Pemenuhan Perundang-undangan dan Persyaratan lainnya

23  Mengidentifkasi bahaya yang berasal dari luar tempat kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan dan krselamatan personil di tempat kerja.  Bahaya yang ada di sekitar tempat kerja dikaitkan dengan kegiatan kerja penyedia jasa.  Sarana dan prasarana, peralatan dan bahan di tempat kerja yang disediakan oleh penyedia jasa atau pihak lain.  Modifikasi pada SMK3 termasuk perubahan sementara dan dampaknya pada operasi, proses dan kegiatannya.  Beberapa kewajiban perundangan yang digunakan terkait dengan penilaian resiko dan penerapan dan pengendaliannya.  Desain lokasi kerj, proses, instalasi, mesinperalatan, prosedur operasi dan instruksi kerja termasuk penyesuaian terhadap kemampuan manusia. 3 Penyedia Jasa harus menerapkan prosedur untuk identifkasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan. 4 Penyedia Jasa harus memelihara prosedur untuk identifkasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan. 5 Penyedia Jasa harus mendokumentasikan dan menjaga rekaman hasil identifkasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan.

2.8.2.2. Pemenuhan Perundang-undangan dan Persyaratan lainnya

Pemenuhan perundang-undangan dan persyaratan lainnya merupakan bagian dari perencanaan safety plan yang di dalamnya terdapat item pekerjaan yang resiko bahaya pengendaliannya diatur oleh perundang-undangan. Perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk inventarisasi, identifikasi dan pemahaman pemenuhan perundangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan K3 sesuai dengan kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara 24 Pengurus harus menjelaskan peraturan perundangan dan persyaratan lainnya kepada setiap tenaga kerja. Sastrohadiwiryo, 2001 Dalam hal ini, Penyedia Jasa wajib melaksanakan peraturan sebagaimana yang terdapat dalam permen Nomor: 08PRTM2008 berikut: 1 Membuat prosedur untuk mengidentifikasi dan mengakses peraturan dan persyaratan K3 yang digunakan. 2 Menerapkan prosedur untuk mengidentifikasi dan mengakses peraturan dan persyaratan K3 yang digunakan. 3 Memelihara prosedur untuk mengidentifikasi dan mengakses peraturan dan persyaratan K3 yang digunakan. 4 Memperhatikan perundang-undangan dan peraturan lain yang berlaku dalam membuat, menerapkan dan memelihara SMK3. 5 Memelihara informasi ini selalu mutakhir. 6 Mengkomunikasikan informasi persyaratan peraturan dan persyaratan lain yang relevan untuk personil yang bekerja dalam pengendalian Penyedia Jasa dan pihak terkait yang relevan. 7 Memasukkan biaya penyelenggaraan SMK3 konstruksi bidang Pekerjaan Umum dalam harga penawaran pengadaan jasa konstruksi. 8 Membuat pra „„RK3K‟‟ sebagai salah satu kelengkapan penawaran lelang dalam proses pengadaan barangjasa yang diikuti sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku. 9 Menyusun tingkat risiko kegiatan yang akan dlaksanakan untuk dibahas dengan PPK yang disusun pada awal kegiatan. 10 Melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada setiap paket pekerjaan yang mempunyai resiko K3 tinggi. Universitas Sumatera Utara 25 11 Melibatkan sekurang-kurangnya Petugas K3 Konstruksi pada setiap paket pekerjaan yang mempunyai resiko K3 sedang dan kecil. 12 Melakukan kerja sama untuk membentuk kegiatan SMK3 Konstruksi bidang Pekerjaan Umum bila ada dua atau lebih Penyedia Jasa yang bergabung dalam suatu kegiatan. Kerja sama kegiatan SMK3 Konstruksi bidang Pekerjaan Umum tesebut dipimpin oleh penanggung jawab utama Penyedia Jasa. 13 Membentuk P2K3 bila :  Mengelola pekerjaan yang memperkerjakan pekerja dengan jumlah paling sedikit 100 orang.  Mengelola pekerjaan yang memperkerjakan pekerja kurang dari 100 orang, akan tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang mempunyai resiko besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan penyinaran radioaktif. 14 Melapor ke Dinas Tenaga Kerja dan Jamsostek setempat sesuai ketentuan yang berlaku. 15 Membuat laporan rutin kegiatan P2K3 ke Dinas enaga Kerja setempat dan tembusannya disampaikan kepada PPK Pejabat Pembuat Komitmen. 16 Melaksanakan audit internal K3 konstruksi bidang Pekerjaan Umum. 17 Membuat rangkuman aktifitas pelaksanaan SMK3 konstruksi bidang Pekerjaan Umum sebagai bagian dari dokumen serah terima kegiatan pada akhir kegiatan. 18 Melaporkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen PPK dan Dinas Tenaga Kerja setempat tentang kejadian berbahaya dan kecelakaan. 19 Menindaklanjut surat peringatan yang diterima dari PPK. 20 Bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja konstruksi. 21 Melakukan pengendalian resiko K3 konstruksi bidang Pekerjaan Umum yang Universitas Sumatera Utara 26 meliputi; inspeksi tempat pekerja, peralatan dan sarana pencegahan kecelakaan kerja konstruksi sesuai dengan RK3K. 22 Memiliki sertifikat K3 perusahaan yang diterbitkan oleh lembaga sertikasi yang telah terakreditasi oleh Komite Akrediatsi Nasional KAN apabila melaksanakan pekerjaan dengan tingkat resiko tinggi.

2.8.2.3. Sasaran dan Program K3