masyarakat ini lebih membutuhkan spesialis pekerjaan lain untuk memenuhi berbagai kebutuhan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dengan meningkatnya
secara bertahap saling ketergantungan fungsional antara berbgai bagian masyarakat heterogen ini memberikan suatu alternative baru untuk sebuah kesadaran kolektif
sebagai dasar solidaritas sosial yang dinaamakan solidaritas organis yang berkembang pada masyarakat modern. Johnson 1988:187
2.3 Gemeinschaft Ferdinand Tonnies
Gemeinschaft diasosiasikan dengan konsep kelompok atau asosiasi.
Gemeinschaft merupakan situasi yang berorientasi pada nilai, aspiratif, memilki peran
dan terkadang sebagai kebiaaan asal yang mendominasi kekutan sosial. Gemeinschaft lahir dari dalam individu, keinginan untuk berhubungan didasarkan atas kesamaan
dalam keinginan dan tindakan. Kesamaan individu dalam hal ini merupakan factor penguat hubungan sosial, yang kemudian diperkuat dengan adanya hubungan
emosional serta interaksi antar individu. Tonnies memaparkan Gemeinschaft merupakan wessenwill, yaitu bentuk-bentuk kehandak, baik dalam arti positif maupun
negative, yang berakar pada manusia dan diperkuat oleh agama dan kepercayaan, yang berlaku didalam bagian tubuh dan perilaku atau kekuatan naluriah, jadi
wessenwill itu sudah merupakan kodrat manusia yang timbul dari keseluruhan
kehidupan alami. Sztompka, 1994 dalam Nanang Martono 2011: 45 Tonnies membedakan gemeinschaft menjadi tiga jenis. Pertama gemeinschaft
by blood , yaitu gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ikatan darah atau ketururan.
Universitas Sumatera Utara
Pertumbuhannya serta ikatan kekerabatan masyarakat yang semacam ini makin lama makin menipis. Kedua, gemeinschaft of place locality, yaitu gemeinschaft yang
mendasarkan diri pada tempat tinggal yang saling berdekatan, sehingga dimungkinkan untuk terjadinya saling, misalnya ikatan yang terbentuk karena adanya
suatu wilayah tempat tinggal, satu RT, satu desa atau satu kompleks perumahan. Ketiga, gemeinschaft of mind, yaitu gemeianschaft yang mendasarkan diri pada
ideology atau pikiran yang sama, misalnya individu yang tergabung dalam satu Negara, partai politik, atau satu keyakinan agama Sztompka, 1994dalam Nanang
Martono 2011: 46
2.3 Gotong royong
Gotong royong merupakan kegiatan sosial kemasyarakatan yang berorientasi pada tindakan untuk saling meringankan beban pekerjaan. Perilaku masyarakat dalam
kegiatan gotong royong menunjukkan bentuk solidaritas dalam kelompok masyarakat tersebut. gotong royong merupakan ciri budaya banga Indonesia yang berlaku secara
turun temurun sehingga membentuk perilaku sosial yang nyata dalam tata nilai kehidupan sosial. Nilai tersebut membuat kegiatan gotong royong selalu terbina
dalam kehidupan komunitas sebagai suatu warisan budaya yang patut untuk dilestarikan. Aktifitas gotong royong dilakukan oleh warga komunitas baik pedesaan
maupun perkotaan. Meski demikian masing-masing memiki nilai yang berbeda. Aktifitas gotong royong sudah banyak dipengaruhi oleh materi dan system upah,
Universitas Sumatera Utara
sedangkan di pedesaan gotong royong dilakukan sebagai solidaritas antar sesama masyarakat sebagai satu kesatauan wilayah atau kekerabatan.
2.3 Nilai dan Norma