39
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kecamatan Medan Amplas adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan. Kecamatan ini mempunyai 7 kelurahan, yaitu Amplas, Sitirejo, Sitirejo III, Timbang
Deli, Harjosari, Harjosari II, dan Bangun Mulia. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Timbang Deli.Kelurahan ini terletak di Jl. Balai Desa No. 17 Medan.
Daerah ini secara fisik telah mengalami perkembangan dengan adanya sarana dan prasarana kota seperti air bersih, kesehatan, pendidikan, penerangan, pabrik-pabrik
dan lain-lain. Kelurahan Timbang Deli memiliki 15 lingkungan dan dikepalai oleh seorang lurah.Berdirinya Kelurahan Timbang Deli hingga tahun 1973 secara
administrasi merupakan wilayah dari Kecamatan Patumbak, Deli Serdang. Namun, sejak tahun 1974 hingga sekarang ini, secara administrasi menjadi Kelurahan
Timbang Deli yang berada dalam wilayah administratif kotamadya Medan. Letak Kelurahan Timbang Deli berdekatan dengan terminal terpadu Amplas
dan berbatasan dengan Deli serdang yang merupakan gerbang masuk menuju ibukota provinsi Sumatera Utara, yaitu kota Medan. Pantaslah jika daerah ini menjadi ramai
dan menjadi tempat bertemunya berbagai suku bangsa, sehingga di daerah ini dapat ditemukan beragam suku bangsa atau menjadi multi etnis, sedangkan suku bangsa
asli yaitu suku bangsa Melayu lebih banyak berada di daerah Patumbak, Si Gara-gara dan Lantasan. Sedikit sekali bahkan hampir dikatakan tidak ada lagi suku bangsa
Melayu yang bertahan di Kelurahan Timbang Deli. Hal ini berarti bahwa hampir seluruh penduduk di kelurahan ini berasal dari pendatang bukan dari suku bangsa
Universitas Sumatera Utara
40 aslinya, sekalipun mereka telah memiliki identitas sebagai penduduk di Kelurahan
Timbang Deli dan telah lama menetap di Kelurahan ini.
4.2 Sejarah Lokasi
Kelurahan Timbang Deli berdiri sekitar tahun 1950. Pada awalnya Timbang Deli merupakan daerah hutan yang kemudian dibuka oleh masyarakat. Masyarakat
yang pertama sekali membuka hutan tersebut adalah masyarakat yang beretnis Melayu. Menurut kisah, Timbang Deli pertama sekali bernama “Sinong Rejo” dalam
bahasa Jawa, yang artinya “Senang Makmur” atau “Suka Makmur”. Perubahan nama terjadi dimulai pada tahun 1965, saat itu terjadi konflik tanah didaerah Kecamatan
Patumbak. Konflik tanah tersebut terjadi karena tidak adanya batasan kepemilikan tanah yang jelas. Kepemilikan tanah pada waktu itu dilakukan dengan cara yang
sangat sederhana, yaitu dengan melemparkan biji pinang. Biji pinang dilempar sejauh mungkin, dimana biji pinang itu jatuh maka secara otomatis tempat jatuhnya
biji pinang itu menjadi batas tanah dari orang yang melemparkan biji pinang tersebut dan tanah itu menjadi haknya. Tanah yang telah menjadi hak si pelempar tersebut
selanjutnya disebut sebagai “ajuang ambo” dalam bahasa Melayu yang artinya milik saya, ini maksudnya orang tersebut berhak atas kepemilikan tanah tersebut.
Kepemilikan sumberdaya dengan cara seperti itu akhirnya menimbulkan masalah, karena batas-batas tanah yang tidak jelas dan tidak memiliki legitimasi
hukum yang menguatkan kepemilikan. Akibatnya sering terjadi perselisihan yang disebabkan karena kepemilikan yang tidak jelas tersebut. Menurut cerita, penyebab
permasalahan tersebut berawal dari si Gara-gara. Dia melemparkan sebuah tombak untuk membuat batas tanahnya dan tombak yang dilemparkannya itu ternyata sangat
jauh sekali jatuhnya. Hal ini membuat banyak pihak yang tidak senang, sehingga
Universitas Sumatera Utara
41 terjadilah konflik yang berlangsung lama dan terjadi kesepakatan diantara mereka.
Pada saat perdamaian dilakukan, dicapailah satu kesepakatan berdasarkan musyawarah, yaitudisepakatinya tempat si Gara-gara melemparkan tombak
dinamakan Desa Sigara-gara. Lalu tempat melintasnya tombak dinamakan Desa Lantasan, serta tempat jatuhnya tombak dinamakan Desa Patumbak. Sedangkan
tempat berlangsungnya perdamaian dinamakan Desa Timbang Deli. Desa Timbang Deli inilah kemudian yang menjadi jantung dari Kelurahan Timbang Deli sekarang.
Sejak saat itu, perdamaian mengenai perebutan lahan dan konflik akibat penguasaan tanah seperti dalam cerita tersebut tidak pernah terjadi lagi hingga sekarang ini.
Masyarakat asli Kelurahan Timbang Deli ini adalah masyarakat beretnis Melayu, akan tetapi sekarang ini telah banyak pendatang yang masuk ke daerah
Timbang Deli sehingga hampir tidak ada lagi masyarakat yang beretnis Melayu yang tinggal di Kelurahan Timbang Deli. Masyarakat aslinya lebih banyak berada dan
tinggal di daerah Patumbak, sedangkan Kelurahan Timbang Deli lebih banyak ditinggali oleh para pendatang, karena di Kelurahan Timbang Deli banyak terdapat
pabrik-pabrik industri. Pendatang umumnya bekerja sebagai buruh industri, hampir 60 dari mereka menempati ruang di Kelurahan Timbang Deli.
4.3 Keadaan Geografis