39
3 Training. e.
Alat pelindung diri APD yang terdiri dari sabuk pengaman, sarung tangan, pelindung kepala, pelindung wajah masker dan lain-lain.
Kelima hierarki di atas memperlihatkan adanya hierarki cara berfikir yang harus ditanamkan kepada pelaksana dalam rangka mengendalikan resiko. Pelaksana
harus memulai dari butir a eliminasi, kemudian butir b substitusi, lalu ke butir c engineering, demikan seterusnya sampai butir e. Sebuah kesalahan apabila
pelaksana pekerjaan langsung loncat atau melangkah ke butir e tanpa berfikir terlebih dahulu tentang butir-butir sebelumnya. Pada kasus lain, meskipun pelaksana
pekerjaan sudah memulai tahap-tahap sesuai hierarki di atas dikarenakan nilai resiko yang diterima sedimikian besarnya, maka pelaksana pekerjaan diharuskan untuk
tetap sampai pada hierarki terakhir e=alat pelindung diri. Pengendalian resiko akan direalisasikan ke dalam Program Kerja K3 yang
terdiri dari: 1
Item program kerja. 2
Durasi masing-masing program kerja. 3
Waktu dimulainya program kerja. 4
Keterkaitan satu program kerja dengan program kerja lainnya. 5
Penanggung jawab masing-masing program kerja. BPKSDM, 2009
2.10. Program Kerja K3
Hasil dari IBPR diutamakan dalam penyusunan sasaran dan program K3 konstruksi, yaitu merencanakan kebutuhan fasilitas dan kegiatan K3 yang diperlukan
dalam pelaksanaan proyek konstruksi tersebut. Perlindungan dari bahaya kecelakaan harus diprogramkan dengan cara memberi keterampilan kerja dengan memperhatikan
upaya K3 agar terlindung dan mencegah dari resiko bahaya yang mengancam kepada
Universitas Sumatera Utara
40
setiap personil yang berada di lokasi proyek konstruksi sampai pada batas yang dapat diterima. Program K3 harus dibuat tidak terlepas dari program pembelajaran yang
harus dilakukan untuk menerapkan K3 dalam melaksanakan pekerjaan proyek konstruksi agar semua pihak yang berkepentingan dalam proyek tersebut memahami
kondisi proyek yang beresiko tinggi. Adapun beberapa bagian dari program kerja Keselamtan dan Kesehatan Kerja
K3 adalah sebagai berikut:
a. Kelengkapan Administrasi K3
Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi kelengkapan administrasi K3, meliputi:
1 Pendaftaran proyek ke departemen tenaga kerja setempat.
2 Pendaftaran dan pembayaran asuransi tenaga kerja Astek.
3 Pendaftaran dan pembayaran asuransi lainnya, bila disyaratkan proyek.
4 Ijin dari kantor kimpraswil tentang penggunaan jalan atau jembatan yang menuju
lokasi untuk lalu lintas alat berat. 5
Keterangan layak pakai untuk alat berat maupun ringan dari instansi yang berwenang memberikan rekomendasi.
6 Pemberitahuan kepada pemerintah atau lingkungan setempat.
b. Pelaksanakan Kegiatan K3 di Lapangan
Pelaksanaan kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 di lapangan meliputi:
1 Kegiatan K3 di lapangan berupa pelaksanaan safety plan melalui kerja sama
dengan instansi yang terkait K3 yaitu depnaker, polisi dan rumah sakit. 2
Pengawasan pelaksanaan K3, meliputi kegiatan:
Universitas Sumatera Utara
41
Safety patrol, yaitu suatu tim K3 yang terdiri dari 2 atau 3 orang yang
melaksanakan patroli untuk mencatat hal-hal yang tidak sesuai ketentuan K3 dan yang memiliki resiko kecelakaan.
Safety supervisor, yaitu petugas yang ditunjuk manajer proyek untuk
mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilihat dari segi K3.
Safety meeting; yaitu rapat dalam proyek yang membahas hasil laporan safety patrol maupun safety supervisor.
3 Pelaporan dan penanganan kecelakaan berat, ringan, korban meninggal dan
peralatan berat. Beesono, 2012
c. Pelatihan K3