yang kita bisa karena suatu saat kita juga pasti akan membutuhkan bantuan baik itu bantuan tenaga maupun bantuan dalam bentuk dana. Menurut beliau
tidak perlu perhitungan dalam acara adat ini. informan ini juga aktif dalam kegiatan kerohanian. Itu terlihat dari keaktifan beliau di gereja, dengan rajin
untuk beribadah ke gereja dan kegiata ibadah kebaktian di rumah yang disebut “partonggoan” . selain rajin ke gereja beliau juga salah satu anggota majelis
jemaat karena beliau merupakan salah satu penatua sintua di gereja juga pernah menjabat sebagai bendahara jemaat. Informan ini juga sangat pintar
dalam bergaul yaitu setiap sore beliau selalu menghabiskan waktu di kedai- kedai kopi untuk bergaul dengan orang-orang yang ada di kedai tersebut.
sedangkan istri informan merupakan seorang Ibu rumah tangga yang sehari- hari pergi ke ladang untuk mengurus tanaman padi atau cabai rawit yang
ditanam sendiri.
d. Laksaroi Purba
Beliau merupakan penduduk Desa Marubun Lokkung berusia 62 tahun dan merupakan orang asli Simalungun. beliau memilki seorang istri dengan 5
orang anak. Keseharian beliau disibukkan dengan mengurus ladang dengan tanaman padi dan sibuk menyadap karet miliknya. Meskipun sudah berusia 62
tahun beliau masih sangat cepat dalam bekerja dilahan miliknya. Ketahanan beliau terlihat muai beliau berangkat keladang dengan jarak sekitar 4
kilometer dari desa ditempuh dengan berjalan kaki dengan kondisi jalan menuju ladang berbukit dengan jalan setapak dan apabila turun hujan akan
berlumpur dan sangat licin untuk dilalui. Meskipun hasil yang keluar dari
Universitas Sumatera Utara
lahan tersebut hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tetapi beliau setiap hari selalu semangat untuk berangkat mengolah lahan miliknya.
Semangat beliau pergi keladang untuk mengolah lahan juga seimbang dengan semangat beliau untuk ikut bergotong royong didalam acara pesta adat secara
khusus. Beliau merupakan orang yang paling rajin datang untuk kegiatan “marhobas”. Apabila biasanya kegiatan marhobas dimuai pukul 05.30 pagi
beliau sudah dilokasi pukul 05.00 dan selalu menjadi orang yang pertama datang dan langsung memasak.
Menurut beliau itu dilakukannya karena beliau sudah terbiasa cepat dan tidak mau menunggu orang lain untuk bekerja, melainkan beliau
beranggapan yang dilakukannya tersebut dapat memancing orang lain untuk lebih cepat datang ke lokasi kegiatan gotong royong. Beliau selalu berperan
dalam memasak lauk yang dipersiapkan untuk pesta dan juga mengawasi distribusi makanan tersebut kemana saja harus diberikan, karena dalam adat
Simalungun ada beberapa jenis makanan dan setiap makanan ditujukan terhadap orang yang berbeda pangkatnya didalam adat Simalungun. peran
tersebut sangat dibutuhkan dalam sebuah acara adat karena apabila makanan tidak lengkap jenisnya maka sebuah acara adat dinyatakan tidak lengkap
disebabkan makanan khusus tersebut merupakan bentuk penghormatan bagi pemilik pesta kepada tamu yang datang terkhusus keluarga dari pihak
mempelai perempuan yang memiliki pangkat yang dihormati didalam pesta tersebut. Meskipun tidak termasuk dalam pengurus gereja informan ini tetap
rajin datang ke gereja untuk beribadah, atau beribadah rumah.
Universitas Sumatera Utara
Waktu informan juga banyak dihabiskan untuk bergaul dengan orang lain. Setiap sore beliau selalu
“nongkrong” di kedai yang menjual minuman tuak, dalam bahasa setempat disebut
“pakter tuak” untuk minum tuak sambil mengobrol dengan teman-temannya, penuturan beliau terkadang ia pulang
dalam keadaan normal, tetapi tidak jarang dalam keadaan mabuk.
e. Jannes Purba