Profil Informan dan Temuan Data di Desa Marubun Lokkung .1 Tokoh Adat Desa Marubun Lokkung Darwin Purba Jhontirwan Damanik

perhatian dari warga desa Marubun Lokkung. Sifat seperti ini sangat perlu dilestarikan agar tercipta hubungan yang baik didalam kehidupan bermasyarakat. 4.5 Profil Informan dan Temuan Data di Desa Marubun Lokkung 4.5.1 Tokoh Adat Desa Marubun Lokkung

a. Darwin Purba

Pengetahuan mengenai adat Simalungun sangat dikuasai oleh informan ini. informan ini berusia 60 tahun dan merupakan seorang tokeh sawit di Desa Marubun Lokkung. Beliau memilki seorang istri dan 6 enam orang anak dengan empat orang laki-laki, dan dua orang perempuan, ia telah memilki delapan orang cucu dari anak pertama, anak kedua, dan anak ketiganya. Meskipun hanya tamatan Sekolah Dasar SD tetapi beliau merupakan orang yang paling sukses dalam bebisnis di Desa ini. Memulai usahanya dengan menjadi agen buah dengan menyewa mobil pick-up orang lain, sekarang beliau telah memiliki empat truck fuso pengangkut sawit, dua mobil pick-up dan mobil minibus. Keahlian dalam berbisnis juga diimbangi dengan kehidupan sosial informan, dimana informan sangat dihormati karena beliau merupakan tokoh adat atau dalam bahasa setempat disebut dengan “gamot’. Setiap ada pesta adat di Desa Marubun Lokkung beliau berperan untuk mengarahkan jalan acara adat sesuai tatacara yang terdapat dalam adat Simalungun. Universitas Sumatera Utara Beliau tidak hanya aktif dalam acara adat tetapi juga aktif dalam bidang agama dimana beliau merupakan pimpinan majelis jemaat “Porhanger” di GKPS Marubun Lokkung. Keseharian beliau saat ini adalah sebagai tokeh sawit, yakni dengan menghitung jumlah timbangan sawit yang akan dikirim langsung ke pabrik minyak kelapa sawit CPO. Istri beliau merupakan seorang Ibu rumah tangga yang kesehariannya beternak ayam dan mengelola kolam ikan. Beliau juga aktif dalam kegiatan wanita Gereja, dan kegiatan sosial lainnya.

b. Jhontirwan Damanik

Informan ini berusia 46 tahun yang keseharian beliau adalah sebagai penyadap karet dari perkebunan karet miliknya. Beliau merupakan seorang tamatan Sekolah Menengah Atas. Beliau memilki seorang istri dan seorang anak perempuan. Istri dari informan ini merupakan seorang Ibu rumah tangga yang terkadang ikut membantu suaminya untuk menyadap karet atau yang sering disebut “manderes”. Kegiatan menyadap karet dilakukan hingga pukul 17.00 WIB. Setelah menyadap karet biasanya informan banayak menghabiskan wakru di kedai kopi dan mengobrol dengan orang-orang yang ada di kedai. Dalam hal perekonomian beliau memang bukan yang terbaik di Desa ini, namun beliau aktif dalam acara-acara adat yang diadakan di Desa Marubun Lokkung dan mengerti bagaimana jalan acara adat Simalungun yang seharusnya sehinggan beliau juga selalu ikut dalam mengarahkan Universitas Sumatera Utara keberlangsungan sebuah acara adat. Beliau tidak hanya aktif dalam kegiatan adat tetapi beliau juga aktif dalam kegiatan keagamaan Kristen Protestan, dimana beliau merupakan seorang sintua dan diembankan tugas sebagai sekretaris jemaat GKPS Marubun Lokkung. Pengetahuan tentang adat Simalungun dan aktif dalam keagamaan membuat beliau dihormati warga Desa Marubun Lokkung.

4.5.2 Warga Desa Marubun yang bukan bersuku Simalungun a. Mano

Informan merupakan salah satu warga Desa Marubun Lokkung yang bukan suku Simalungun yang merupakan suku mayoritas masyarakat Marubun Lokkung. Beliau berusia 57 tahun, informan memiliki seorang istri dengan 7 orang anak, diman laki-laki 3 orang dan perempuan 4 orang. Informan bersuku Jawa. Beliau telah lama tinggal di Desa Marubun Lokkkung yaitu sekitar 32 tahun. Keseharian informan adalah sebagai penyadap karet. Meskipun bersuku jawa tetapi beliau sangat pintar untuk bersosialisasi dengan warga Marubun Lokkung yang dominan bersuku Simalungun, sehingga beliau sudah sangat akrab dengan warga. Keakraban itu ditunjukkan ketika anak sulung beliau menikah 8 tahun yang lalu tidak ada perbedaan yang dibuat oleh warga di Desa Marubun Lokkung, dimana warga marubun Lokkung ikut “marhobas” untuk kelangsungan pesta pernikahan anaknya dan dilakukan margugu setelahnya. Itu menunjukkan bahwa informan sudah sangat dekat dengan warga. Sedangkan istri beliau merupakan seorang Ibu rumah tangga yang Universitas Sumatera Utara kesehariannya mengurus tanaman sayur miliknya seperti tanaman terong,kacang panjang dan tanaman-tanaman muda seperti cabe rawit. Anak sulung informan yang sudah menikah tidak tinggal serumah dengan informan,sedangkan anak kedua yang perempuan masih tinggal serumah dengan membuka usaha dagang sarapan pagi, sehingga setiap paginya ia berdagang makanan untuk sarapan. Sedangkan anak ketiganya merupakan laki-laki juga masih tinggal serumah dengan membuka usaha bengkel sepeda motor, sedangkan anak keempat bekerja di kota, da anak kelima, keenam dan ketujuh masih bersekolah.

b. Sudin Barus