kesehariannya mengurus tanaman sayur miliknya seperti tanaman terong,kacang panjang dan tanaman-tanaman muda seperti cabe rawit. Anak
sulung informan yang sudah menikah tidak tinggal serumah dengan informan,sedangkan anak kedua yang perempuan masih tinggal serumah
dengan membuka usaha dagang sarapan pagi, sehingga setiap paginya ia berdagang makanan untuk sarapan. Sedangkan anak ketiganya merupakan
laki-laki juga masih tinggal serumah dengan membuka usaha bengkel sepeda motor, sedangkan anak keempat bekerja di kota, da anak kelima, keenam dan
ketujuh masih bersekolah.
b. Sudin Barus
Beliau merupakan seorang suami berusia 55 tahun, yang memilki seorang istri dengan 4 orang anak. 3 orang perempuan dan satu orang laki-
laki. Informan ini bersuku karo, meskipun demikian beliau sejak lahir sudah tinggal di Desa Marubun Lokkung. Kegiatan informan setiap harinya adalah
sebagai penyadap karet, beliau memilki lahan karet yang cukup luas, sehingga beliau memiliki kondisi ekonomi yang cukup bagus untuk standar warga
pedesaan. Dalam kehidupan sosial beliau sudah berinteraksi dengan menggunakan bahasa Simalungun, dan beliau juga saktif dalam mengikuti
kegiatan adat Simalungun setiap ada warga yang sedang mengadakan pesta adat, baik dalam acara adar pernikahan ataupun acara adat kematian. Beliau
sudah seperti orang Simalungun pada umumnya dimana beliau telah menggunaan adat Simalungun, seperti pada pernikahan anak pertama beliau
yang menikah dengan orang asli Simalungun beliau tidak menggunakan acara
Universitas Sumatera Utara
adat suku karo sama sekali. Beliau setiap ada pesta selalu ikut dalam gotong- royong atau dalam bahasa setempat disebut dengan
“marhobas”. Sedangkan istri beliau merupakan seorang Ibu rumah tangga yang sehari-hari ikut dengan
suaminya untuk menyadap karet. Sedangkan dalam kegiatan keagamaan mereka juga rutin datang kegerja juga rajin ikut kegiatan keagamaan lainnya.
Anak kedua informan sudah bekerja sedangkan anak ketiga dan keempat beliau masih duduk di bangku sekolah yang tidak jauh dari Desa Marubun
Lokkung sehingga mereka berangkat ke sekolah dengan menggunakan sepeda motor sendiri yang telah disediakan oeh orang tua mereka, meskipun sebagian
teman mereka menggunakan kendaraan umum. Dalam kesehariannya informan ini juga banyak menghabiskan waktu
di kedai kopi yang ada di desa untuk bergaul dengan warga lainnya untuk berbincang-bincang membahas isu-isu tentang harga-harga komoditas yang
merupakan ciri khas masyarakat pedesaan yang penghasilan utamanya merupakan hasil pertanian, seperti di Desa Marubun Lokkung yang
menghasilkan komoditas karet yag harganya tidak pernah stabil. Dalam kesehariannya yang banyak bersosialisaasi dengan orang banyak ini membuat
informan sudah sangat akrab dengan warga desa lainnya. Kedekatan dengan warga masyarakat desa membuat beliau merasa sangat diuntungkan karena
warga menjadi peduli terhadadirinya dan keluarganya, seeperti apabila informan mengalami sakit warga desa ikut menjenguk ke rumah sakit atau
menjenguk kerumahnya, keaktifannya kegereja juga membuat beliau dibuat
Universitas Sumatera Utara
sebuah acara khusus apabia mengalami sakit, sehingga beliau merasa sangat terbantu oleh warga.
c. Marimun Tarigan