Respon Afektif Masyarakat Dalam Program FDS

65

5.2.2 Respon Afektif Masyarakat Dalam Program FDS

Pengukuran berikutnya yang berkenaan dengan respon masyarakat dalam pelaksanaan program FDSadalah melalui respon afektif masyarakat.Afektif merupakan respon yang berhubungan dengan emosi, sikap, dan penilaian seseorang terhadap sesuatu. Respon afektif masyarakat dalam pelaksanaan program Family Development Session FDS di Kelurahan Timbang Deli Kecamatan Medan Amplas meliputi penilaian masyarakat saat menjalani program FDS, apakah masyarakat menerima atau menolak program ini. Peneliti menjabarkan variabel kedalam 6 indikator yang mewakili respon afektif masyarakat dalam tabel-tabel berikut ini: Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Penilaian Responden Mengenai Pelaksanaan Program FDS No. Kategori Frekuensi Persentase 1 Baik 34 100 2 Kurang baik 3 Tidak baik Jumlah 34 100 Sumber: Kuesioner 2016 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.12 dapat dilihat bahwa seluruh responden yang berjumlah 34 orang menyatakan pelaksanaan program FDS sudah berjalan dengan baik. Hal ini membuktikan program ini memberikan kontribusi yang baik bagi para peserta program.Salah satu responden, Masdiana 50 tahun memberikan pendapat, “Program ini sangat mendukung dalam kehidupan rumah tangga Saya dengan terciptanya kerja sama yang baik antara saya sebagai orangtua dan anak Saya.” Universitas Sumatera Utara 66 Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Mengenai Sosialisasi Program FDS No. Kategori Frekuensi Persentase 1 Baik 34 100 2 Kurang baik 3 Tidak baik Jumlah 34 100 Sumber: Kuesioner 2016 Sosialisasi yang baik akan mendukung penilaian awal masyarakat dalam menerima program ini.Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.13 dapat dilihat bahwa seluruh responden yang berjumlah 34 orang menyatakan sosialisasi program FDS sudah berjalan dengan baik. Hal ini membuktikan bahwa pihak-pihak yang terkait dalam program ini menyampaikan informasi dengan baik kepada para peserta.Adapun sosialisasi mengenai program FDS ini disampaikan langsung oleh fasilitator, yaitu pendamping.“Banyak arahan dan manfaat yang baik untuk anak- anak dan keluarga Saya”, jelas Rohani 52 tahun. Universitas Sumatera Utara 67 Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Mengenai Lama Waktu Dalam Pertemuan Kelompok No. Kategori Frekuensi Persentase 1 Cukup 32 94,1 2 Kurang cukup 2 5,9 3 Tidak cukup Jumlah 34 100 Sumber: Kuesioner 2016 Lama waktu durasi dalam pertemuan kelompok menentukan efektif atau tidaknya pembelajaran antara pendamping dengan peserta program. Adapun lama waktu pembelajaran yang ditentukan dalam setiap pertemuan kelompok adalah 2 jam. Berdasarkan tabel 5.14 dapat dilihat 32 orang responden 94,1 menyatakan bahwa lama waktu dalam pertemuan kelompok sudah cukup. “Saya rasa pertemuan selama 2 jam sudah cukup karena sudah banyak pembahasan yang dapat diterangkan oleh pendamping”, jelas salah seorang responden, Romauli 37 tahun. Selain itu ada 2 orang responden 5,9 yang menanggapi lama waktu dalam pertemuan kelompok tersebut kurang cukup dan tidak ada responden yang menanggapi lama waktu tidak cukup. Merita 35 tahun menanggapi, “Banyak permasalahan dalam keluarga, tentang cara bersikap terhadap sesuatu terkhusus kepada anak. Saya rasa tidak masalah waktunya ditambah berhubung waktu pertemuan hanya satu kali dalam sebulan.Dengan begitu banyak permasalahan yang bisa dibahas.” Universitas Sumatera Utara 68 Tabel 5.15 Distribusi Frekuensi Penilaian Responden Mengenai Tugas Pendamping No. Kategori Frekuensi Persentase 1 Sudah baik 34 100 2 Kurang baik 3 Tidak baik Jumlah 34 100 Sumber: Kuesioner 2016 Peran fasilitator sangat penting dalam berjalannya suatu program, terkhusus dalam program FDS di kelurahan Timbang Deli kecamatan Medan Amplas.Peran pendamping sebagai fasilitator menentukan sukses atau tidaknya pelaksanaan program ini.Berdasarkan tabel 5.15 diatas dijelaskan bahwa seluruh responden yang berjumlah 34 orang menyatakan pendamping sudah menjalankan tugasnya dengan baik.Ibu Delima Sihombing 49 tahun menerangkan, “Pendamping selalu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan selalu tanggap terhadap masalah yang kami alami.Selain itu dia selalu tepat waktu dalam pertemuan kelompok”. Universitas Sumatera Utara 69 Tabel 5.16 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Mengenai Sanksi Bagi Anggota Yang Tidak Hadir No. Kategori Frekuensi Persentase 1 Setuju 28 82,3 2 Kurang setuju 4 11,8 3 Tidak setuju 2 5,9 Jumlah 34 100 Sumber: Kuesioner 2016 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang berjumlah 28 orang 82,3 setuju dengan diadakannya sanksi bagi anggota yang tidak hadir. “Perlu ada sanksi bagi yang tidak bisa hadir, apalagi tanpa ada alasan yang jelas.Diharapkan teman-teman bisa lebih rajin lagi datang dalam setiap pertemuan kelompok”, ujar Sarmauli 42 tahun. Sementara itu ada 4 orang responden 11,8 yang menanggapi kurang setuju dan 2 orang responden 5,9 yang menyatakan tidak setuju adanya sanksi. Mereka menganggap hal tersebut kurang adil dengan alasan pekerjaan dan lain sebagainya. Pendamping menjelaskan sebenarnya ketidakhadiran ini bisa dimaklumi bila anggota membuat alasan yang bisa diterima atau dengan mengirim anggota keluarganya yang lain untuk menggantikan mengikuti pertemuan kelompok. Dengan demikian peserta tersebut tidak akan ketinggalan informasi ataupun pembelajaran terkait dengan pertemuan berlangsung. Universitas Sumatera Utara 70 Tabel 5.17 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Mengenai Kelanjutan Program FDS No. Kategori Frekuensi Persentase 1 Setuju 34 100 2 Kurang setuju 3 Tidak setuju Jumlah 34 100 Sumber: Kuesioner 2016 Berdasarkan tabel 5.17 diatas dinyatakan seluruh responden yang berjumlah 34 orang 100 setuju bila program FDS ini dilanjutkan.Para peserta sebagian besar sudah merasakan manfaat dalam mengikuti program ini. “Jika program ini terus dilanjutkan, maka semakin luas juga pemahaman kami dalam bertindak untuk memahami tingkah laku yang baik dalam keluarga.”, ungkap Sarmauli 20 tahun. Diharapakan dengan berlanjutnya program FDS ini di kelurahan Timbang Deli kecamatan Medan Amplas, maka dapat membawa pengaruh yang positif di lingkungan mereka terkhusus bagi keluarga. Jika pola pikir berkembang tentu akan membawa kehidupan mereka lebih maju dari masa sekarang.

5.2.3 Respon Konatif Masyarakat Dalam Program FDS