedia jasa harus membuat menerapkan dan memelihara prosedur untuk: 1 Komunikasi internal. 2 Komunikasi dengan pemasok. 3 Menerima, mendokumentasikan dan menanggapi kritik saran dari pihak luar. Universitas Sumatera Utara 30

b. Keterlibatan dan Konsultansi

Keterlibatan dan konsultansi keterlibatan kerja mencakup dalam beberapa hal sebagai berikut: 1 Membuat, menerapkan dan memelihara keterlibatan kerja dalam hal:  Identifikasi bahaya, pnilaian resiko dan menentukan pengendalian.  Penyelidikan insiden.  Pengembangan dan pengkajian kebijakan dan sasaran K3.  Konsultansi jika ada beberapa perubahan yang mempengaruhi K3.  Sebagai perwakilan atas hal-hal yang berkaitan dengan K3. 2 Menginformasikan kepada pekerja tentang pengaturan keterlibatannya, termasuk siapa yang mewakili jika terkait dengan hak-hal K3. 3 Konsultansi dengan pemasok dan sub kontraktor jika ada perubahan pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan K3.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan unsur utama dari setiap sistem manajemen dan harus dibuat sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Proses dan prosedur kegiatan perusahaan harus ditentukan, didokumentasikan dan diperbarui apabila diperlukan. Perusahaan harus dengan jelas menentukan jenis dokumen dan pengendaliannya yang efektif. Pendokumentasian SMK3 juga mendukung kesadaran tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan K3 dan evaluasi terhadap sistem dan kinerja K3. Bobot dan mutu pendokumentasian ditentukan oleh kompleksitas kegiatan perusahaan. Apabila unsur SMK3 terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan secara menyeluruh, maka pendokumentasian SMK3 harus diintegrasikan dalam keseluruhan dokumentasi yang ada. Dokumentasi SMK3 meliputi: 1 kebijakan K3. Universitas Sumatera Utara