29 V = volume NaOH dalam peniteran ml
N = Normalitas NaOH M = Bobot contoh gr
200 = Bobot molekul asam laurat
3.4.2 Analisa Kadar Air
1. Menimbang sampel sebanyak 5 gram 2. Mencatat berat sampel berat awal
3. Dipanaskan dalam oven pada suhu 105 C selama satu jam
4. Didinginkan dalam desikator selama ½ jam 5. Menimbang botol yang berisi sampel tersebut
6. Diulangi pemanasan dan penimbangan sampai diperoleh berat yang tetap 7. Mencatat berat sampel berat akhir
3.4.3 Analisa Bilangan Peroksida
1. Menimbang minyak seberat 5 gram, kemudian dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer 250 ml. 2.
Ditambahkan 10 ml kloroform dan dilarutkan contoh dengan cara menggoyangkan erlenmeyer dengan kuat.
3. Ditambahkan 15 ml asam asetat glasial dan 1 ml larutan kalium iodida
jenuh. 4.
Ditutup erlenmeyer dan dikocok kira-kira 5 menit ditempat gelap pada suhu 15
o
C – 25
o
C. 5.
Tambahkan 75 ml air suling dan kocok dengan kuat 6.
Dititrasi dengan larutan standar natrium thiosulfat 0,02 N dengan larutan kanji sebagai indikator
7. Dilakukan penetapan blanko
8. Dilakukan penetapan duplo
9. Hitung bilangan peroksida dalam contoh
Vo = Volume dari natrium thiosulfat untuk titrasi blanko ml V1 = Volume dari larutan natrium thiosulfat untuk titrasi contoh ml
30 N = Normalitas larutan standar natrium thiosulfat yang digunakan
M = berat contoh
3.4.4 Bilangan Iodin
1. Menimbang dengan teliti sejumlah contoh berdasarkan bilangan iod dari
contoh kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer bertutup asah. 2.
Ditambahkan 15 ml pelarut sikloheksan:asam asetat, 1:1 dengan menggunakan gelas ukur untuk melarutkan lemak.
3. Ditambahkan 25 ml larutan wijs dengan menggunakan pipet gondok
kemudian erlenmeyer ditutup 4.
Simpan selama 1-2 jam dalam ruangan gelap selama 1 jam. 5.
Ditambahkan 10 ml larutan KI 20 dan 100 ml air suling. Erlenmeyer ditutup segera, kocok dan titrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 N dan
larutan kanji sebagai indikator. 6.
Dilakukan penetapan duplo. 7.
Dilakukan peetapan blanko. 8.
Dihitung bilangan iod dalam sampel.
3.4.5 Analisa Berat Jenis