Letak Geografis Desa DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.1 Letak Geografis Desa

Desa Marubun Lokkung merupakan salah satu Desa yang terletak dalam wilayah kecamatan Dolok Silau Kabupaten Simalungun. secara geografis desa ini berada pada 900 meter diatas permukaan laut, suhu udara yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin di kisaran 25-29 ℃ membuat desa ini nyaman dan tentram dengan udara yang masih bersih seperti desa pada umumnya. Pemumukiman warga Desa Marubun Lokkung bersifat memanjang atau mengikuti alur jalan, hal ini disebabkan masyarakat ingin lebih cepat mengakses jalan. Desa marubun Lokkung dikelilingi oleh perkabunan karet dan perkabunan kelapa sawit milik masyarakat. Penduduk Desa Marubun Lokkung banyak menggantungkan hidupnya dari perkebunan karet dan kelapa sawit, namun masih didominasi oleh perkebunan sawit. Warga desa bekerja dengan menyadap karet atau mengambil buah kelapa sawit “mandodos”. Komoditas karet dan kelapa sawit ini menjadi andalan warga sebagai sumber pendapatan. Selain penyadap karet dan pengambil buah kelapa sawit warga Desa Marubun Lokkung ada juga yang berprofesi sebagai Guru, baik yang sudah menjadi Pegawai negeri Sipil maupun yang masih Honorer namun jumlahnya hanya sedikit. Letak georafis Desa Marubun lokkung tepatnya pada: 1. Disebelah Timur Marubun Lokkung berbatasan dengan Desa Bah Ger-ger yang terletak dalam Kabupaten Serdang Bedagai Universitas Sumatera Utara 2. Disebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bahoan 3. Disebelah Barat berbatasan dengan Desa Nagori Togur 4. Disebelah Utara berbatasan dengan Desa Huta Bayu Desa Marubun Lokkung merupakan perbatasan antara Kabupaten Simalungun dengan Kabupaten Serdang Bedagai yakni hanya berjarak satu kilometer dari Desa Bah Ger-ger. Desa ini dapat digolongkan kedalam desa swakarya, dapat dilihat bahwa masyarakat desa belum mampu mengolah komoditas perkebunan mereka menjadi barang yang lebih bernilai, melainkan menjualnya dalam bentuk barang mentah kepada agen-agen karet atau agen kelapa sawit yang ada di Desa atau yang datang dari daerah lain diuar Desa. Namun dari segi fasilitas Desa sudah cukup memadai sebagai penghasil komoditas industry perkebunan. Terlihat dari jalan yang cukup baik, karena jalan di Desa ini mengalami perbaikan aspal dan pelebaran yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2008 dan terus berlanjut hingga tahun 2010 sehingga masih sangat baik untuk ukuran pedesaan. Namun otoritas Desa dalam hal ini pemerintah Desa Marubun Lokkung belum ada menggerakkkan masyarakat untuk bergotong royong dalam perawatan jalan, sehingga lambat laun jalan mulai menyempit akibat rumput-rumput mulai tumbuh dipinggiran jalan karena adanya tanah yang menempel dijalan. Penyempitan jalan ini disebabkan oleh fasilitas drainase seperti selokan “paret” di Desa ini belum memadai. Bahkan sebagian besar jalan di Desa ini belum memilki selokan, sehingga setiap turun hujan banyak air yang mengaliri badan jalan seraya membawa material pasir dan tanah, yang terus terakumulasi yang mengakibatkan Universitas Sumatera Utara adanya bidang untuk bertumbuhnya rumput-rumput liar. Kesadaran masyarakat untuk merawat jalan masih sangat minim, namun otoritas desa seharusnya berperan untuk menggerakkan sebuah gotong-royong agar kesadaran masyarakat akan pentingnya merawat jalan semakin bertumbuh. Pembangunan jalan yang dilakukan pemerintah namun tidak diiukuti pembangunan saluran air sebenarnya bentuk ketidak seriusan pemerintah dalam membengun desa, karena pembangunan yang setengah-setengah seperti saat ini akan membuat jalan akan cepat mengalami kerusakan. Dan masyarakat akan merasakan kembali seperti zaman tahun 2000 an dengan jalan yang sempit serta asapal yang sudah mulai kasar dipermukaannya dan berlubang disana- sini. Keprihatinan akan kurang baiknya system drainase di Desa ini tidak hanya berpengaruh kepada kerusakan jalan tetapi mempengaruhi warga secara langsung. Setiap hujan lebat datang dengan volume air yang besar dari sebelah barat desa yang memilki dataran lebih tinggi membuat air sering masuk kedalam rumah warga. Genangan air tidak tergenang dalam tempo yang lama seperti halnya dikota-kota besar, namun hal ini cukup merepotkan warga karena harus membersihkan lumpur- lumpur yang dibawa air kedalam rumah mereka. Untuk saat ini jalan belum mempengaruhi kondisi produksi perkebunan masyarakat karena nilai jual komoditi karet dan komoditi kelapa sawit dipengaruhi oleh harga pasar internasional dan tidak dapat ditentukan oleh para agen, namun apabila jalan mengalami kerusakan parah akibat pembiaran jalan tanpa adanya perawatan dapat berakibat buruk terhadap Universitas Sumatera Utara perekonomian warga seperti terputusnya hubungan keluar desa karena jaan yang rusak dan terputus. Kondisi jalan yang cukup baik di Desa marubun Lokkung tidak diikuti oleh pertumbuhan yang ideal dari masyarakat Desa Marubun Lokkung, keadaan ini disebabkan oleh ketergantungan masyarakat akan hasil tanaman keras yakni karet dan kelapa sawit membuat masyarakat sedikit malas untuk mencoba pernghasilan lain. Nilai jual yang sangat dipengaruhi kondisi pasar internasional membuat harga komoditi ini tidak pernah stabil layaknya kurs mata uang, hampir tidak pernah sama, setiap hari selalu berbeda. Ketidakstabilan harga ini selalu merugikan masyarakat secara ekonomi karena harga selalu diluar ekspektasi masyarakat. Ketidakstabilan harga yang merugikan masyarakat dapat terliha dari adanya kenaikan harga barang sekitar 5 namun selang dua atau lima hari harga barang dapat berubah turun hingga 15. Ketidakstabilan harga ini tak jarang menimbulkan kekecewaan masyarakat. Keadaan harga komoditas yang tidak pasti tidak membuat warga beralih ketanaman lain, seperti padi atau tanaman pangan, karena masyarakat telah terbiasa dengan tanaman keras yang proses pengerjaannya tidak seberat tanaman lain seperti tanaman pangan seperti padi atau cabai yang harus bekerja penuh dari siang hingga sore hari dibawah terik matahari, masyarakat Desa Marubun Lokkung telah lama dimanjakan oleh rindangnya pepohoanan karet dan kelapa sawit, sehingga masayarakat enggan beralih ke komoditi lain meskipun kondisi perekonomian internasional tidak stabil yang mengakibatkan kerugian yang besar pada masyarakat Desa itu sendiri. Pola pikir yang masih belum berkembang dengan kesan tidak mau mengambil resiko Universitas Sumatera Utara menjadi cerminan masyarakat pedesaan khususnya masyarakat Desa Marubun Lokkung. Peran pemerintah dalam mendorong gerak perekonomian di Desa sepertinya butuh gerakan yang lebih besar. Motivasi serta dukungan secara intelektual sangat dibutuhkan dalam mengembangkan potensi-potensi yang ada di desa seperti Desa marubun Lokkung ini. masyarakat yang masih belum mengetahui potensi daerahnya seharusnya diberikan pemahaman serta penyadaran akan apa yang dapat dikelola dan menjadi bermanfaat bagi masyarakat Desa. Kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan masyarakat Desa juga diperparah oleh jarak tempuh ke kantor kecamatan Dolok Silau cukup jauh yakni 40 kilometer dengan kondisi jalan yang rusak sangat parah dan jarak ke Ibu kota Kabupaten sekitar 110 kilometer membuat warga enggan apabila ada administrasi yang harus diselesaikan secara individu. Sulitnya menuju kota Simalungun membuat masyarakat beralih ke kota yang aksesnya lebih mudah yakni Kota Lubuk Pakam atau Kota Galang. Kondisi jalan yang lebih baik membuat transportasi menuju kota tersebut lebih banyak mulai kendaraan roda dua maupun roda empat dapat digunakan.

4.2 Sarana dan Prasarana Desa Marubun Lokkung