Respon Konatif Masyarakat Dalam Program FDS

70 Tabel 5.17 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Mengenai Kelanjutan Program FDS No. Kategori Frekuensi Persentase 1 Setuju 34 100 2 Kurang setuju 3 Tidak setuju Jumlah 34 100 Sumber: Kuesioner 2016 Berdasarkan tabel 5.17 diatas dinyatakan seluruh responden yang berjumlah 34 orang 100 setuju bila program FDS ini dilanjutkan.Para peserta sebagian besar sudah merasakan manfaat dalam mengikuti program ini. “Jika program ini terus dilanjutkan, maka semakin luas juga pemahaman kami dalam bertindak untuk memahami tingkah laku yang baik dalam keluarga.”, ungkap Sarmauli 20 tahun. Diharapakan dengan berlanjutnya program FDS ini di kelurahan Timbang Deli kecamatan Medan Amplas, maka dapat membawa pengaruh yang positif di lingkungan mereka terkhusus bagi keluarga. Jika pola pikir berkembang tentu akan membawa kehidupan mereka lebih maju dari masa sekarang.

5.2.3 Respon Konatif Masyarakat Dalam Program FDS

Konatif merupakan respon yang berhubungan dengan perilaku nyata yang meliputi tindakan atau perbuatan. Respon konatif masyarakat dalam pelaksanaan program Family Development Session FDS di Kelurahan Timbang Deli Kecamatan Medan Amplas meliputi perilaku masyarakat dalam menerima program FDS, apakah Universitas Sumatera Utara 71 mendukung, netral ataupun menolak. Peneliti menjabarkan variabel kedalam 6 indikator yang mewakili respon konatif masyarakat dan diuraikan dalam tabel-tabel berikut ini: Tabel 5.18 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kehadiran Dalam Pertemuan Kelompok No. Kategori Frekuensi Persentase 1 Selalu 32 94,1 2 Kadang-kadang 2 5,9 3 Tidak pernah Jumlah 34 100 Sumber: Kuesioner 2016 Tingkat kehadiran para peserta merupakan salah satu bentuk perilaku mereka dalam mendukung program FDS. Berdasarkan tabel 5.18 dapat dilihat hampir seluruh responden, yaitu sebanyak 32 orang 94,1 selalu hadir dalam setiap pertemuan kelompok. Banyak tanggapan yang diberikan oleh para responden mengenai permasalahan kehadiran ini dan salah satunya tanggapan dari Ibu Tiorasma Panjaitan 44 tahun, “Saya selalu hadir dan selalu tepat waktu di setiap pertemuan kelompok yang dilaksanakan tiap bulan.Kalau tidak mau didenda, ya hadirlah selalu”. Sementara itu ada 2 orang responden 5,9 yang kadang-kadang hadir dalam pertemuan kelompok. Sebenarnya sungguh disayangkan karena pertemuan kelompok hanya diadakan sekali dalam satu bulan, seharusnya para peserta bisa memanfaatkan waktu yang ada.Diharapakan para peserta yang masih jarang hadir boleh semakin rajin dalam mengikuti pertemuan kelompok. Universitas Sumatera Utara 72 Tabel 5.19 Distribusi Frekuensi Keaktifan Responden Dalam Menanggapi Pertanyaan Dari Pendamping No. Kategori Frekuensi Persentase 1 Selalu 18 53 2 Kadang-kadang 16 47 3 Tidak pernah Jumlah 34 100 Sumber: Kuesioner 2016 Dalam hal ini para peserta juga dituntut untuk bisa percaya diri dalam menyampaikan pendapat mereka masing-masing.Hal itu bisa dibuktikan dengan aktifnya peserta dalam menanggapi pernyataan maupun pertanyaan dari pendamping.Berdarkan tabel 5.19 diatas, responden yang selalu aktif dalam menanggapi pertanyaan dari pendamping adalah sebanyak 18 orang 53.Seperti yang dikutip dari pernyataan Ibu Hotria Sitohang 36 tahun, “Saya aktif kalau ditanya sama pendamping karena itu kan berdasarkan apa yang Saya alami dalam keluarga.Arahan yang dikasih pendamping jadi bisa Saya terapkan juga”. Selain itu ada 16 orang responden 47 yang kadang-kadang atau jarang menanggapi pertanyaan dari pendamping dan tidak ada responden yang tidak pernah sama sekali menanggapi pertanyaan dari pendamping. Sebagian responden yang hanya terkadang menanggapi pertanyaan dari pendamping adalah mereka yang memiliki masalah dalam rasa percaya diri mereka.“Saya sebenarnya mau menanggapi pertanyaan pendamping, tapi kadang takut salah.Ya, ga percaya diri”, ungkap Nurhaida 35 tahun. Universitas Sumatera Utara 73 Tabel 5.20 Distribusi Frekuensi Intensitas Responden Dalam Menerapkan Hasil Pembelajaran No. Kategori Frekuensi Persentase 1 Selalu 20 58,8 2 Kadang-kadang 14 41,2 3 Tidak pernah Jumlah 34 100 Sumber: Kuesioner 2016 Suatu pembelajaran tentu akan sia-sia bila tidak diterapkan, seperti masyarakat di kelurahan Timbang Deli kecamatan Medan Amplas yang mengikuti program FDS. Berdasarkan tabel 5.20 diatas dapat dilihat bahwa belum seluruh responden dapat menerapkan hasil pembelajaran di rumah mereka. Responden yang selalu menerapkannya berjumlah 20 orang 58,8, responden yang kadang-kadang menerapkannya berjumlah 14 orang 41,2 dan tidak ada responden yang tidak pernah sama sekali menerapkannya di rumah. Responden yang selalu menerapkan hasil pembelajaran di rumah adalah mereka yang sudah memiliki kesadaran akan pentingnya usaha dalam meningkatkan kesejahteraan keluarganya. “Saya punya 3 orang anak dan sikap mereka selalu berubah setiap harinya.Untuk itu Saya akan giat menerapkan pembelajaran agar anak-anak di rumah jadi mudah diatur”, ungkap Ibu Asni 47 tahun. Di sisi lain, responden banyak menyatakan bahwa pekerjaan mereka menjadi alasan bagi mereka sehingga jarang untuk menerapkannya, selain itu mereka juga kurang percaya diri untuk menerapkannya dalam keluarga. Universitas Sumatera Utara 74 Tabel 5.21 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perubahan Positif Yang Dirasakan No. Kategori Frekuensi Persentase 1 Ya 18 53 2 Kadang-kadang 16 47 3 Tidak Jumlah 34 100 Sumber: Kuesioner 2016 Hasil penerapan pembelajaran tentu akan menghasilkan perubahan yang positif maupun negatif, tergantung pada penerapan yang dilakukan. Berdasarkan tabel 5.21 responden yang selalu merasakan perubahan positif setelah merapkan hasil pembelajaran adalah 18 orang 53.“Saya menerapkan pembelajaran ini kepada anak Saya. Sebelumnya dia agak susah diatur, namun Saya coba lebih mengerti anak Saya dan belakangan ini dia jadi selalu tepat waktu pulang sekolah langsung ke rumah. Ya, positif lah perubahannya”, jelas Ibu Ariyati 43 tahun. Di sisi lain terdapat 16 orang responden 47 yang kadang-kadang merasakan perubahan positif dan tidak ada responden yang tidak pernah sama sekali merasakan perubahan positif setelah menerapkan pembelajaran terhadap keluarganya. Ibu Linda Silalahi 45 tahun mengungkapkan, “Penerapan yang saya lakukan dalam keluarga, tidak semuanya dapat berjalan dengan baik.Jadi Saya belum merasakan perubahan positif yang sepenuhnya”.Untuk memperoleh perubahan yang positif tentunya harus didukung dengan usaha yang giat pula karena tidak ada hasil yang mengkhianati usaha. Universitas Sumatera Utara 75 Tabel 5.22 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemahaman Menjadi Orangtua Yang Lebih Baik No. Kategori Frekuensi Persentase 1 Ya paham 25 73,5 2 Kurang paham 8 23,5 3 Tidak paham 1 3 Jumlah 34 100 Sumber: Kuesioner 2016 Setiap orangtua belum tentu paham menjadi orangtua yang baik bagi anaknya. Oleh sebab itu indikator ini juga menentukan apakah program FDS ini berhasil mengubah pola pikir dan perilaku peserta untuk bisa menjadi orangtua yang lebih baik. Berdasarkan tabel 5.22 diatas, 25 orang responden 73,5 menyatakan sudah paham bagaimana menjadi orangtua yang lebih baik. “Pendamping memberikan materi pembelajaran yang baik dengan memberikan tips-tips bagaimana cara mendidik anak yang benar sehingga Saya dan anak Saya bisa saling menunjukkan perasaan kasih sayang”, ujar Ibu Linda Silalahi 45 tahun. Peneliti juga melihat pendamping memberikan penjelasan yang sangat mudah dimengerti bagi para ibu peserta dengan menyertakan film pendek sebagai contoh kasus. Disisi lain terdapat 8 orang responden 23,5 yang kurang paham dan 1 orang responden 3 yang tidak paham bagaimana menjadi orangtua yang lebih baik. Adapun alasan mereka adalah karena mereka kurang mengerti tentang materi yang disampaikan sehingga tidak memahami dengan baik. Selain itu ego yang terlalu tinggi dalam diri para Ibu juga menjadi penghalang untuk memahami anak. Universitas Sumatera Utara 76 Tabel 5.23 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepercayaan Diri Dalam Penerapan Pembelajaran No. Kategori Frekuensi Persentase 1 Ya 25 73,5 2 Kadang-kadang 8 23,5 3 Tidak 1 3 Jumlah 34 100 Sumber: Kuesioner 2016 Berdasarkan tabel 5.23 sebagian besar responden sudah merasakan kepercayaan diri dalam menerapkan materi pembelajaran, yaitu 25 orang responden 73,5. Ibu Masdiana Harianja 50 tahun mengungkapkan, “Saya ingin menerapkan materi ini di dalam kehidupan keluarga Saya agar menjadi keluarga yang bahagia, maka Saya harus percaya pada diri Saya untuk mampu menerapkannya bersama dengan keluarga”. Responden yang kadang-kadang merasa percaya diri berjumlah 8 orang 23,5 dan responden yang tidak merasa percaya diri berjumlah 1 orang 3. Adapun alasan para responden yang belum bahkan tidak percaya diri diantaranya karena kurangnya pemahaman tentang materi yang disampaikan, sehingga sulit menerapkannya dalam keluarga.“Saya sulit memahami perilaku anak-anak Saya dan Saya kurang sejalan kurang sependapat dengan suami Saya sehingga Saya tidak percaya diri”. Dukungan dari anggota keluarga, khususnya suami bagi responden tentunya sangatlah mendukung timbulnya rasa kepercayaan diri. Adanya rasa percaya diri belum tentu berhasil menerapkan pembelajaran, apalagi tidak ada rasa percaya diri sama sekali. Universitas Sumatera Utara 77

5.3 Analisis Kuantitatif Responden Dalam Pelaksanaan Program FDS